Jungkook mengelus wajah jimin sebelum kemudian menyatukan kedua belahan bibirnya dengan bibir penuh milik jimin. Dia bisa merasakan nafas jimin yang berhembus semakin berat, disaat ciumannya berubah menjadi semakin menuntut.
Jungkook bergerak ke kanan dan ke kiri, mencegah ciumannya terputus seraya menggerakan tangannya kedalam jaket yang jimin pakai. Tangannya yang besar masuk kedalam pinggiran celana jeans jimin untuk menarik keluar kemeja yang jimin dikenakan.
Jungkook mengelus pinggang jimin sambil sesekali meremas kecil area itu, membuat jimin semakin mendekatkan tubuhnya kearah jungkook. Sensasi kulit halus jimin semakin menambah gairah jungkook, lalu ciuman itupun berubah menjadi sangat panas dan basah.
Mereka bahkan sudah tidak peduli dengan orang-orang yang ada di bioskop, yang mereka pedulikan hanya bagaimana menyalurkan perasaan yang tertahan selama ini.
Ketika pada akhirnya ciuman itu harus terputus, jungkook memungkasnya dengan menggigit bagian bawah bibir jimin, membuat namja manis itu merengek kesakitan.
"Mau melanjutkannya di mobilku?"
Tanya jungkook, sebelum kemudian menciumi leher jimin. Sementara jimin hanya bisa mendesah pelan, saat jungkook merubah kecupan-kecupan itu menjadi cupangan yang meninggalkan banyak jejak cinta dilehernya.
"Ayo pergihh.."
Jimin tidak bisa menahan desahannya lagi, karena itu dia mencoba meredam suaranya di rambut jungkook yang tidak sengaja terjambak saat jungkook asik bermain diperpotongan lehernya.
Jungkook menjauhkan bibirnya dari leher jimin. Dia menatap jimin sebentar, sebelum kemudian berdiri, dan memberikan tangannya untuk jimin raih.
Seperti bagaimana mereka masuk kedalam bioskop, mereka juga pergi meninggalkannya dengan saling menautkan jari-jari sampai ke mobil jungkook.
Jungkook membuka pintu mobilnya untuk jimin, lalu setelahnya dia pergi ke sisi pintu yang lain. Saat dia duduk di kursi kemudi, jimin sudah membuka jaketnya dan melemparkannya ke kursi belakang. Tapi ketika jimin hampir membuka baju yang dia pakai, jungkook secepat mungkin menghentikannya.
"Yahh! Yahh!"
Jungkook menggenggam pergelangan tangan jimin.
"Kenapa kau terburu-buru sekali, minnie? Aku memang sangat ingin melihatmu telanjang, tapi tidak secepat ini."
Sebenarnya berat untuk jungkook mengatakan ini, karena dengan melihat wajah jimin saja, jungkook bahkan kesulitan menelan ludahnya sendiri.
Bayangkan! Sudah dua bulan jungkook sabar menunggu, dan jimin yang berniat menyuguhkannya tanpa dia minta, jungkook merasa ini jauh dari apa yang diperkirakan dan tentu saja dia merasa ini tidaklah benar.
"Kenapa? Apa karena aku ini jelek?"
Tanya jimin.
"Harusnya aku tahu, kau pasti tidak menyukaiku.. Kau hanya pura-pura tadi..."
Gumam jimin, air mata terjatuh membasahi pipinya.
"Tidak, jimin. Bukan seperti itu. Aku hanya.. Aku hanya tidak ingin mengacaukan pertemuan pertama kita. Dan kalaupun aku harus menyentuhmu, aku tidak akan melakukannya di mobil yang terparkir di tempat umum seperti ini."
Kata jungkook, memberikan jimin pengertian seraya menaikkan sedikit dagu jimin agar mau menatap kearahnya.
"Maafkan aku, jungkook.."
Kata jimin, pelan.
"Tidak, jimin. Jangan minta maaf padaku. Karena jika aku adalah aku yang dulu, mau kau menginginkannya atau tidak aku pasti akan menyetubuhimu sesukaku. Aku akan mengambil hal yang paling berharga dari dirimu, lalu aku pergi meninggalkanmu begitu saja. Tapi sekarang lain, setelah aku menemukanmu. Aku mau berubah untukmu, jimin."
KAMU SEDANG MEMBACA
[End] Telanjang
FanfictionKetika jungkook mendapatkan nomor palsu dari seorang gadis, dan jimin ternyata adalah pemilik nomor palsu tersebut. Note: the trans project here included some modification due to cross culture understanding.