Aku sangat terkejut melihat Pria paling tampan dan disegani di seluruh kampus mengajakku bertemu.
Kejadian ini sungguh membuatku bahagia.
Kau berbeda dan itu membuatku suka
Pesan terakhirnya saat dia mengajakku bertemu hari ini
Ah aku sungguh tak sabar.
Satu hal yang terus berputar dalam benakku. Apakah dia akan menyatakan cintanya padaku. Bila iya aku pasti akan langsung menerimanya.Apa yang harus kukenakan nanti malam, sedari tadi aku sudah mengacak-acak isi lemari namun tetap tak kunjung menemukan pakaian yang pantas dan sekiranya istimewa untuk kukenakan malam ini.
Aku benar-benar bersemangat.
Aku tak sabar menantikan kejutan yang diberikannya, kudengar-dengar dia pia yang sangat romantis.
Astaga aku sudah membayangkan jika nanti dia menggenggam tanganku dan mencium keningku dan hubungan kami akan berlanjut hingga ke jenjang pernikahan.
Aduhh
Pikiranku terlalu jauh..
Kuharap hari ini, menjadi hari bahagia dalam sejarah kehidupanku
***
Sudah sebulan berlalu semenjak Gabriel menghibur Zura dibangku taman Karna pertengkaran orang tuanya, sejak hari itu juga tak ada komunikasi yang tercipta lagi baik dari Zura maupun Gabriel.
Semuanya kembali seperti semula dengan rutinitas kampus yang Zura lakukan Serta harinya yang selalu diisi dengan kebersamaanya dan Tom.
Zura belum tahu hubungan apa yang sedang dijalaninya dengan Tom. Yang Zura Rasakan saat ini ketika mengobrol, bercengkrama , serta terkadang bisa dibilang nge-date, entahlah...
Hanyalah perasaan nyaman.Tom tipikal pria yang sangat menyenangkan bila diajak berbincang berjam-jam meski topik yang dibicarakan tak penting.
Bukan berbincang lebih tepatnya Zura yang terus berbicara yang dialaminya seharian, dan Tom yang selalu menjadi pendengar setianya.
Tom juga sangat perhatian terhadap hal-hal kecil yang sering Zura lupakan tanpa disengaja. Semisal mengikat tali sepatu, bila Zura melupakan itu Tom akan langsung berjongkok dan membenarkan tali sepatunya dengan telaten.
Nana?
Dia menjadi pribadi yang sangat menyanyangi Zura semenjak kejadian tragis kala itu.
Seiring berjalanya waktu Nana sudah seperti Kate bagi Zura. Nana mengajarkan Zura untuk lebih peduli pada lingkungan sekitar sehingga Zura mulai memiki teman dikelas walau hanya beberapa.
"Zura kau harus pulang, ibumu pasti khawatir padamu" Nana mengelus puncak kepala Zura membujuk Zura untuk pulang ke rumah.
Benar..
Semenjak kejadian malam itu, baginya rumah itu bukan milik Zura dan keluarga itu bukan keluarganya.
Dia putuskan untuk mencari apartement terdekat dari kampus agar lebih menghemat waktu dan biaya.
Zura bahagia.
Meski jauh dari orang tua tapi setidaknya dia bisa tetap berpikir positif bukan memupuk kebencian pada ayahnya.
"Jangan melamun, Kau merindukan ibumu?" Nana mengelus Surai Zura.
"Bukan itu, aku hanya merasa hampa.."
"Hampa?"
"Sudahlah tak usah dipikirkan, terlalu sensitif untuk dibahas"
"Sesensitif apapun masalah yang kau pikirkan cobalah ceritakan pada orang-orang terdekatku Zura, ada saatnya otak mu tak bisa berpikir logis untuk memecahkan suatu masalah yang datang bertubi-tubi,"
KAMU SEDANG MEMBACA
psicopath love me !!!
Misterio / SuspensoKematian satu persatu orang yang dikenalnya membuat zura semakin berambisi menemukan dalang dibalik semua kejadian ini Tapi seakan semuanya bersih tanpa jejak dan bukti serta clue mengenai pembunuh Hingga suatu hari terjadi mengubah kehidupan zura...