Jadwal keberangkatan mereka ke Jepang adalah pukul sembilan pagi dan saat ini pasangan pengantin baru itu sedang menikmati makanan yang berada di airport lounge. Syukurnya Iqbaal mengambil tiket business class jadinya laki-laki itu tidak mendengar omelan (Namakamu).
"Sayang, kamu pake jaket dong."
(Namakamu) menatap Iqbaal bingung, "Emang kenapa sih? Gini aja enak."
"Ya tapi masa aset aku di umbar-umbar!"
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Y-ya yaudah nanti aku ganti baju dipesawat."
Iqbaal menatap (Namakamu) kesal. Ia memajukan sedikit bibirnya sambil menyatukan aliskan, yang menandakan kalau ia marah.
"Sayanggg, pake jaket aku dulu!!"
"Iya-iya aku pake nanti."
"Sekarang, yangg."
(Namakamu) berdecak kesal kemudian ia meraih dengan kasar jaket denim milik Iqbaal. Hal itu membuat Iqbaal tersenyum kemenangan.
"Gitu dong." Ucap Iqbaal dan dibalas tatapan tajam dari (Namakamu).
Setelah mereka selesai makan, mereka memutuskan untuk masuk kedalam pesawat mengingat sudah jam sembilan kurang dua puluh menit.
Iqbaal menggenggam tangan (Namakamu) dan dibalas dengan (Namakamu).
"Mas." Panggil (Namakamu).
"Iya?" Jawab Iqbaal.
(Namakamu) memeluk lengan Iqbaal, "Kita di Jepang berapa hari?".
"Kamu maunya berapa hari?"
"Jangan lama-lama! Nanti kamu gak kerja!"
Iqbaal terkekeh kemudian mengecup puncak kepala (Namakamu). Ia tidak menjawab pertanyaan (Namakamu) dan terus melanjutkan langkahnya.
...
Bandar Udara International Narita, Jepang.
(Namakamu) dan juga Iqbaal sudah samapi sejak lima belas menit yang lalu, tapi pasangan suami istri itu masih menikmati makan malam--- ya benar-benar malam karena sekarang sudah pukul setengah sebelas malam.
"Iya aku tau kok yang itu."
(Namakamu) mengangguk kemudian ia kembali memainkan ponselnya. Mencari beberapa destinasi wisata yang akan ia jelajahi bersama Iqbaal.
"Mas? Kamu ngambil hotel dimana?"
Iqbaal yang tadi ingin menyuapkan sendok yang berisi makanan kedalam mulutnya berhenti sejenak. Ia memandang istrinya kemudian lanjut memakan makanannya.