9. potongan ingatan

2.5K 101 7
                                    

" Mengapa kau menangis sendirian disini" seorang gadis kecil mendekati anak kecil seumurannya yang sedang menangis sendirian dibawah Pohon Bunga kesukaannya.

Si anak kecil itu menoleh dengan air mata tergenang di pelupuk matanya yang berwarna hitam pekat " keluargaku membenciku..ayah dan ibu meninggalkanku" anak lelaki kecil mulai bercerita pada gadis yang memiliki netra mata senada dengan miliknya.

Gadis kecil itu berkedip ramah
" Kata siapa keluargamu membencimu, kata mom semua keluarga saling menyayangi meski caranya berbeda-beda " ucap gadis kecil itu.

Anak lelaki itu terus mendengarkan si gadis kecil.

Gadis kecil dihadapannya ini terlihat sangat cerdas bahkan diusianya yang masih belia seperti dirinya. Tapi pola pikirnya sangat maju dan positif.

Si gadis mulai memegang kedua bahu anak lelaki pelan " Kata mom menangis itu boleh Karna bisa menghilangkan beban yang kita alami, tapi jangan berlarut-larut menangis ya. Anak lelaki kan biasanya kuat " kata si gadis.

Anak lelaki itu tersenyum tulus
" Mom mu pasti sangat menyayangimu ya,?" Tanya anak lelaki itu.

Gadis kecil itu mengangguk-anggukan kepalanya semangat "seperti Mom yang sangat mencintaiku, aku yakin orang tuamu juga sangat.... Menyayangimu. Hanya saja caranya cukup berbeda dengan orang lain"

"Mengapa kau tak menceritakan juga tentang kecintaan ayahmu padamu" anak lelaki itu bertanya penasaran Karna sedari tadi gadis periang dihadapanya hanya menceritakan sang ibu tanpa sedikitpun unsur ayah didalamnya.

Gadis kecil itu malah tersenyum
"Sebanyak mom menyayangiku, seperti itu juga ayah menyayangiku, jangan bersedih lagi ya, kau harus tersenyum seperti ini" gadis kecil itu menarik kedua sudut bibir membentuk senyuman.

"Sampai jumpa...." Si gadis kecil dengan melambaikan tangan.

"SIAPA NAMAMU?" Anak lelaki sedikit berteriak Karna letaknya Mulai.

"PANGGIL SAJA ZURA, KATA MOM NAMAKU SEPERTI NAMA PERI HEHEHE" Si gadis menyengir bodoh.

"Zura ya?"

***

Hospital medical center sangat ramai hingga terasa sesak.

Zura mondar-mandir didepan unit gawat darurat menunggu keadaan Nana yang baru didorong Gabriel dengan kasarnya dari tangga apartemen pribadi miliknya.

Dari kejauhan Tom berlari panik setelah mendengar Zura dirumah sakit " Ada apa zura kau tak apa?" Tanyanya khawatir sambil memeriksa setiap inchi tubuh Zura takut tergores meski hanya secuil.

"Aku tak apa Tom,"

"Lantas siapa yang dirumah sakit ?" Tom mulai merasa lega karena zura baik-baik saja.

"Nana, dia teman sekolompok Kate. Dan dia juga saksi utama bahwa Kate tidak bunuh diri, tapi didorong untuk melakukan tindak bunuh diri" Tom tak paham dengan penjelasan Zura.

"Jadi dugaannmu benar bahwa Kate tidak bunuh diri?"
Tom memastikan.

"Tepat sekali"

"Lalu mengapa Nana berakhir dirumah sakit?"

"Dia saksi utama dan pembunuhnya mengetahui hal tersebut. Kemudian Nana diculik dan dia meneleponku agar mau menolongnya,tentu saja dengan paksaan oleh si pelaku. Kau tahu siapa pembunuh itu"

"Siapa dia?"

"Gabriel"

"Astaga aku tak menyangka pria yang terlihat baik seperti dia mendorong seorang melakukan tindak bunuh diri" ujar Tom tak percaya.

psicopath love me !!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang