AuthorPov
"Ohhh~"
Ela yang duduk sambil menyantap makanannya itu, mengangguk-ngangguk saja setelah mendengar penjelasan Cayla.
Cayla menghela napas, dia menatap Ela heran, "lo... Gak panik gitu? Kok biasa aja sih?"
Ela mengunyah habis makanannya, "lah? Kenapa harus panik? Lo kan udah disini, yang artinya lo baik-baik aja, udah selamat" jelasnya.
Cayla yang masih sedikit bingung dengan reaksi Ela yang tidak seperti biasanya pun hanya bisa mengangguk. Tak berselang lama, keningnya berkerut bingung.
"La?"
Ela mendongak, menatap Cayla dengan tatapan bertanya.
"Lo...."
"Apaan?"
"Apa jangan-jangan lo udah tahu?"
Ela yang sedang asik mengunyah itu, tiba-tiba tersedak. Tangannya mencoba meraih botol berisi air putih, yang sayangnya malah di jauhkan oleh sahabatnya.
"Ca--Cay, min--minum Cay!"
Dengan mata memerah, Ela berusaha meraih botol minumnya, "jawab dulu kali La."
Dengan terpaksa, Ela cepat-cepat menganggukkan kepalanya. Cayla tersenyum puas, walau dalam hati sedikit kasihan dengan sahabatnya yang hampir saja mengeluarkan air matanya.
"Ah! Cayla rese deh! Sahabat lo udah mau mati, masih aja lo becandain!" katanya setelah meneguk rakus air minumnya.
Cayla cengengesan, dengan polosnya berkata, "makanya jangan sok-sokan bohongin gue, kena kan karmanya."
Ela berdecih jengkel, selalu saja sahabatnya ini bisa membongkar semua kebohongannya.
"Sekarang...."
Ela menatap Cayla bingung, "sekarang apaan?"
"Sekarang gantian! Lo harus cerita ke gue! Gimana bisa lo tahu kejadian kemarin?"
Ela menghela napas, lalu perlahan mulai menceritakan hal yang dialaminya kemarin.
👑
"Cay... Cay!"
Cayla menoleh, menatap Ela dengan satu alis terangkat, "paan?"
"Tuh, liat ke pintu, udah ada pangeran yang nunggu" katanya lalu mulai terkikik kecil saat melihat Cayla mulai mengikuti instruksinya.
"Siap--"
Cayla terbelalak, dia menatap Ela bingung, "itu... dia nungguin gue?"
Ela memutar bola matanya malas, "ya iyalah ogeb, gimana sih lo. Emang ada orang lain di kelas ini yang lagi dekat sama kak Tristan selain lo?"
Cayla mendengus, dia pun berdiri dari tempat duduknya. Tak lupa ranselnya sudah tersampir di kedua bahunya.
"Ada apa ya kak?"
Tristan mengangkat sebelah alisnya, "lo lupa?"
Cayla mengernyit. Beberapa detik kemudian dia menepuk dahinya, "hehe, aku lupa kak" katanya sambil cengengesan.
Tristan mendengus, tanpa bicara lagi, dia langsung menarik pelan tangan Cayla. Menariknya ke arah parkiran. Sedangkan para murid yang melihatnya, sudah merasa terbiasa dengan kedua orang yang memang terlihat cocok itu.
"Eh.. Kak?"
Tanpa mengindahkan ucapan Cayla, Tristan tetap berjalan lurus menuju parkiran.
"Kenapa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Lucky Girl (Tamat)
Tienerfictie[MOHON FOLLOW DAHULU SEBELUM MEMBACA] >>>>> Hari itu di tanggal, bulan, tahun, jam, menit bahkan detik yang menunjukkan angka sama, anak itu lahir. Konon anak yang lahir di waktu seperti itu diberkahi keberuntungan yang tiada habisnya. Di hari keti...