seventeen

10.3K 907 15
                                    

Now playing : Fiersa Besari - Celengan Rindu.

620 vote and 55 comment for the next chapter

...

Bandar Udara Domine Eduard Osok.

Mereka sudah sampai di Bandara yang berada di Papua. Untuk sampai ke Raja Ampat mereka harus bersinggah ke pelabuhan Sorong. Iqbaal menyewa mobil untuk ke pelabuhan tersebut.

"Inginku berdiri di sebelahmu menggenggam erat jari-jarimu
mendengarkan lagu sheila on 7 seperti waktu itu, saat kau di sisiku."

Iqbaal menoleh saat istrinya menyanyikan beberapa potongan lirik lagu. Tidak asing dengan lagu tersebut rasanya. Ia lalu mengambil salah satu earphone yang ada di telinga (Namakamu) dan memasangnya di telinganya.

(Namakamu) menatap Iqbaal dengan heran, "A' ngapain?"

"Denger lagu yang di dengerin kamu, lagi kangen siapa sih?"

"Emang denger lagu harus mendefinisikan perasaan apa?!"

Iqbaal mengangkat kedua alisnya seraya tersenyum menggoda ke arah istrinya. Karena gemas melihat istrinya yang sedang ngambek, ia mencubit pelan kedua pipi (Namakamu).

"Ngambek mulu, nyonya."

Belum disahuti oleh (Namakamu), mereka berdua sudah tiba di pelabuhan Sorong. Mau tak mau mereka turun dari mobil.

"A'a.." Panggil (Namakamu).

"Apa sayang?" Iqbaal menjawab tanpa menoleh ke arah (Namakamu), ia sibuk mengeluarkan koper dari bagasi mobil.

(Namakamu) mengerucutkan bibirnya dan juga menyipitkan matanya, "A' panasss, ngantuk jugaaa."

"Hm."

"A'a mah!!"

Setelah Iqbaal mengeluarkan koper ia baru menyadari raut wajah istrinya yang sudah berubah. Bibir mengerucut dan kedua tangan dilipat diatas dada.

"Kenapa, yang?" Tanya Iqbaal.

Gelengan kepala (Namakamu) lakukan. Entah kenapa mood (Namakamu) sedang tidak baik saat ini.

Iqbaal menatap (Namakamu) kemudian menangkup kedua pipi (Namakamu), "Ngambek lagi, hm? Kenapa sayang?"

"Panasss, ngantuk jugaa A'aaa." Rengek (Namakamu).

Mood (Namakamu) benar-benar tidak bagus saat ini. Buktinya Iqbaal melihat mata (Namakamu) yang berkaca-kaca.

"E-eh, jangan nangis."

Iqbaal sesegera mungkin memeluk istrinya. Ia bahkan tidak tau apa yang menyebabkan (Namakamu) menangis seperti ini.

Kapal yang mereka tumpangi akan berangkat, bukan, bukan kapal yang biasa orang-orang tumpangi. Melainkan speed boat pribadi milik Iqbaal. Entah, bagaimana ceritanya bisa sampai disini.

"Sayang udah ya? Udah, kita berangkat dulu ya." Iqbaal menenangkan (Namakamu) dengan berbagai cara.

Dengan terpaksa Iqbaal menggendong (Namakamu) dan membiarkan kopernya di bawa oleh orang suruhan Iqbaal.

...

"Kenapa sih, dari tadi mood kamu jelek ya?"

(Namakamu) mengangguk lalu tangannya melingkar di pinggang Iqbaal. Iqbaal tersenyum senang lantaran sang istri sedang berada di dalam fase moodswing, senang karena (Namakamu) pasti akan bertingkah laku manja seperti sekarang.

Dua jam yang tidak terasa, kini mereka sudah berada di pulau Raja Ampat. Mereka menempati penginapan di water villa, lebih tepatnya lagi di Misool Eco Resort.

Rich Bucin - IDR [END]✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang