twelve

11K 984 37
                                    

Hari terakhir di City Of Light atau kota Paris yang berada di negara Perancis. (Namakamu) rasanya malas sekali untuk mem-packing barang bawaanya kalau saja Iqbaal tidak mengancam akan meninggalkannya di Paris sendirian.

Sebenarnya tidak masalah bagi (Namakamu) kalau ia ditinggal di Paris sendirian. Dia juga pernah tinggal disini selama dua tahun, untuk apa ia takut.

Yang menjadi masalahnya adalah Iqbaal mengancam (Namakamu) jika ia akan menghampiri Kenta. Maka dari itu (Namakamu) lebih baik mem-packing barang bawaanya.

"Iya, bawel banget sih Mas."

Iqbaal menatap (Namakamu) tajam, "Siapa suruh kamu gak mau packing."

"Gak ada yang nyuruh, aku mau sendiri." Jawab (Namakamu) seadanya.

Iqbaal terkekeh pelan ia menangkup kedua pipi gadisnya itu. Mengecupi seluruh permukaan wajah (Namakamu) dan berujung Iqbaal kena cubitan khas (Namakamu).

"Oleh-oleh ditaro di koper baru aja, Yang." Ucap Iqbaal.

"Iya."

Koper berlabel Rimowa itu Iqbaal membeli dengan alasan untuk oleh-oleh dan juga karena kopernya itu lucu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Koper berlabel Rimowa itu Iqbaal membeli dengan alasan untuk oleh-oleh dan juga karena kopernya itu lucu. Padahal (Namakamu) menyarankan Iqbaal untuk membeli koper yang murah, tapi Iqbaal tetaplah Iqbaal. Mau mahal juga pasti dibeli kalau dia mau.

"Udah selesai 'kan? Sini-sini aku mau peluk."

Iqbaal memeluk tubuh (Namakamu) dari belakang, gadisnya itu masih dalam keadaan duduk. (Namakamu) tersenyum kemudian ia bangkit dari duduknya. Membalikkan tubuhnya menghadap kearah Iqbaal dan membalas pelukan lelaki itu.

"Manja, kenapa sih?" Tanya (Namakamu).

Iqbaal mengeratkan pelukannya, menenggelamkan kepalanya di ceruk leher (Namakamu). (Namakamu) tertawa geli karena Iqbaal juga mengecup lehernya.

"Geli, mas."

"Kamu wangi sih."

"Hubungannya apa coba?"

Iqbaal mengangkat kepalanya dan menatap mata (Namakamu), "Makannya aku suka."

(Namakamu) hanya terkekeh mendengar ucapan Iqbaal. Ia kembali mengeratkan pelukannya pada Iqbaal, seolah tidak mau ditinggal sedetik pun oleh laki-laki itu.

Iqbaal mengajak (Namakamu) duduk di pinggir kasur dan tentunya tanpa melepaskan pelukannya.

"Aku masih gak nyangka, kamu si sekretaris baru yang berhasil luluhin hati aku." Ujar Iqbaal.

"Iya ya? Kamu si bos baru yang tiba-tiba ngelamar aku dan dalam waktu dekat kita bakal nikah." Sambung (Namakamu) disertai senyuman manisnya.

Iqbaal ikut tersenyum kemudian ia mencium salah satu pipi (Namakamu). Dan pada akhirnya mereka menghabiskannya waktu sampai pukul dua siang dengan berpelukkan karena mereka harus berangkat ke Bandara.

Rich Bucin - IDR [END]✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang