AuthorPov
7.57 PM
Cayla beranjak dari sofa, berjalan keluar kamar masih dengan menggunakan baju kaos putih polos dengan celana pendek berwarna cream.
Kakinya menuruni anak tangga satu persatu, membawanya menuju lantai bawah. Dia hendak mencari kedua orang tuanya yang entah sedang apa.
Di ruang keluarga, sepasang suami istri itu, duduk. Menikmati film yang mereka putar di layar plasma berukuran besar di depannya. Cayla yang melihat keduanya hanya tersenyum, walau usia mereka tak muda lagi, tapi kedua orang tuanya tetap saja mesra seperti remaja yang baru kenal rasanya jatuh cinta saja.
Cayla berdehem dibelakang mereka. Kedua orang itu spontan berbalik, mendapati putri kesayangan mereka. "Kenapa Princess? Tumben turun, biasanya mengurung diri di kamar" Cayla menaikkan sebelah alisnya mendengar pernyataan papanya, seperti ada pernyataan tersirat di dalamnya.
"Cayla cuma mau izin keluar sebentar pah".
Arya mengernyit, "malam-malam begini?" Cayla mengangguk.
"Gak! Ini udah malam Princess, gak baik anak gadis keluar sendirian malam-malam" Cayla mengerucutkan bibirnya, dia menatap mamanya, meminta bantuan.
Mira hanya menggeleng, merasa setuju dengan perkataan suaminya. Cayla merenggut, "bentar doang kok pah, Cayla cuma mau ke minimarket. Deket kok" Arya menggeleng tegas.
"Kalau papa bilang gak boleh! Tetap gak boleh!".
Cayla yang tadinya duduk di sofa yang berbeda langsung berdiri, mendudukkan dirinya tepat disamping papanya. Dia memegang tangan papanya, "papaaa.. Please yaaa".
Ini dia! Puppy eyes andalan Cayla, jika keinginannya ditolak. Arya menghela napas gusar, tidak bisa menolak putrinya jika sudah seperti ini. Sedangkan Mira terkekeh melihat keduanya begitu akrab.
"Biarkan saja Ar. Princess cuman sebentar, lagian minimarketnya dekat kok" Arya lagi-lagi menghela napas gusar.
Dia menatap putrinya yang menatap dirinya dengan pandangan berharap, "yauda--".
"Yeyy, gitu dong pah!" Cayla langsung mencium kedua pipi papanya.
Baru saja dia beranjak dari duduknya, suara papanya membuat langkahnya terhenti, "papa belum selesai ngomong Cayla".
Oke! Papanya sudah menyebut nama Cayla, yang mengartikan papanya sedang tidak mau dibantah.
Dengan segera Cayla duduk ketempatnya semula.
"Kamu boleh pergi tapi gak boleh lama-lama, terus jangan lupa bawa hp. Kalau ada apa-apa langsung hubungi papa!".
Cayla mengangguk patuh. Ya beginilah sifat papanya yang selalu overprotective padanya, sedangkan sang mama lebih cenderung mengerti dengan Cayla.
👑
Gadis itu berjalan, mengikuti jalan yang membawanya menuju tempat tujuannya kali ini, minimarket diujung lorong. Dengan sweater cream kesayangannya, beserta training hitam, dia berjalan santai. Tidak lupa sebuah earpods yang terpasang di kedua telinganya.
Tadi setelah meminta izin, dia segera mengganti bajunya dengan yang lebih layak. Lalu segera berangkat. Ya walaupun tadi sempat terjadi perseteruan, karena papanya ingin putrinya diantar oleh sopir saja. Dan tentu Cayla menolak dengan beribu alasan, sang mama pun mendukung dirinya, membuat papanya kalah telak.
Cayla masih ingat wajah papanya yang mengiyakan permintaannya dengan muka setengah ikhlas. Tanpa sadar Cayla terkekeh, ahh~ dia bersyukur sekali memiliki keluarga kecil yang sangat menyayanginya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lucky Girl (Tamat)
Novela Juvenil[MOHON FOLLOW DAHULU SEBELUM MEMBACA] >>>>> Hari itu di tanggal, bulan, tahun, jam, menit bahkan detik yang menunjukkan angka sama, anak itu lahir. Konon anak yang lahir di waktu seperti itu diberkahi keberuntungan yang tiada habisnya. Di hari keti...