twenty

9.4K 876 46
                                    

Sudah tiga bulan usia kehamilan (Namakamu). Jelas itu membuat (Namakamu) merasakan morning sickness. Sudah beberapa hari (Namakamu) mengeluh suka mual dan hal itu membuat Iqbaal panik.

Tidak menutup kemungkinan kalau (Namakamu) juga sudah mengalami fase ngidam yang membuat Iqbaal kewalahan. Seperti sekarang ini.

"Sebentar doang sayang, aku ada meeting. Habis meeting aku buru-buru pulang deh."

(Namakamu) menggelengkan kepalanya, bibirnya mengerucut. "Gak boleh A'! A'a gak boleh kemana-mana, dirumah aja!"

"Iya sayang, denger dulu A'anya. Aku mau meeting dulu bentaaarrrr banget, ya?"

"Gak mau! A'a disini aja ihh." Rengek (Namakamu) yang membuat Iqbaal semakin tidak tega.

"Bentar aja, Ya? A'a meeting dulu, nih sekarang 'kan jam setengah delapan, A'a usahain pulang jam setengah sembilan atau paling lama jam setengah sepuluh deh ya?"

Iqbaal mengelus rambut (Namakamu) dengan lembut. Istrinya itu masih memeluk lengannya dengan erat. Sebenarnya Iqbaal tidak mau berangkat kerja, toh ini perusahaannya. Tapi hari ini ada meeting penting dengan beberapa pemegang saham, jadi mau tidak mau dirinya harus hadir.

"A'a bohong! Kemarin juga bilangnya gitu! Jam sembilan pulang, tau-taunya jam satu. Gak boleh, A'a gak boleh kemana-mana!" Ujar (Namakamu) sembari mengeratkan pelukan pada lengan Iqbaal.

Iqbaal menghela nafasnya pelan. Ia memejamkan matanya lalu tangannya terulur untuk memeluk tubuh sang istri. Iqbaal memberikan kecupan ringan di kening (Namakamu).

"Janji deh, sebentar aja aku meeting nya. Gak lama, nanti buru-buru pulang deh." Ucap Iqbaal sembari menenangkan istrinya.

(Namakamu) dengan paksa melepaskan pelukan Iqbaal, "Yaudah lah! Terserah A'a!"

Kemudian ia memasuki kamar dengan langkah yang di hentak. Iqbaal yang melihat hanya bisa menghembuskan nafasnya. Seandainya meeting nya itu masih bisa di wakilkan oleh bawahannya, maka Iqbaal akan melakukan itu daripada meninggalkan istrinya.

"A'a berangkat ya!!" Teriak Iqbaal.

.
.
.

Sudah pukul sebelas dan Iqbaal belum kembali ke rumah. Karena merasa bosan akhirnya (Namakamu) memutuskan untuk pergi ke pusat perbelanjaan. Dirinya sedang ingin membeli baju bayi.

"Bi, nanti kalo Iqbaal pulang bilangin saya lagi pergi ya."

Bi Illa mengangguk patuh lalu tersenyum tulus kepada majikannya, "Iya, nanti bibi sampein kalo bapak udah pulang."

"Yaudah kalo gitu saya pergi dulu ya. Assalamualaikum."

"Waalaikumsalam."

Setelah pamit (Namakamu) segera memasuki mobil yang dipesan melalui aplikasi transportasi online. Padahal ia bisa saja meminta tolong Pak Rasid untuk mengantarnya, tapi dirinya sedang mau me time akibat ulah Iqbaal yang membuatnya menjadi bosan.

"Siang, Bu." Sapa supir itu kepada (Namakamu).

"Siang juga, Pak."

"Ke senayan city ya, Bu?"

"Iya pak."

Mobil pun berjalan ke arah pusat perbelanjaan tersebut.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Rich Bucin - IDR [END]✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang