Pada akhirnya yang mengetahui bagaimana takdir berjalan hanyalah Tuhan.
Setelah menempuh perjalanan yang cukup lama, akhirnya aku mama dan adikku tiba di rumah sakit yang mungkin telah diberitahukan oleh orang yang menelfon Mama tadi. Perasaan ku semakin tak menentu, tangis masih saja pecah diantara kami bertiga. Hanya saja cuma aku yang paling histeris.
Kulihat di UGD sudah ada papa yang mondar-mandir mengurus beberapa keperluan administrasi. Sekarang aku sudah mengetahui jawabannya tanpa bertanya siapa yang mengalami kecelakaan.
Papa sempat bercerita tadi, katanya karena tak sabar untuk pulang Kak Nanda pergi pulang sendiri tanpa Papa, alhasil karena pada saat tiba di bandara, Kak Nanda tergesa-gesa untuk menyebrang jalan dengan tujuan untuk mencari taksi. Yah, mungkin kalian tahu apa yang selanjutnya terjadi.
Setelah menerima telepon dari pihak rumah sakit Papa segera kembali ke Jakarta. Aku semakin menangis mendengar ini, demi segera pulang dan bertemu kembali dengan ku, kak Nanda sampai masuk rumah sakit.
"Sudah Lisa, nggak usah terlalu dipikirkan, suamimu kuat dia pasti akan baik baik saja" Ucap Papa padaku dengan Mama yang sedari tadi berusaha untuk menenangkan aku.
Aku hanya mengangguk mendengar wejangan itu. Tak lama dokter keluar. Dengan cepat kami segera menghampiri nya dan menanyakan kondisi Kak Nanda. Kata dokter tak ada yang parah, hanya saja Kak Nanda tadi sempat mengalami pendarahan pada luka di kakinya.
*****
Sekarang Kak Nanda telah di pindahkan di ruangan rawat inap, dengan kondisi yang sudah lebih baik dan telah sadar. Kini hanya aku dan dia yang berada di ruangan ini. Mama dan Papa sengaja meninggalkan kami untuk mengobati rasa rindu kami.
"Sayang... " Panggil Kak Nanda dengan lemah. Aku paling tidak menyukai jika keadaan nya seperti ini. Aku tak mau suami ku terlihat lemah.
"Kak... Maafin aku bikin kamu kaya gini harus nya kamu-" Ucapku namun terhentikan karena ucapan kak Nanda.
"Udah, ini nggak papa, aku baik baik aja, aku sehat inii, kenapa kamu nangis? Nanti anak anak kita kan jadi ikutan nangis sayang.. ".
Tangisku semakin pecah, kupeluk dirinya yang sedang setengah berbaring. Ku rasakan pundak ku basah, sudah dipastikan suamiku ini sedang menangis juga. Rasa rindu dan kepanikan yang di terjadi di hari ini cukup menguras tenaga. Serta perut ku yang sejak tadi belum terisi kini mulai terasa mual. Keram juga terasa, semuanya kutahan agar tak menimbulkan rasa panik yang semakin besar.
"Gimana baby nya? Perut kamu nggak ada masalah kan selama aku tinggal? " Tanya Kak Nanda sambil menangkup pipiku dengan tangan kekarnya.
"Mereka pasti sehat kok, tapi kayanya mereka kangen dielus sama ayah nya" Jawabku sambil tertawa kecil untuk mencair kan suasana.
"Kalo itu yang kangen pasti Mama yakan nak? " Katanya lagi yang sekarang sambil mengelus perutku seperti yang aku minta.
"Cepet sehat ya Kak, gaboleh di rumah sakit lama lama, biayanya mahal banget" Ucapku sambil tertawa.
Sekarang keadaan panik sudah teratasi, Mama Papa dan adik ipar ku sudah pulang untuk mengambil keperluan ku dan Kak Nanda. Karena Kak Nanda bisa jadi dirawat untuk beberapa hari disini jadi Mama akan mengambilkan semua yang dibutuhkan untuk disini.
Tak lama dari itu, Bunda, Ayah dan Bang Bagas datang dengan tergesa-gesa. Dapat kulihat raut wajah panik Bunda yang melihat menantu kesayangannya yang baru saja mengalami kecelakaan.
"Astaghfirullah nak, kok bisa sampai begini sih..? " Tanya Bunda pada Kak Nanda.
"Cuma kecelakaan biasa kok bun, tenang aja.. ", bukan Kak Nanda yang menjawab, aku yang mewakilkan. " Bunda tanya sama anak Bunda, Lisa diem dulu" Kata Bunda dengan jari yang diletakkan di bibir ku agar diam.
"Lah, kan Lisa anak Bundaaa" Rengek ku tiba-tiba.
Beginilah suasana nya, suasana yang mungkin akan ku rindukan, ramai nya keluarga dan hangatnya suasana ketika dekat dan bersama dengan keluarga. Tak ada yang lebih menyenangkan dibandingkan ini.
Sambil mengobrol, aku makan makanan yang telah dibawakan oleh Bunda. Harusnya sih untuk Kak Nanda, tetapi karena Kak Nanda sudah mendapatkan makanan dari rumah sakit yang telah disesuaikan dengan keadaan Kak Nanda sekarang, jadi ya sudah, aku yang makan. Lagi pula sejak tadi aku belum sempat makan.
*****
Hari sudah mulai malam, keluarga ku sudah kembali pulang untuk beristirahat. Mama dan Papa juga sudah datang untuk memberikan apa yang diperlukan untuk di sini. Aku sudah mandi dan ganti pakaian.Sekarang masalahnya adalah, dimana aku tidur?, ikut seranjang dengan Kak Nanda tidak mungkin, lagi pula badanku terlalu gemuk untuk tidur berdua dengan Kak Nanda di ranjang rumah sakit.
Saking lamanya melamun Kak Nanda sampai turun dari ranjang nya untuk menghampiri ku, padahal aku yakin, kakinya masih tak kuat untuk digunakan berjalan.
"Kakkkk, ngapain turun sih, udah diem disana aja!! " Teriakku memberi peringatan padanya.
"Lagian kamu dari tadi nggak gerak, aku kan jadi parno, kali aja kamu lagi dirasukin salah satu penunggu di rumah sakit ini" Katanya, ini yang tak kusukai darinya, dalam keadaan apapun tak pernah pandang keadaan pasti ada saja kelakuannya untuk menjahili ku.
"Kak omongan nya ih, jangan aneh aneh deh" Rajukku.
"Iya iya, sini deh.. " Ucapnya lagi.
"Ngapain aku udah ngantuk banget inii" Jawabku sambil berjalan menghampiri nya.
"Iyaaa tau makannya sinii, tidur disini"
"Nggak muat Kak... Perutku nanti sakit kalo kegencet"
"Nggak akan, badanku kan kecil.. "
"Oh jadi aku gendut gitu? Iya?! "
"Aduh, ibu hamil.. Udah cepet sini, aku tau kamu udah capek"
"Awas aja kalo pas tidur kamu jatuh terus nyalahin aku, aku nggak mau ya di salah salahin"
"Nggak sayang... "
Akhirnya setelah perdebatan yang lumayan lama aku memutuskan untuk tidur di ranjang yang sama dengan orang yang sedang sakit di sebelah ku ini. Nggak terlalu sempit sih, tapi tetap saja, ranjang di rumah lebih nyaman. Aaaaaa, aku rindu rumah.
*****
•
Assalamu'alaikum para readers
Maaf nih lama nggak update
Sekali update pendek banget 😟
Makasi yang udah baca sambil vote terus komen🧡Semoga para silent readers segera menyadari kalo vote itu penting ya(:
See you 🌻
Ig @kasyafira_
Ps: aku up tanpa kubaca lagi. Maaf kalo banyak typo ya🌝
KAMU SEDANG MEMBACA
My Little Wifey [END]
Teen Fiction[PLAGIATOR MINGGIR] Takdir yang mempertemukan sesuatu yang kuanggap mustahil, tapi menjadi sesuatu yang benar benar nyata. Meskipun terlalu cepat. -Ayunda Tsalisa ***** Kita memang terlalu dini untuk mengikat diri dalam ikatan sakral pernikahan. Tap...