Kita.

1K 92 41
                                    

Habis dari nikahannya Sam&Bucky. Bukannya pulang Pietro sama Peter malah jalan-jalan dulu.

Jaket nggak di pake, karena dua orang ini suka angin malam padahal nggak sehat. Katanya sih biar sakitnya barengan terus nanti di rumah sakit biar ranjangnya sebelahan.

"Kemana kita?"

Hayoo ngaku yang bacanya pakai nada dora siapa nih?

Peter masang tampang mikir padahal di kepalanya udah ada.

"Kaliadem"

Mereka berdua ngucapin barengan.

Kecepatan motor masih tetap segitu aja. Nggak di naikin nggak di turunin. Bilangnya takut ketilang padahal sengaja biar boncengannya lebih lama, dasar aku.

Sampai di Kaliadem, cuma Pietro yang turun dari Motor. Peter dongak ke atas liatin langit, cantik banget. Nggak ada awan malam ini, jadinya cuma bintang yang keliatan.

Saking kagumnya sama langit, Peter bahkan nggak sadar dari tadi setiap gerakan yang dia buat di perhatiin sama Pietro.

Peter nunduk dan matanya langsung ketemu sama Pietro.

"Liatin apa?"

"You"

"Me?" Peter nunjuk dirinya sendiri

Pietro lagi ngerangkai kata dalam kepalanya, dia tiap kali ngeliat Peter berasa inget cerita mamanya tentang Princess Belle.

"You look like princess Belle"

Peter nggak bisa nahan ketawanya lagi, dia kan langsung ngebayangin Pietro jadi beast.

"And you are my beast"

Peter langsung ngunyel-nguyel pipi Pietro.

Berjam-jam mereka di sana, kepala Peter udah nyandar di bahu Pietro. Ngantuk, tapi sok di kuat-kuatin biar nggak tidur.

"Tidur Peter. Gue nggak bakal ninggalin lo di sini kok"

Pietro ngomong gitu sambil benerin posisi kepala Peter di bahunya.

"Mmmhhh"

Ya, akhirnya tidur juga.

"Jaga dia tuhan, kalau mau nyakitin dia lewat aku aja. Jangan bikin dia terluka tuhan"
Pietro ngulang-ngulang kata-kata itu di kepalanya.

Nggak ada yang tau seterusnya bakal gimana. Karena manusia hanya bisa berekspetasi tanpa tau hasil akhirnya.

.
.
.
.

"Steve, kita kapan nyusul mereka?"

Nih kalau udah tengah malam, ngantuk. Omongan Tony udah nggak ada yang jelas.

"Take your time sunshine. Karena pas kamu udah jadi milik aku sepenuhnya kamu bakal terikat selamanya sama aku" Steve ngelus-ngelus kepala Tony.

"I need my billie" Tony berdiri mendadak dan ngambil handpone sama earphonenya.

Tidur sambil dengerin lagu Billie ellish. Ocean eyes yang paling pertama di dengerin.

Badan saling hadap-hadapan. Dan untuk kali keberapa, Tony pasti jatuh sama mata biru Steve.

Mata biru yang di dapat karena kakeknya Steve orang eropa dan nurun ke papahnya lalu nurun ke Stevenya.

Memang sememikat itu.

Tony akhirnya tidur, tapi Steve enggak. Dia merhatiin sunshinenya itu mencoba untuk mengingat semua fitur-fitur wajah Tony sebelum dia sendiri akhirnya tidur.

Apa yang memang di takdirkan bersama, sejauh apapun terpisah akan kembali lagi pada akhirnya. Ya, Tony dan Steve.

Sahabat masa kecil yang terpisah dan entah bagaimana bersatu kembali.

Semoga selamanya akan terus begini.

.
.
.
.

Pengantin baru bukannya tidur malah mabar. Hei... Jangan kotor klean. Bukan mabar yang itu ya, ini mabar beneren.

Tapi gamenya beda dong. Sam main Free fire dan Bucky main PUBG.

"Anjay game buriq"

"Yeu... Punyamu tuh game buriq"

Bukcy benerin posisinya di pelukan Sam. Sam sandaran di headboard sambil meluk Bucky dari belakang. Ini gimana sih ceritanya, julid tapi tetep romantis. Berat sekali ya pengantin baru.

"Sam, aku kepengen sate kelinci deh. Tapi yang di tempatnya mas Deni ya"

Mas Deni itu buka warung sate kelinci, dan entah sejak kapan Bucky suka itu. Padahal dulu dia sendiri yang bilang "kelinci yang imut itu di jadiiin sate? Dasar tidak berperikekelincian"

Sekarang 4 kali seminggu dia makan sate kelinci, iya kalau porsinya sedikit. Lah ini porsi makan lima orang. Astagafirullah, untung pamil.

Sam mah iya-iya aja. Tapi dia nggak beranjak dari posisi, Bucky juga nggak ngerengek dan ngancem kalau nggak di beliin Sam bakal tidur di luar.

Jadinya santuy.

Bucky makin sini makin kembali ke sifat asal, pendiem tapi julid. Anjay gimana ceritanya tuh pendiem tapi julid.

Gini, awalnya diem tapi sekali dia ngomong semua orang auto terkejoed dengan kepedesan omongan Bucky yang hqq.

"Peter sama Pietro kata Nat belum balik ke kost. Mereka nggak kenapa-napa kan ya?"

Sam ngernyitin alisnya, nggak heran sama si duo curut. Tapi heran sejak kapan Bucky  sepeduli itu? Duo curut kan emang kebiasaan pergi pagi pulang pagi.

"Mereka udah gede, nggak usah di khawatirin. Pietro pasti bisa jaga Peter dan gitu juga sebaliknya" Sam ngelus rambut Bucky.

"Iya sih. Cuma mereka tuh ya, kebiasaan banget" Bucky langsung ngeclose gamenya. Selain karena dia kalah, dia juga udah ngantuk.

Mata di pejemin, siap-siap tidur. Tapi jantungnya Bucky langsung deg-deg serr pas denger ini, "Sleep well my love"

Anjing sekali ya, sudah tentram siap-siap tidur tiba-tiba di bikin berantakan lagi.

Untung cinta.

Untung sekali :)

+++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++

Author note :

Hei klean...

Aku mau bilang maaf yang sebesar-besarnya ke klean ya.

Di karena ini itu dan sebagainya. Author laknat klean ini nggak update satu bulan lebih.

Dan maaf juga karena chapter tidak jelas ini harus jadi bacaan klean.

Aku kangen klean.

By the way...

Jangan lupa vote!

I love you😘😘😘

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 25, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

STONY (LOKAL AU!)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang