LG|18

714 34 0
                                    

AuthorPov

Cayla berjalan tertatih karena luka di kakinya terasa perih, tiba-tiba dia merasakan hpnya yang dia temukan di salah satu sudut gudang tua ini, berdering. Tangannya merogoh sakunya, menggeser ikon sehingga telepon tersambung.

"Cayla?!"

Cayla meringis mendengar suara penuh kekhawatiran dari papanya, "iya pah, ini Cayla."

"Kamu dimana sayang? Papa sama mama khawatir."

Cayla menggaruk tengkuknya, bingung harus menjawab apa. Dia melirik lelaki disampingnya yang menatapnya. Lelaki itu mengadahkan tangannya, kening Cayla berkerut bingung.

"Sini! Biar gue yang bicara" kata lelaki itu sekecil mungkin.

Cayla mengangguk, dia memberi benda pipih itu. "Lo ke mobil aja duluan, istirahat" Cayla menuruti perkataan lelaki itu, karena memang benar Cayla merasa lelah, dia butuh istirahat.

Dia masuk ke dalam mobil, menyandarkan punggungnya, menutup mata. Pikirannya melayang ke awal kejadian yang bisa membuatnya bisa sampai seperti ini. Dia tersenyum kecut, memikirkan kak Rena, sekretarisnya yang mungkin stres karena dia tidak datang ke pemotretan sore tadi.

Bahkan sekarang sang surya sudah tak terlihat lagi. Cayla membuka matanya, dia menoleh ke samping, melihat pemandangan luar kaca jendela mobil ini. Bintang di tempat ini terlihat jelas, beda sekali dengan di kota. Cayla menatap Tristan, lelaki yang menyelamatkannya entah karena kebetulan atau apapun itu, tapi Cayla merasa bersyukur.

Cayla tidak tahu saja, bahwa Tristan sangat mengkhawatirkan dirinya tadi. Bahkan dia sampai menyiapkan semuanya, ingatkah kalian jika tadi Tristan tak membawa mobil?

Yaps, dia menyuruh seseorang untuk membawakan mobilnya, karena dia tidak mungkin membawa pulang Cayla yang keadaannya seperti ini dengan motornya.

Lamunan Cayla terbuyar saat melihat Tristan atau lelaki yang dia panggil Gav, berjalan ke arahnya atau mungkin lebih tepatnya ke mobil. Dia segera memperbaiki sikap duduknya, matanya melirik Tristan yang sudah naik ke mobil.

Beberapa menit hening menyelimuti, tidak ada pembicaraan dan suara. Cayla hanya bisa diam, dalam hati sebenarnya bingung kenapa mereka belum juga beranjak dari tempat ini.

"Ekhem."

Cayla melirik Gav yang berdehem, mungkin berusaha mencairkan suasana.

"Lo... udah baikan?"

Cayla mengangguk, dia tersenyum tipis ke arah Tristan "makasih ya kak, udah tolongin Cayla."

Tristan sempat terdiam, sebelum akhirnya mengangguk kecil. Dia merogoh sakunya, mengeluarkan benda pipih milik Cayla.

"Nih hp lo, kita langsung pulang aja, soalnya bonyok lo udah nyariin."

Cayla mengangguk saja. Dia membuka hpnya, melihat banyaknya notifikasi yang masuk. Satu persatu dia balas, sampai tak sadar mereka telah sampai di depan rumahnya.

Saat merasa mobil yang di tumpanginya berhenti, dia segera mengangkat kepalanya. Menatap lurus ke arah luar. Dia menoleh ke Tristan yang juga melihatnya, sambil tersenyum canggung dia berkata "udah sampe ternyata" disertai kekehan kecil.

Tristan yang melihatnya menggelengkan kepala, menahan tangannya yang sudah gatal ingin mengusap lembut rambut gadis di depannya.

"Yaudah kak, Cayla turun dulu. Makasih sekali lagi."

Setelah memberi senyum terbaiknya, dia segera berbalik hendak membuka pintu mobil. Tapi terhenti karena cekalan di tangannya. Dia menoleh, menatap Tristan dengan kening mengernyit bingung.

Lucky Girl (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang