Aciatciatciatt! :)
...
Suasana mulai terasa aneh bagi Bian. Ada suara troli yang membawa barang barang, ada suara orang orang yang berbicara dengan nada berbisik, bahkan sekarang ia merasa tangannya tengah digenggam oleh seseorang.
Gadis itu berusaha bangun dari tidurnya. Ia perlahan membuka matanya dan hal pertama yang ia lihat adalah : lampu yang menyilaukan.
"Bian? Gimana, udah mendingan?"
Bian yang masih agak lemah menoleh, disana ada Yuvin yang tengah menatapnya khawatir sembari menggenggam tangannya lembut.
"Kak.." Bian merasa tidak enak dengan posisi tidurnya. Yuvin segera membantu Bian membenarkannya lalu beralih dengan mengelus surai pendek Bian yang lembut.
Yuvin tersenyum kecil "Syukurlah kalo kamu udah sadar.."
"Aku kok bisa disini?"
Yuvin masih terus tersenyum "Kamu pingsan. Aku bener bener kaget dan langsung bawa kamu ke sini."
Bian diam, dia gak bisa jawab apa apa sekarang. Bukan karena sakit, tapi karena ia terkejut dengan perlakuan Yuvin setelah apa yang Yuvin katakan waktu itu.
Ya.. Yuvin bilang kalau dia menyukai Bian. Entah karena terkejut mendengar pernyataan Yuvin yang mendadak atau karena kondisinya benar benar sudah sangat low, Bian pingsan. Iya, Bian ingat saat tubuhnya membentur aspal batako yang dingin. Setelah itu, ia tidak sadarkan diri.
Suasana Rumah Sakit semakin sore semakin sepi. Banyak penjenguk yang mulai pergi karena jam malam hampir datang. Yuvin merasa jika ia punya tanggung jawab kepada Bian, jadi cowok itu gak mau ninggalin Bian gitu aja. Selain itu.. Yuvin juga ingin memastikan kalau Bian baik baik saja. Dia gak mau Bian sendirian.
"Kak, gak ganti baju?"
Yuvin baru menyadari jika ia masih mengenakan pakaian ngampusnya. Kaos oblong, kemeja, jeans, dan gak lupa tas ransel hitam besar miliknya yang tergeletak di dekat nakas.
Cklek!
"Spada.. woi Pin lo kemana aja seh? Gue cariin gak ketemu ketemu, malah disuruh bawain baju lo! Lo sakit?"
Yuvin kaget dong, suara temen barbarnya gak nyante sama sekali. Pas cowok tinggi itu nengok lebih dalam lagi, sontak wajah kagetnya yang cukup alay terpatri begitu saja.
"Eh anjir! Bian?? Kamu sakit?"
Beni langsung ngehampiri Bian dengan wajah terheran heran "Hyaa.. ternyata Bian bisa sakit juga ya.."
"Yakan aku juga manusia bang.. dikira aku titan dari isekai.."
"Kamu kurang layak buat masuk isekai, mending kamu jadi hero aja kek si Lida."
"Mohon maaf bang, aku gak mau punya paha berknalpot." Suara Bian yang parau masih bisa membuat Beni tertawa, begitu juga Yuvin.
Yuvin ternyata minta tolong ke Beni buat bawain bajunya dari apart. Beni juga bilang kalo Gichan sama yang lainnya bakal ke RS entar lagi, mereka masih harus ngurusin urusannya terutama Yohan. Cowok bobrok itu bilang kalo Yohan mau ngembaliin surat permintaan mentor ke UKM yang bersangkutan. Kenapa kok gitu? Karena dia gak mau jadi mentor, dia mau fokus KKN semester depan bareng temen temennya.
Beni keluar buat beli minum dan ninggalin Yuvin dan Bian di kamar rumah sakit. Sekarang Yuvin lagi di kamar mandi buat ganti baju sekalian cuci muka, ninggalin Bian yang lagi duduk nyenderin badannya ke kepala ranjang.
Gak, Bian gak lupa dengan apa yang Yuvin katakan tadi siang. Pernyataan yang mendadak adalah suatu hal yang bisa membuat Bian jantungan, dan untung saja waktu itu tubuhnya memilih untuk pingsan.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Don't Care [Song Yuvin]
Short StoryBianca, bulan kecil Saturnus bertemu dengan Altair, si bintang tampan yang tak peduli dengan apapun kecuali dirinya sendiri. Hingga semesta menuntun mereka untuk bertemu, Altair merasa ada yang berbeda dengan dirinya.. Local names, well-known casts...