Ola Love Three

5.8K 859 51
                                    

Ola mengaduk kopi yang dibuat untuk Rajata dengan tenaga empat lima. Tak ia pedulikan kopi yang sedikit tumpah, yang terpenting emosinya reda! Heran punya bos satu permintaannya aneh-aneh. Awas saja jika nanti Rajata minta dimasakan sesuatu, Ola racun tikus deh tuh makanan.

Ola membuang begitu saja sendok teh itu, tak peduli jika suara benturan sendok dan wastafel yang penting ia segera mengirimkan kopi ini untuk Rajata. Dan tugas pembantunya beres.

Tanpa mengetuk terlebih dahulu Ola memasuki ruangan pria yang sedang sibuk dengan kertas-kertasnya. Ola mendengus, kenapa ia dulu bisa suka dengan Rajata yang ternyata menyebalkan ini.

Tak

Ola meletakkan cangkir kopi sedikit keras hingga membuat air kopi sedikit tumpah. "Ini kopinya." Ketus Ola, membuat Rajata menggeleng melihat kelakuan wanita Soeteja itu.

Rajata bersandar menatap Ola yang terlihat jengkel kepadanya. Sungguh, melihat wajah wanita 26 tahun itu merenggut seperti itu membuatnya terhibur.

"Berapa sendok kopi dan gulanya?" Tanya Rajata membuat Ola menantapnya jengkel. Sungguh kesabaran Ola sudah habis pemirsa.

"Please Rajata, gue udah buatin sebaik mungkin itu kopi. Tinggal diminum aja pakek tanya lagi!!" Marah Ola akhirnya. Wajahnya yang putih bersih itu merah pertanda benar-benar marah.

Rajata mengangguk mengalah, lalu mengambil kopi yang terlihat tak layak minum akibat di sepanjang pinggiran gelasnya terdapat tumpahan kopi. Sebelum menyesapnya, Rajata menghirup aroma kopi kintamani yang selalu ada di kantornya.

Seteguk, dua teguk Rajata mengernyit lalu mengangguk. "Enak, walaupun sedikit pahit." Komentarnya yang membuat Ola memutar matanya sebal. Dan yah pahit karena Ola menambahkan satu sendok lagi kopi kedalam kopi milik Rajata.

"Lalu, tugas gue sekarang apa? Gue gak mau ya disuruh masak, ngepel dan hal gak penting lainnya. Disini itu gue kerja, bukan training jadi istri Lo!!" Kata Ola pada Rajata yang hampir tersedak mendengar kata-kata Ola barusan.

Rajata berdeham, sedikit mengendurkan dasi yang ternyata sudah terpasang di lehernya. Ck, berarti kemarin dia dikerjai oleh Rajata, awas saja kau!!! Kata Ola dalam hati.

"Membuat kopi dan memasangkan dasi juga tugas dari asisten Ola." Jawab Rajata sabar. Tapi tidak bagi Ola yang merasa dipermainkan.

Wanita itu meniup poni samping mengeluarkan udara yang bergumul di dadanya. "Ya udah, Cakra aja yang suruh buat kopi dan masangin Lo dasi. Gue gantiin kerja Cakra aja."

Rajata menggeleng tegas, "Cakra sudah ada tugasnya, dan kamu dengan tugasmu."

"Yasudah lah terserah, terserah Lo gue mah anak buah Lo. Jadi gak bisa protes kan?!!" Kata Ola lagi, dan berbalik pergi meninggalkan Rajata.

"Kamu mau kemana?" Tanya Rajata ketika Ola sampai di pintu ruangannya yang terbuka.

Ola berbalik dan menatap Rajata tajam. "Mau kembali ke meja gue, kenapa?" Sungguh hilang sudah sikap sopan santun yang Ola latih dari tadi pagi. Yang ada sekarang, rasa kesal luar biasa terhadap pria di depannya itu.

"Sejak kapan kamu punya meja?" Tanya Rajata yang seolah baru tau.

"Ya sejak hari ini lah!!" Sungut Ola.

"Kok, bisa? Saya gak pernah ngasih kamu meja. Dan tempat kamu satu ruangan dengan saya." Kata Rajata terdengar tak senang.

Pria itu berdiri, lalu berjalan mendekati Ola yang masih berdiri di depan pintu. Rajata sedikit mendorong Ola keluar, dan melihat dua meja dan dua kursi, yang satu milik Cakra yang sedang sibuk dengan komputernya. Dan meja yang satu masih bersih hanya tas putih yang ada di atasnya.

Rajata menatap Ola, lalu beralih pada Cakra yang sudah berdiri menatap bosnya yang terlihat dingin. "Kembalikan meja dan kursi itu ke bawah, Cak."

Mendengar itu Ola terkejut bukan main. "Hei! Itu meja gue, kenapa harus diturunin kebawah!!"

"Karena disitu bukan tempatnya kamu, La."

"Terus dimana tempatnya?"" Tanya Ola.

"Diruangan saya!"



TBC

fiachea
29 Juli 2019

Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang