"Aku sangat merindukanmu."
Jungkook mengambil tangan Jimin, menciumnya satu-satu, lalu menarik kedua tangan kecil itu untuk menangkup wajahnya. Jimin masih tidak menyangka Jungkook benar-benar ada disini, di kamarnya. Dan mereka dalam keadaan telanjang.
Jimin segera menarik tangannya dan menghapus air matanya karena lagi-lagi dia menangis.
"Jangan menangis, kesayanganku."
Gumam Jungkook, dia membalik tubuh Jimin dan menggiringnya ke ranjang. Jimin tidak diam saja saat berjalan, dia menggoyangkan pantatnya supaya bergesekan dengan penis Jungkook.
Jimin menaiki kasurnya, begitupun dengan Jungkook. Bedanya, Jungkook hanya duduk diatas kasur sementara Jimin menungging didepan Jungkook sambil memainkan ukuran lubangnya. Jimin mengatur lubang pantatnya menjadi besar dan kecil seperti mulut yang membuka dan menutup.
Jungkook sejujurnya ingin menerjang Jimin dan melakukan permainan panas ini dengan kasar, tapi dia membiarkan Jimin terus menggodanya supaya dia bisa menyimpan memori yang indah ini baik-baik didalam kepalanya.
Jimin menoleh kebelakang dan memegang penis Jungkook yang sudah tegang. Dia mundur agar bagian belakang tubuhnya semakin rapat dengan bagian depan tubuh Jungkook. Lalu Jimin memasukan penis Jungkook kedalam lubangnya.
Jimin merintih saat duduk diatas pangkuan Jungkook. Semua batang kemaluan Jungkook berada didalam lubang Jimin, membuat Jimin merasa sangat penuh.
Jungkook menautkan jari-jarinya dengan jari jemari Jimin, dia membawa tangan kecil itu untuk diciumi sambil pelan-pelan menggerakan bagian bawah tubuhnya.
Jimin menarik tangannya dan menggantikannya dengan bibirnya untuk dicium Jungkook begitu pergerakannya menjadi cepat. Suara kulit basah yang saling bertubrukan menimbulkan sensasi panas.
Jungkook berhenti mencium bibir Jimin, dia membuka tautan tangan mereka untuk membekap mulut Jimin dengan satu tangan dan tangan yang lain mencekik leher Jimin.
Pergerakan Jungkook semakin cepat, dan kenikmatan ini membuat Jimin meneteskan air matanya. Walaupun dia mencoba berdiri dari duduknya dan menghindari tusukan Jungkook, tapi hati kecilnya menyukai cara seperti ini. Bagaimana Jungkook menahan tubuhnya untuk tetap digenjot dengan kasar.
Jimin melepaskan kedua tangan Jungkook karena dia hampir kehabisan nafas. Siapa yang akan tahan jika Jungkook membuatnya kelelahan tanpa bernafas dengan baik?
"Aku tidak mau kau pergi lagi dariku."
Gumam Jimin, dia menjadi murahan begini hanya untuk membuat Jungkook tetap berada disisinya.
"Aku tidak tahan kalau harus menunggumu pulang sebulan sekali. Itu telalu lama, Jungkook."
Bisik Jimin, dia membingkai satu sisi kepala Jungkook dengan satu tangannya. Dia masih berada didepan tubuh Jungkook, tepatnya duduk dipangkuannya. Sesekali Jimin menggoyangkan pinggulnya untuk menikmati batang penis Jungkook yang menancap semakin dalam dilubangnya.
"Sehari tanpa dirimu rasanya seperti ratusan tahun."
Mereka berkata seperti itu dalam waktu yang bersamaan, hati mereka rasanya sudah sangat menyatu sehingga kerinduan itu semakin membuncah.
Jungkook membalik tubuh Jimin untuk menghadap kearahnya tanpa melepaskan tautan tubuh mereka dibawah sana. Dia melihat Jimin dengan tatapan penuh cinta, lalu ditariknya namja imut itu semakin dekat dengan tubuhnya.
Jimin terkesiap dan menjauh, punggungnya melenting kebelakang karena baru saja penis Jungkook menusuk terlalu dalam. Tapi Jungkook tidak berhenti, dia menarik pinggang Jimin kebawah dan keatas dengan gerakan cepat. Hal yang membuat Jimin tiada hentinya mendesah nikmat, bahkan tak jarang lelaki kecil itu berteriak keenakan.

KAMU SEDANG MEMBACA
[End] Telanjang
FanficKetika jungkook mendapatkan nomor palsu dari seorang gadis, dan jimin ternyata adalah pemilik nomor palsu tersebut. Note: the trans project here included some modification due to cross culture understanding.