Jangan jadi silent reader ya kawan:)
🐓
Hari ini aku kembali
Dengan perut yang terisi
Bukan dengan sarapan tapi dengan nyawa
Dua buah cinta yang tumbuh bersamaKenyataan seindah itu bila kita mensyukurinya
Cinta itu semakin tumbuh
Pabila kita menyirami nya dengan ketulusan-Ayunda Talisa
🐥
Aku menutup aplikasi catatan diponselku, jiwa melankolis yang sudah ada pada diriku entah mengapa bangkit kembali pagi ini. Ya, pagi ini setelah sarapan sudah dipastikan jika aku akan tetap pergi ke sekolah. Jika hari ini aku bolos lagi, pasti Kak Nanda gabisa temenin aku, dia punya banyak keperluan di sekolah. Dan kalau aku bolos sendiri, lihatlah, pasti akan sepi sekali rumah besar ini.
Persetan dengan bagaimana respon Andrean tentang pernikahan dan kehamilan di masa mudaku. Kalaupun dia melaporkanku pada kepala sekolah, ya sudah. Mau mengelak juga malas. Ya walaupun seperti itu, mungkin akan muncul kekecewaan kekecewaan dimasa depan, karena hanya lulus sekolah sampai sma. Mungkin nanti anak anak ku juga akan kecewa jika ibunya hanyalah lulusan SMA.
Sebisa mungkin aku berfikir positif, terlalu banyak fikiran akan membuat anak anak ku pusing nanti. Sebenarnya saat ini aku sedang di teras rumah ku, menyirami beberapa tanaman yang ada. Kak Nanda sedang membuat sarapan katanya. Aku bosan jika dia hanya menyuruhku untuk diam, melihat keterampilannya dalam memasak. Sebenarnya ingin sekali berkata 'tidak peduli' tapi nanti yang ada aku dicap sebagai istri yang tidak berbakti pada suami. Kan serem.
Kulihat dari balik gerbang rumah ada ibu ibu yang sedang berkumpul, mungkin mereka sedang menunggu kang sayur. Tak kuduga sebelumnya, mereka malah memanggilku untuk bergabung.
"Eh, Lisa.. Sini ikut belanja.. " Panggil salah satu ibu ibu yang berkumpul. Dari mana mereka tahu namaku?.
"Eh, iya bu.. " Mataku dengan halus. Ku matikan keran air yang menyala, lalu aku pergi ke kerumunan ibu ibu tadi.
"Mau berangkat sekolah ya? Kok udah pake seragam pagi pagi gini? "
"Iya bu.. Biar ga telat jadi tadi habis sholat subuh langsung dipakai deh seragamnya" Jawabku lagi.
"Wah, rajin sekali yah, suaminya mana? Masih tidur? "
Tunggu sebentar? Semuanya apa tau tentang pernikahan muda ku?.
"Ehmm, enggak kok suami saya lagi beresin buku bukunya" Sebenarnya sedikit berbohong, nanti kalau aku bilang Kak Nanda sedang memasak, yang ada aku yang dicela.
"Oh, yasudah.. Langgeng ya kalian, masuk sana, kayaknya kamu sudah dicari sama suami kamu"
"Iya bu, saya duluan, Assalamu'alaikum "
"Wa alaikumussalam"
Tiba di teras rumah aku ditatap dengan tatapan bingung oleh Kak Nanda, mungkin di otaknya ia sedang berfikir, 'sejak kapan bisa akrab dengan ibu-ibu? ' , sok cenayang sekali aku."Wah.. Hebat.. Udah jadi ibu ibu komplek.. Hahaha" Katanya sambil merangkul pundakku dan membawaku masuk ke ruang makan.
"Ih apaansih" Elak ku sambil memukul tangannya. Aku masih belum Terima dipanggil ibu ibu di usia muda.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Little Wifey [END]
Teen Fiction[PLAGIATOR MINGGIR] Takdir yang mempertemukan sesuatu yang kuanggap mustahil, tapi menjadi sesuatu yang benar benar nyata. Meskipun terlalu cepat. -Ayunda Tsalisa ***** Kita memang terlalu dini untuk mengikat diri dalam ikatan sakral pernikahan. Tap...