Kamar Bian gak terlihat seperti biasanya. Ada beberapa barang baru yang sepertinya Bian dapat dan bukan cewek itu beli, seperti rice cooker, heater, hingga karpet baru.
Ternyata, kakaknya sengaja mengirimkan semua itu untuknya. Sungguh baik sekali kakak Bian yang satu ini. Bian gak nyangka aja kakak laki-lakinya yang suka adu mulut dengannya itu (sama aja kaya adek kecilnya) dengan rela menyisihkan uang hasil usahanya buat Bian. Btw, kakak Bian juga lulusan kampus yang sama kaya doi. Tapi bedanya dia lulusan Fakultas Ekonomi. Kapan kapan bakal author ceritain deh.
Tetiba saja Bian kepikiran dengan apa yang Yuvin maupun Varo tawarkan ke dia..
"Jum'at pagi."
Aduh, batin Bian.
Gadis itu nyatanya masih bingung dengan tawaran dua tiang listrik itu.
Dengan lemas, cewek itu mulai menata kamarnya sebaik mungkin. Dia pikir dengan melakukan hal yang menyibukkan, ia bisa berpikir lebih realistis tentang tawaran itu. Tawarannya memang tidak salah, tapi orang yang menawarkannya yang membuat bingung.
Gak terasa setengah jam udah Bian pake buat menata kamar. Tapi pikirannya tidak kunjung menemukan pilihan terbaik.
Dengan grasa grusu, Bian mengambil handphonenya dan mulai mengetikkan sesuatu disana.
To : Sarah
Sar, aku mau tanya
Misal kamu ditawari nonton film sama dua orang yang berbeda. Satunya temen lama kamu dan satunya orang nyebelin tapi bikin kamu deg degan terus. Kamu milih yang mana?
...
Sekarang hari jum'at dan sedang pagi. Bian duduk di salah satu kursi yang ada di luar mall, lebih tepatnya di kursi milik Starbak. Cewek itu minta izin untuk duduk sejenak sembari menunggu orang yang mengajaknya untuk melakukan suatu urusan di mall.
10 menit sejak Bian duduk disana, tapi yang mengajaknya tidak kunjung datang. Tidak biasanya orang itu lelet. Mungkin kejebak macet, pikir Bian.
"Bian maaf ya. Aku abis dari Soehatt, macet berat."
Jika panggilannya seperti itu, kalian tau dia siapa.
Bian tersenyum "Gak papa, Kak. Kakak gak capek kan?"
"Gak kok." Yuvin yang masih ngos ngosan berdiri tegak sembari mengipasi wajahnya dengan tangan Sadar kalau Yuvin sedang kepanasan, Bian langsung merogoh tasnya dan memberikan sesuatu kepada cowok itu.
"Ini kak, pake dulu. Keringetan tuh."
Yuvin sejenak tertegun lalu mengambil sapu tangan Bian "Thank."
Mereka masuk ke dalam mall menuju lantai 3. Sepanjang jalan mereka cuma diem dieman aja kaya tugu kampus. Bian yang deg degan dan Yuvin yang deg degan sekaligus kepikiran dengan cara bar barnya ini. Padahal beberapa bulan yang lalu dia biasa aja alias gak bersahabat sama Bian, eh sekarang kaya orang gak tau malu ngajak doi nonton. Akh!
Bian sendiri deg degan dan masih mengingat apa yang Sarah jawab buat pertanyaannya. Sebuah jawaban yang bagi Bian emang perlu dia lakukan..
Sarah
Temen lama ya? Asik sih tapi udah kebiasaan sama dia, yakan?
Orang nyebelin tapi bikin deg degan.. kalo aku sih lebih milih ini. Soalnya kita jadi bisa punya pengalaman baru, hehe
Jadi Bian memutuskan untuk nerima ajakan Yuvin dan gak lupa cewek itu ngehubungi Varo dan minta maaf karena dia gak bisa nonton bareng Varo. Alesannya? Bian bilang sih ada ganti matkul dadakan, hehe.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Don't Care [Song Yuvin]
NouvellesBianca, bulan kecil Saturnus bertemu dengan Altair, si bintang tampan yang tak peduli dengan apapun kecuali dirinya sendiri. Hingga semesta menuntun mereka untuk bertemu, Altair merasa ada yang berbeda dengan dirinya.. Local names, well-known casts...