Rajata Love

6.6K 931 55
                                    

"Ada undangan pak, dari istana." Kata Cakra pada Rajata ketika ia baru saja keluar dari lift. Rajata mengambil sebuah undangan bewarna putih dengan simbol negara itu dari Cakra tanpa membuka dan membawanya begitu saja.

Rajata masuk, dan mendapati Ola yang sudah duduk manis di depan meja kerjanya. Yah sudah sejak dua minggu ini Ola bekerja dengan baik denganya, tanpa adu mulut dan protes apapun. Dan hal itu sedikit membuat hati Rajata cukup tenang.

"Sudah selesai?" tanya Rajata pada Ola yang tampak serius tak menyadari kedatangannya.

Ola menoleh pada Rajata lalu mengangguk dengan wajahnya yang menekuk sebal. "Banyak banget, mata aku sampe capek." gerutu Ola pada Rajata yang terlihat tampan siang ini. Iya, bosnya itu baru masuk kantor siang setelah ijin bermain golf bersama investor katanya. Kan menyebalkan sekali, gerutu Ola. Coba saja ketika ia yang telat, bisa ngamuk tu si bos besar.

"Tapi udah selesai?" Tanya Rajata membuka jasnya, dan mengambil kertas yang ada disamping leptop Ola.

"Udah, tapi aku capek." Kata Ola lagi, berharap si bosnya itu memberikan cuti libur padanya. Dan itu tidak mungkin!!!

Rajata hanya mengangguk sebagai balasan, lalu duduk dan membuka undangan yang disodorkan Cakra tadi. "Undangan siapa?" tanya Ola penasaran. Terlihat indah, dan ada logo Garuda sebagai perekatnya.

Rajata masih tak menjawab, lalu menutup undangan itu. "Dari istana." jawabnya singkat.

Mata Ola melebar seketika, dengan cepat Ola beranjak berdiri dan mengambil undangan bewarna putih itu lalu membacanya. "What!! undangan upacara 17  agustus?!! Kamu diundang?"

"Iya, itu buktinya." Kata Rajata. Ola mengangguk, pantas sih Rajata diundang setelah satu  Minggu yang lalu pria tampan ini baru mendapatkan apresiasi dari presiden langsung karena pasar tradisional moderen yang di terapkan di kota-kota besar. Ah beruntungnya Rajata.

"Kamu datang?" tanya Ola pada Rajata, matanya mengedip seolah menyuruh Rajata untuk mengangguk. Dan dengan baiknya, Rajata mengangguk petanyaan Ola.

"Aku ikut dong ya, please." Kata Ola penuh rayuan. Rajata tampak mengernyitkan dahinya bingung melihat perubahan sikap Ola.

"Dilarang membawa asisten." Kata Rajata membuat Ola kembali melihat isi undangannya yang memang tidak boleh diwakilkan.

Ola kembali menatap Rajata dengan wajah polos nan penuh rayuannya, "Ya udah sebagai adik kamu ya, Rajata."

Rajata semakin mengernyitkan dahinya, ia bersandar lalu melihat Ola yang menunggu jawabannya penuh harap. "Tidak ada tulisan adik boleh dibawa di undangan itu, Ola." Sahut Rajata yang membuat Ola menekuk wajahnya seketika.

"Tapi kan, undanganya untuk dua orang. Kamu pelit banget sih." Sebal Ola, lalu melemparkan undangan itu di atas meja. Ia duduk dengan kasar menghadap Rajata, yang terlihat diam saja di tempatnya.

"Rajata, aku ikut ya." Rengek Ola, sungguh sejak dulu ia ingin sekali datang melihat upacara 17 agustus di istana negara. Dan sekarang ketika ia memiliki kesempatan itu walaupun atas nama Rajata ya Ola harus berusaha mendapatkannya dong.

"Nanti jika ditanya kamu siapa, aku jawab apa?"

"Ya adik kamu dong." Jawab Ola mantap.

Rajata menggeleng, "Kamu mau membohongi presiden?"

Oke, Ola gak berani. "Terus gimana dong?"

Rajata tampak berpikir sejenak, lalu tersenyum tipis pada Ola. "Sebagai calon istri aku, gimana?"

Dan Ola tersedak dibuatnya. "Kan itu bohong juga!!" kata Ola tak terima.

Rajata mengedikkan bahunya, "Kalau tidak mau ya sudah."

Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang