11. Misteri Gabriel

889 46 3
                                    

" Bagaimana dengan sakit kepalamu zura ?" Tom berjalan beriringan bersama Zura di koridor kampus.

" Cukup membaik, aku hanya harus mengurangi beban pikiranku, setelahnya hal seperti kemarin tak kan pernah terjadi lagi"

" Aku setuju, kasus pembunuhan yang terjadi akhir-akhir ini sesungguhnya bukan urusanmu" Kata Tom mencoba membujuk Zura untuk tak terlibat kasus pembunuhan lainnya.

" Aku sangat ingin tak terlibat dalam semua kasus itu, tapi dari lubuk hatiku yang terdalam aku tetap  ingin mencoba menyelamatkan mereka"

" Perhatikan dulu kesehatanmu Zura, jika kau sakit bagaimana kau bisa menghukum pelakunya Ke penjara"  Tom membujuk dengan sedikit desakan agar Zura mematuhinya.

"Baiklah aku akan sedikit menghindari kasus seperti itu mungkin tidak sepenuhnya tapi akan ku kurangi" Zura mendengus kasar terpaksa.

" Aku suka itu, tepati janjimu jangan terlibat dengan mereka lagi"

"Baiklah" ucap Zura malas, dia mengedarkan pandangannya hingga berhenti pada objek yang tak asing.

"Tom lihat dia," Zura menunjuk Gabriel yang sedang termenung di ujung persimpangan koridor seorang diri.

Bukannya menoleh pada objek yang ditunjuk Zura,

Tom malah menepuk dahinya keras, suatu hal penting dilupakannya.

"Astaga aku lupa sesuatu..Zura aku pergi ya ada urusan yang tak bisa kau tinggalkan "

"Ha..iya ya bye.." Zura tergagap terlalu serius memperhatikan gabriel yang sedang memejamkan matanya.

"Sedang apa dia sendirian termenung disana"

Zura berjalan mendekati Gabriel. meski dia tadi mengatakan pada Tom tak mau terlibat dalam sebuah kasus-kasus pembunuhan, tapi untuk yang satu ini Zura tak boleh melewatkannya.

Kalau dipikir-pikir,
Entah mengapa ada yang janggal setiap Zura berinteraksi dengan Gabriel.

Ini penting, Diketahui.

Gabriel bukan orang yang pendiam di kampus, bukan si nerd yang memakai kacamata tebal dan selalu berada di perpustakaan, dan bukan pula pria yang terasing dari teman - teman sebaya.

Gabriel adalah definisi sebaliknya dari ciri-ciri diatas.

Tidak.. tidak

Gabriel definisi sempurna.

Dia tampan dengan khas kulit pucat asianya, netra mata hitam pekatnya, dan sikap murah senyumnya terhadap setiap orang dikampus ini.

Saking ramahnya.

staf kantor dan pak kebun pun Gabriel tahu semua namanya. Tanpa terkecuali.

Dan bila Zura amati interaksi setiap orang dengan Gabriel pasti mereka akan mengatakan hal yang sama seperti yang ada di dalam benak Zura.

Gabriel memang sempurna, dia tanpa celah.

Tapi,

Anehnya, saat Zura menatap tepat di netra mata miliknya, Zura bisa melihat sebuah kehampaan..

Semua yang dilakukannya bukan keinginan hatinya.

Entah tersenyum,tertawa,ramah tamah, dan peduli pada orang lain.

Itu semua bukan keinginan hatinya.

Dimata hitam pekat itu, yang terlihat semua hanyalah ilusi.

Zura tahu itu,dia bisa merasakan perasaan kosong dalam diri Gabriel.

psicopath love me !!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang