Seperti janjinya kemarin, Iqbaal benar-benar tidak bekerja hari ini. Ia menepati janjinya pada istrinya yang kini tengah asik menonton film.
"Mau nonton aja gitu kamu? Gak makan dulu atau mau ngemil?" Tanya Iqbaal dan dibalas gelengan oleh (Namakamu).
"Seenggaknya kamu makan gitu, sayang. Biar ada isinya."
"Iya nanti, belum juga zuhur. Nanti abis zuhur aku makan." Sahut (Namakamu).
Iqbaal menggeleng kecil. Ia mengambil ponselnya lalu membuka aplikasi transportasi online untuk memesan makanan. Ia memberikan ponselnya pada (Namakamu) agar istrinya itu memesan sesuatu disana.
"Apa?" Tanya (Namakamu).
"Kamu makan dulu, sayang. Kasian dedeknya kalo kamu gak makan."
"Aku pesen seblak boleh?"
Iqbaal berdecak sebal, "Ya gak seblak juga."
"Ya terus apaa? Aku belum mau makan, A'."
"Yang lain, sayang. Jangan yang pedes-pedes."
(Namakamu) mengerucutkan bibirnya. Ia kembali memilih makanan yang ia inginkan. Tangannya tergulir untuk melihat beberapa menu makanan yang tertera dalam layar ponsel Iqbaal.
"Richeese deh, A'. Level lima tapi."
Iqbaal mencubit kedua pipi (Namakamu) dengan gemas, "Enggak ya, sayangku."
"Ah gak tau! Terserah A'a aja deh!"
Iqbaal tertawa pelan lalu mengambil alih ponselnya. Ia memesan dua paket Richeese dengan level dua dan tiga. Yang pasti ia tidak akan menuruti kemauan istrinya yang cantik itu kali ini.
"A'a pesenin Richeese tapi level tiga. Gak boleh protes ya, sayang."
"Hm."
"Minumnya mau apa? Chattime atau Haus?"
"Chattime aja."
Iqbaal mengecup sekilas pipi (Namakamu) lalu ia kembali memilih minuman itu, "Mango smothies atau chocolate hazelnut milk tea?"
"Aku lagi pengen yang asem-asem, Mango aja."
Iqbaal mengangguk kemudian membayar pesanan mereka. Sembari menunggu pesanan, (Namakamu) sesekali mengadu kepada Iqbaal jika pipinya bertambah lebar. Hal itu justru membuat Iqbaal tertawa.
"Ya gapapa, Aku jadi makin gemes sama kamu." Ujar Iqbaal yang membuat (Namakamu) mengerucutkan bibirnya.
"Tapi gembul banget, A'!"
"Tetep cantik, sayang. Itu kan wajar buat ibu hamil."
(Namakamu) membuang nafasnya pelan. Iqbaal terkekeh kemudian ia mengelus perut (Namakamu). Sesekali juga mencium perut (Namakamu). Melihat itu (Namakamu) terkekeh pelan. Ia tersenyum ketika Iqbaal mengajak ngobrol kandungannya.
"Jangan nyusahin Ayah ya, Dek. Bunda kamu tuh lagi sensitif. Ayah sampe pusing." Rengek Iqbaal.
"Apa sih, A'! Aku nyusahin ya?!"
"Gak gitu, sayang. Enggak nyusahin."
(Namakamu) menatap Iqbaal sinis, "Tadi kamu bilang, kamu sampe pusing gitu!"
"Engga bercanda sayang. Kamu gak nyusahin aku kok." Ujar Iqbaal sembari menciba memeluk istrinya.
(Namakamu) menolak serta meronta saat Iqbaal memeluk dirinya. Ia menatap Iqbaal kesal, wajahnya ia alihkan ke lain arah agar tidak berhadapan dengan Iqbaal. Lelaki itu menatap (Namakamu) dengan melas, berharap agar istrinya memaafkannya.
![](https://img.wattpad.com/cover/185691785-288-k416918.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Rich Bucin - IDR [END]✔️
Fiksi PenggemarKalau ketemu CEO kaya, terus ternyata suka sama kamu dan dia bucin banget sama kamu. gimana ya? Bucin New Version✨