Rajata Love

7K 870 38
                                    

Keesokan harinya, Ola sudah lebih siap berangkat pagi. Tak terburu-buru dan tepat waktu. Wanita cantik berambut panjang itu memasuki lobby dengan aura percaya diri. Jika kemarin ia sedikit bingung, namun sekarang ia sudah tau job descnya. Yah setelah melihat google tentunya.

Yang pertama be classy, artinya ia harus profesional dengan pakaian yang terlihat enak dipandang. Untuk itu Ola tak khawatir, baju setelan hitam dari Gucci membuatnya tampak berkelas ala sosialita ibukota. Yah walaupun kerja di kantor yang sangat kaku akan peraturan berpakaian, namun Ola tak ingin meninggalkan modenya dalam berpakaian. Ola sangat menyukai mode, jadi tak heran ia menjadi lulusan terbaik di ESMOD.

Ola melangkah ke kantor HRD, setelah sebelumnya menanyakan pada resepsionis dimana letaknya. Ia berdeham sebentar, sebelum mengetuk pintu kaca itu, sebelum membuka pintu.

"Selamat pagi, Pak."

Pria yang menata kertas di meja sedikit terkejut melihat kedatangan Ola yang tiba-tiba. "Iya selamat pagi, siapa ya? Ada janji dengan saya sebelumnya?" Tanya pria itu.

Ola mengangguk, dan masuk ke dalam ruangan yang tak terlalu besar itu. "Saya Aurora, asisten baru Rajata eh maksud saya pak Rajata. Kalau boleh saya tau, meja saya dimana ya pak?"

Perkataan Ola tersebut membuat pria yang berkemeja putih itu mengernyit bingung. "Sebentar ya mbak, mbak boleh duduk dulu."

Ola mengangguk, lalu duduk di depan pria yang di papan namanya itu bernama Faisal Hasanuddin. "Begini mbak Aurora, maaf sekali tapi pak Rajata sudah memiliki asisten."

Ola sudah tau itu, tapi kan dia juga asistennya Rajata juga. "Tapi saya asisten pak Rajata juga, Pak. Jadi asistennya ada dua." Jelas Ola membuat pria di depannya itu menggaruk alisnya pelan.

"Tapi mbak, sebelumnya saya tidak pernah merasa melakukan wawancara dengan anda. Dan juga saya tidak memiliki CV anda. Jadi saya sedikit bingung ketika anda membicarakan asisten tetapi saya tidak tahu tentang anda." Jelas Faisal membuat Aurora berdecak pelan. Padahal tadi niatnya hari ini ingin menjadi wanita baik dengan kesopanan yang diajarkan Mamminya.

"Ck, begini saja deh pak. Saya minta meja dan kursi boleh? Bisa diletakkan di luar kantor pak Rajata." Cerocos Ola begitu saja. Membuat Faisal sedikit terkejut mendengarnya.

"Tapi anda tidak termasuk karyawan disini, Aurora. Saya tidak pernah merasa menerima anda bekerja di massa tower." Kata Faisal tegas.

Ola memutar matanya malas, iyalah wong dia tinggal masuk aja dengan persetujuan Rajata. Dan tidak mungkin juga Ola mengatakan hal itu.

"Yah pokoknya saya minta meja dan kursi di letakkan di depan kantor Rajata. Saya tunggu lima belas menit lagi!" Setelah mengatakan dengan nada memerintah itu, Ola berjalan keluar dari ruangan itu tanpa mendengar jawaban dari kepala HRD itu.

Ola kembali berjalan menuju lift yang akan mengantarkannya di lantai teratas gedung ini. Yah gedungnya Rajata, pria tampan dengan usianya yang matang. Tiga puluh tiga tahun, dengan posisi CFO   chief financial officer  di Nassa tower Ola percaya bagaimana banyaknya wanita yang mengantri untuk dijadikan pendamping hidup oleh Rajata Sutoyo. Bukan termasuk Ola, karena ia sudah tak menyukai pria itu.

Ola mematut di kaca pintu lift khusus VIP, yah dia kan VIP juga batin Ola. Yah setidaknya, ia lebih cantik dari asisten atau sekertaris dari para CEO diluar sana. Membayangkan itu Ola terkikis sendiri. Untung tak ada orang, jadi ia tak disangka orang gila.

Ola keluar dari lift setelah mengantarkannya ke lantai tempat Rajata bekerja masih sepi. Ia lihat jam tangannya yang menunjukkan pukul delapan. "Not bad, setidaknya gue sudah di kantor sebelum dia datang."

Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang