Kelemahanmu..
Menghancurkan benteng
Pertahananku.*
*
*Ketika Arya mengatakannya, membuat Ayra mengangkat wajah berusaha menatap wajah Umi yang kini basah karena air matanya. Perempuan setengah baya dengan jilbab maroon itu menangis sambil memeluk putranya yang juga sedang menangis. Tangannya melingkari bahu Uminya, Ayra merasa sedikit terharu melihat adegan Ibu dengan anak didepannya.
Egi menganggukkan kepalanya saat Ayra juga menatapnya ragu, " Adik ipar mbak ngga pernah main-main sama ucapannya Ra.. Kamu tenang aja yak, dia pasti nikahin kamu. Pasti!" Ucapnya sambil merapikan rambut Ayra yang berantakan. Lalu pamit untuk menyiapkan peralatan kerja suaminya.
Kini didalam kamar hanya ada Abi yang berdiri disamping pintu, Umi dan Arya yang sedang berpelukan dilantai dan juga Ayra yang hanya duduk diam diranjang sambil memandangi wajah Arya yang tampak penuh dengan penyesalan. Ayra awalnya menyangka kalau Arya adalah laki-laki yang sangat baik, dikesibukannya laki-laki itu bisa tetap beribadah pada Tuhannya, bahkan menyempatkan waktu untuk mengaji sebelum ada operasi.
Tapi.. Entahlah, Allah Maha membolak-balikkan semuanya, dalam waktu semalam, Arya merusak citranya sendiri didepan Ayra. Ya Ayra tau kalau dokter itu dalam kondisi tidak sadar alias mabuk tapi setidaknya bisa mengontrol diri hingga melakukan hal yang - Yah Ayra malas membahasnya -.
Saat Ayra masih bergelut dengan pikirannya, tiba-tiba jeritan Umi membuatnya tersadar. Arya terbaring dilantai dengan nafas yang tersengal-sengal, tangan kirinya memegangi dadanyaa sedangkan tangan kanannya berusaha menggapai sesuatu. Laki-laki itu seperti habis lari dikejar anjing, nafasnya juga putus-putus.
" Ventolin kamu dimana Arya?" Tanya Abi tampak panik saat melihat kelemahan anaknya kembali muncul. Padahal sebelumnya kondisi Arya sudah mulai membaik.
Arya hanya menunjuk sebuah nakas kecil disamping ranjang, dan dengan cekatan Ayra membuka lacinya dan menemukan ventolin kecil disana. Ayra memberikan ventolin tersebut pada Arya yang langsung diambil oleh laki-laki itu, Arya menyemprotkannya pada mulutnya beberapa kali. Namun tidak memberikan efek apapun, hingga membuat Umi berkeringat dingin.
Sebesar apapun kesalahan yang dilakukan Arya, Umi tetap menyayanginya. Ia ingin Arya ada disini dan menemaninya hingga ajal menjemputnya nanti.
" Ayra tolong kamu panggilkan Azka dan Aldrian yah, kasih tau Astha suruh siapin mobil " Ucap Abi dan dengan cepat Ayra keluar dari kamar Arya menyusul yang lain dibawah.
Ayra melihat semuanya berkumpul dimeja makan " Pak, bu.. itu.. Pak Arya.. Sesek nafas, kata Abi suruh siapin mobil "
Azka langsung saja panik, laki-laki itu menarik tangan Aldrian yang sedang meminum susu keatas dan Astha terburu-buru mencari kunci mobil yang entah dimana, padahal biasanya ada dilaci meja.
Sedangkan disini Ayra masih terdiam mencoba memfokuskan pikirannya atas apa yang terjadi. Dalam waktu kurang dari 24 jam berbagai kejadian yang tak pernah Ayra bayangkan terjadi padanya, Arya yang mabuk dan Arya yang terkena Anfal hingga kesulitan bernafas.
Saat Ayra bergelut dengan batinnya, tiga orang laki-laki dengan langkah yang super cepat menggotong tubuh laki-laki brengsek yang menyentuhnya semalam. Umi yang menyusul dengan mata sembab yang masih tidak berhenti menangis sejak tadi.
" Kamu mau ikut, Nak? Atau mau pulang?" Tanya Umi setelah dirinya berada dihadapan Ayra. Sedangkan yang ditanya hanya bisa diam, bingung mau menjawab apa.
Ayra menatap Umi " Ayra ikut, Bu"
" Mulai sekarang panggil Umi ya.. Yaudah ayo, Shilla sayang! Ayo nak" Umi meraih lembut tangan cucu satu-satunya yang masih anteng bermain dengan bonekanya disofa.
KAMU SEDANG MEMBACA
A (Antara Arya, Ayra dan Anfal)
RomanceEnding: 16 Juni 2020 F4 Lokal stories - Arya Satria Tritama - dr.Arya Satria Tritama, name tag yang tersangkut pada snelli kebanggaannya itu membuat semua yang melihatnya berdecak kagum. Seorang dokter 25 tahun yang mempunyai wajah tampan itu juga...