18. Better Better

89 17 3
                                    

*judulnya terinspirasi dari deisikseu, tapi isinya engga, hehe*

Semenjak kejadian Yuvin yang 'ngambek' ke Bian, berita tentang Yuvin yang berpacaran dengan Bian mendadak tersebar luas. Padahal teman-teman Yuvin gak ada yang bilang tentang hubungan Yuvin dan Bian ke siapapun di jurusan bahkan di kampus. Banyak orang yang terkejut dengan berita itu, tapi teman teman sekelas Bian tidak terlalu terkejut dengan hal itu karena mereka tau sendiri bagaimana gelagat Yuvin saat di kelas. Bisa dibilang mereka sudah mengira hal itu akan terjadi.

Saat ini Bian tengah duduk di lobi Q3 sembari memikirkan bagaimana caranya agar Yuvin gak ngambek lagi. Sejak janjinya kepada Arvin kala itu ia jadi pusing sendiri. Iya sih beneran mau balikin Yuvin kaya dulu lagi, tapi please lah ini gak ada yang mau bantuin apa ya? Bian kasian mikit sendirian.

Bruk!

"Astaughfirullah ukhti." Ucap Bian karena terkejut dengan orang yang duduk didepannya tiba-tiba. Bian terkejut karena melihat orang yang bisa dibilang.. cukup asing di matanya.

"Mas Wisnu tumben.."

Wisnu yang terlihat lelah membalas "Abis ngejar kelas tapi dosennya gak masuk. Sia sia gue lari-larian gak jelas.."

Bian memasang muka mengejek "Woo tumben nih telat. Biasanya rajin juga."

"Salahin pacarmu yang mendadak ilang itu."

Bian mendadak salah fokus mendengar Seungwoo yang menyebutkan "pacarmu"

"Ha? pacarku? Yuvin? Bang Seungwoo udah ketemu dia?"

Lelaki berbadan kekar itu hanya melirik Bian lalu kembali memandang mercusuar yang menjulang tinggi di taman tengah gedung Q3 "Gak sih.. tapi aku tau dimana dia."

Suara kursi yang berderit kencang membuat beberapa manusia yang ada disana terkejut termasuk Seungwoo. Ya, Bian berdiri dengan tidak elitnya sampai membuat kursi yang ia duduki berbunyi.

"DIMANA?"

...

"Terima kasih kak, selamat berbelanja kembali."

Yuvin hanya tersenyum setelah menerima kembalian dari kasir lelaki yang ada di depannya. Ia mendorong pintu kaca itu dan segera duduk di salah satu kursi santai yang ada di depan minimarket. Di letakkannya cup kopi dan cho*co ma*nia yang ia beli di meja stainless yang dingin karena terkena angin malam. Lelaki itu merogoh ponselnya di tengah sepinya halaman parkir minimarket. Tenang, batin Yuvin. Berbelanja di minimarket milik perumahan adalah pilihan yang tepat untuk menghindari keramaian umum.

Yuvin menatap datar layar handphonenya sembari mengeser geser apa yang menjadi fokusnya saat ini. Lebih tepatnya, ia sedang memeriksa siapa saja orang-orang yang mengirimi pesan whatsapp kepadanya. Lumayan banyak sih, terutama dari teman-teman sekongkowannya.

Oh, batin Yuvin. Ada beberapa pesan dari seorang gadis yang selama seminggu ini ia rindukan. Tapi kekesalannya kepada keadaan di kala itu mengalahkan perasaannya yang sebenarnya merasa bersalah kepada Bian karena telah mengabaikannya. Di lihatnya tumpukan pesan itu pelahan lahan hingga senyuman terukir di wajah Yuvin.

"Kak, maafin aku ya.. aku gak bermaksud buat nyakitin kakak.."

"Masih ngambek ya kak? Maaf :"( "

"Pagi kak, udah makan kah? jangan sampe telat makan ya, nanti kak Yuvin bisa sakit."

"Kak, tadi pas kelasnya Pak Yono anak-anak pada ngetawain jawabanku hehe. Malu aku jadinya:") "

"Kak, Bang Wei bilang mau ngasih saldo buat akun PUBGnya kakak kalo kakak berhenti ngambeknya. Bang Beni juga bilang kalo mau ngasih voucher main di warnet bareng temen-temen kakak. Emang mereka tu ya.."

I Don't Care [Song Yuvin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang