17_

5.2K 165 1
                                    

Holaa
I'm backkk

Happy reading👁‍🗨

🍍🍍🍍🍍🍍
🍍

#LisaPOV

Usia kandunganku kini sudah genap satu bulan. Belum menonjol, tidak terlalu banyak efek kehamilan yang timbul, hanya saja sekarang aku semakin mudah lapar di tengah malam, tapi tidak megidam dan kadang juga sering muntah walaupun tidak terlalu parah.

Kak Nanda masih sibuk mengurus kantor dan OSIS, sekalipun pulangnya selalu larut malam, dia selalu membawakan makanan sehat untukku. Ya, tidak selalu yang sehat sehat terus sih, kadang juga dia membawa pizza, lasagna, bakso, dan gorengan. Tapi sungguh, itu sangat jarang:(.

Seperti malam ini, jam 18:33. Kak Nanda masih belum di rumah, katanya tadi ia pergi ke kantor karena diajak metting oleh Papa. Tentu saja setelah mengantarku lebih dulu pulang kerumah.

Padahal sore tadi baru bertemu, tapi entahlah, sekarang sudah rindu. Hawa mendung membuat semakin jatuh dalam perasaan ingin jumpa, pada sang suami.

Melankolis sekali aku, hanya kalau sedang rindu!.

"Assalamualaikum..." Ucap Kak Nanda saat memasuki kamar kami.

"Wa Alaikum salam.." jawabku.

"Gimana meeting nya? Lancar? Capek ga?" Tanyaku.

"Lancar kok, badanku sih nggak capek, otak ku yang capek mikir" jawabnya sambil terkekeh.

"Yaudah, kamu mandi dulu gih, terus sholat magrib, nanti aku siapin makan malam buat kamu"

"Siap Mama"

Aduh, entah mengapa setiap dia memanggilku seperti itu rasanya ada milyaran kupu kupu melayang dari perutku. Masih saja seperti ini, padahal sudah lama aku menikah dengannya.

Dan Kak Nanda sendiri sudah tahu tentu saja kalau aku sering dibuatnya tersipu malu. Tapi entahlah, dia selalu suka melihat wajahku yang semerah tomat ketika digoda olehnya. Digoda suami sendiri tak apa lah ya.

Sekarang dia telah selesai mandi, aku juga sudah menyiapkan makan malam untuknya dibawah. Mama, aku dan ila sudah makan malam tentu saja.

*****

Drttt....drtttt.....drrtttttt

Suara HP bergetar terdengar di kamar ku. Kulihat HP kak Nanda, sepertinya ada yang menelfon.

"Disa shintia? Siapa nih?"

Kuangkat telefon itu, dan menempelkannya di telingaku.

"Halo.. "

"Ha- eh, ini siapa?, Ini benar nomornya Nanda kan? Anak rekan papa dikantor?"

"Iya benar ini nomor Nanda. Anda siapa ya?" Tanyaku mulai penasaran. Pasalnya teman seangkatan Kak Nanda di sekolah tak ada yang bernama Shintia. Eh, tapi bukankah dia tadi berbicara soal kantor. Mungkin saja dia salah satu putri dari rekan kerja papah, yang tadi bertemu dengan Kak nanda di kantor. Harus positif thinking Lisa... Harus.

"Sudahlah, sepertinya anda pembantu Nanda yang lancang menerima telefon tanpa disuruh majikannya" katanya pedas.

Namun belum sempat aku membalas perkataan pedasnya tadi telefon sudah di tutup sepihak. Dasar. Orang tidak tahu malu.

"Kenapa sayang?" Tanya kak nanda yang telah selesai makan malam.

"Tadi ada yang telfon.. emm.." sebenarnya aku ingin bertanya, tapi apa mungkin dia mau jujur menjawab pertanyaanku?. Batinku.

"Kenapa hmm..? Siapa tadi yang telfon?" Tanyanya lagi.

"Tadiii... Mmmm.. Shintia" jawabku.

"Oh, kamu cemburu rupanya" ucapnya sambil menusuk nusuk pipiku yang bertambah chubby sejak hamil.

"Ih, apaansih, ya iyalah cemburu. Telfon telfon bilang aku pembantu. Siapa coba yang ga marah. Siapa sih dia haa?!" Jawabku sedikit menaikkan nada bicaraku.

Sepertinya dia sedang menahan emosinya mendengar aku tadi berbicara sedikit membentak.

"Shintia itu anak teman papah. Tadi aku ketemu dia karena tadi dia juga diajak metting sama papanya. Jadi kita ya ada ngobrol sebentar, sekalian tukar nomor gitu. Kan perusahaan papa sama perusahaan papanya dia kerja sama jadi ya kita emang harus akrab". Jelasnya.

Tapi aku belum bisa menerima alasan itu. Sepertinya aku terlalu sering membaca novel online yang sering bercerita tentang kejadian ini. Takut takutnya, kak nanda malah terpesona dengan shintia dan malah akhirnya mereka berpacaran. BIG NO. Apa apaan pikiranku ini.

"Jangan terlalu dekat dengannya, aku nggak suka!" Ucapku serius.

"Iyaaa sayangg.."

" Eh, gimana hari ini disekolah? Gaada yang gangguin kan?, Kata temen kamu, tadi kamu sempet mual ya?" Lanjutnya.

"Hmm" aku masih malas mengobrol, sepertinya mood Bumil sedang down.

"Yasudah.. pokoknya jangan lupa minum vitamin sama susu nya. Aku gamau kamu dan anak kita sakit. Oke.. sekarang kita tidur aja ya, udah malem, gabaik kalau kamu begadang" ucapnya.

Sungguh dia sangat sabar sekali sekarang. Aku gaboleh terlalu keras kepala, aku sedang hamil, kak Nanda sedang sibuk sana sini. Aku harus jadi istri yang baik tentu saja- batinku membela Kak Nanda.

"Iya... Iya... Hey, hug me baby" ucapku malu malu.

Dia langsung tersenyum, lalu mengecup puncak kepalaku lama. Aku seperti terhipnotis ketika dia menciumku. Sepertinya aku terlalu candu untuknya. Hehehe.

"Pelukan hangat malam ini. Terimakasih sayang" adem dengernya woii.. seneng, terhuraa... Aihhh.. sayang sekali aku dengan lelaki satu ini.

"I Love U my Husband" .

"I Love U too my Wifey"

.

.

.

.

.

Bersambung...

____
_______
_____________

See you next chapter
Vote
Comment
Follow akun wattpad ku
Dan jangan lupa follow akun IG ku:3

@kasyafira_

Okerrr😋

My Little Wifey [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang