Halluuuuuu
I am back
Mon maap ni kalo ada typo, kata yang agak vulgar ataupun kata kata kasar. Karena di cerita ini author lebih sering pakai bahasa yang tidak bakuSo. Jangan Lupa Tinggalkan Vote dan Comment nyaaaaa
🦀🕸🕸🕸🕸🕸🦀
Bel pulang sekolah sudah berbunyi, membuat seisi sekolah berhamburan tak beraturan membuat suasana ricuh. Tawa sampai jadi teriakan mengiringi setiap siswa sampai keluar gerbang sekolah.
Lisa yang sedari tadi masih di dalam kelas belum ada keinginan untuk segera beranjak dari kelasnya, padahal waktu sudah menunjukkan jam tiga lebih. Nanda pun belum ada tanda menjemputnya dikelas. Ah, mungkin Lisa tak mau pulang sebelum Nanda sendiri yang menghampirinya.
Teman teman Lisa sudah sedari tadi meninggalkan kelas, ada yang mengikuti ekstra, ada pula yang sudah pulang, dan pasti sekarang sudah rebahan. Ah, Lisa membayangkannya juga ternyata. Mungkin dia kelelahan setelah pelajaran olahraga tadi. Ya, menurutnya, ibu hamil kan juga harus olahraga agar ibu dan bayinya sehat. Begitulah pemikirannya. Dia tak tahu kalau Nanda akan murka mengetahui hal tersebut.
"Kenapa kak Nanda lama ya..." Tanya Lisa pada dirinya sendiri.
"Loh, kok lo belum balik" tanya seseorang yang tiba tiba muncul dari balik pintu kelas Lisa.
Lisa langsung bungkam, tak ingin mengobrol dengan laki laki itu lagi. Andrean. Mantannya.
"Belum dijemput" balas Lisa singkat.
"Ayo gua anter, gua masih inget kok rumah lu dimana, sekalian mampir. Udah lama nggak ngobrol sama Bunda"
"Nggak usah. Makasih" balas Lisa langsung keluar dari kelas. Namun sayang, Andrean memegang pergelangan tangan kanan nya. Membuat Lisa mau tidak mau berhenti.
"Lepasin gak?!" Ucap Lisa dengan nada tinggi.
"Aku capek, aku mau pulang, kepalaku pusing, aku laper, ngerti nggak sih kamutu. Udah Kak Nanda lama ngejemputnya" kata Lisa yang mengeluarkan unek unek nya pada Andrean. Dia sangat lelah hari ini.
"Yaudah, gua anter aja. Lagian Nanda pasti lagi ada rapat"
"Nggak!!"
Tanpa disangka sangka. Andrean yang tadi hanya menggenggam tangan kanan lisa berubah menjadi menggenggam kedua pergelangan tangan Lisa. Lisa bungkam. Dia tak tau harus bersikap apa saat ini. Bukankah dalam hatinya masih ada rasa untuk Andrean?. Ah, bukan. Rasa benci saja mungkin?.
"Heh!! Ngapain lo bangsat!!!" Suara berat Nanda bergema di koridor IPS.
"Gua mau ngaterin Lisa pulang lah. Apa urusan lu?!" Sarkas Andrean.
"GUA. SUAMINYA!! INGET ITU!!" Ucap Nanda penuh penekanan. Lisa hanya bisa diam. Dia hanya bisa meratapi nasib sekarang. Bagaimana kelanjutan sekolahnya nantinya. Entah bisa lanjut atau tidak.
Selama perjalanan mereka bungkam. Lisa menangis lirih. Tak terdengar. Hanya hembusan nafasnya yang tak teratur yang sangat mengganggu pendengaran Nanda. Ia sangat kasihan tapi juga kesal dengan istri mungilnya itu.
Sesampainya di rumah mereka. Nanda kembali menarik lengan Lisa. Menariknya dengan kasar, tanpa sedikit kelembutan. Lisa menangis semakin kencang. Ia takut sangaatt takut. Dia tak tau bagaimana caranya menenangkan Nanda, kepalanya sudah semakin berat, badannya sudah sangat lemas.
Sampai dikamar Nanda menghempaskan tas Lisa di sembarang tempat, lalu menghempaskan Lisa pula di ranjang mereka. Nanda sudah emosi, dirinya benar benar dilanda kemarahan yang besar saat ini. Nanda kalap.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Little Wifey [END]
Teen Fiction[PLAGIATOR MINGGIR] Takdir yang mempertemukan sesuatu yang kuanggap mustahil, tapi menjadi sesuatu yang benar benar nyata. Meskipun terlalu cepat. -Ayunda Tsalisa ***** Kita memang terlalu dini untuk mengikat diri dalam ikatan sakral pernikahan. Tap...