Terkadang rasa rindu itu memang datang menusuk hati, namun segera ku tepis karna ku sadar bahwa kamu kini tak sendiri lagi.
Yohan dan Ara saat ini tengah berada di bioskop yang berada sangat dekat dengan rumah mereka, tak ada dandanan wah hanya sweater dan celana training dan sendal rumah yang membawa mereka menuju bioskop. Tak ada lagi kata malu untuk kedua sejoli ini yang ada hanya 'malu-maluin'. Ara memainkan Game nya sambil menunggu Yohan membeli tiket sedangkan Yohan saat ini tengah mengantri.
"Dasar pemales!" Cibir Yohan
Mata Ara mendelik tajam ke arah nya. "Kalau ngomong suka ga di filter sih!"
"Lagian elu, kan minggu kemarin yang ngantri tiket gue, gantian kek."
"Ihh lu mah gitu, itung itungan jadi temen." Cibir Ara
"Udah udah iye dah, sana pergi."
"Oh jadi ngusir?" Tanya Ara
"Iya lu bau dosa soalnya!" Kata Yohan lalu mengacak pelan rambut Ara
Gadis itu hanya menghela nafasnya kesal, sesekali mata nya mendelik ke arah Yohan. Kaki nya kini beralih menginjak kaki Yohan kuat-kuat, membuat pemuda itu meringis kesakitan. Mereka menjatuhkan pilihan untuk menonton film #TemanTapiMenikah2 yang Yohan tau adalah itu film yang paling Ara tunggu.
Ara mengikuti dengan benar kisah cibta dari Ayu dan Ditto nya itu. Kadang Ara sering mengatakan bahwa Ditto itu seperti Yohan selalu membuat nya tertawa, membuatnya kesal, dan tak pernah mau mendengar apa yang ia katakan.
"Pokok nya ya Han, setelah nonton film ini gue harap lo ga jatuh cinta sama gue, awas aja sampe lo suka sama gue, gue bunuh lo!" Ujar Ara tempo lalu saat menonton series pertama dari film itu.
"Dua tiket ya mbak," ujar Yohan
Wanita yang tampak rapi dengan pakaian khas pegawai bioskop itu mengangguk. "Untuk berapa orang kak?"
"Dua mbak,"
"Baik silahkan pilih Seat nya ya," ujar wanita itu ramah, tak pernah lewat senyuman itu selalu nampak dari bibir setiap pegawai yang berada di box office.
"Seat H ya kak?"
Yohan mengangguk, mengeluarkan domoet nya dari saku celana training nya. "Saya ulangi ya kak, tiket teman tapi menikah 2 di Seat H untuk dua orang ya kak,"
"Iya mbak,"
"Baik, total nya 100.000 rupiah ya kak,"
Yohan dengan cepat memberikan uang dua lembar warna biru dengan angka 50.000 itu kepada wanita yang berada di hadapan nya.
"Uang nya saya terima ya kak, baik ini tiket nya di Cinema 3 15 menit lagi ya kak, selamat menonton." Ujar wanita itu lalu meberikan dua buah tiket kepada Yohan
Mata nya melirik sekeliling. Menatap ke arah lalu lalang orang yang berjalan mencari Ara yang kini entah hilang kemana, hingga mata nya menangkap satu sosok yang kini berjalan gontai ke arah nya, mata nya nampak sembab dengan popcorn yang ia jepit di antara tangan nya.
Pemuda itu langsung berlari ke arah Ara yang kini memeluk nya dengan erat. Di usap nya pelan kepala Ara. "Kenapa?" Tanya nya
"Kak Jeno, hikseu..." air mata nya kembali tumpah mengingat kejadian yang ia lihat tanpa Yohan di sisi nya.
"Jeno? Kenapa lagi dia?" Tanya Yohan
"Dia selingkuhin gue! Katanya dia nembak gue itu cuma dare doang Han!" Ujar gadis itu sambil merengek ke arah Yohan.
Mata nya kembali mengeluarkan air mata dan isakan kecil dari bibir tipis nya. Sigap Yohan kembali memeluk gadis itu, entah mengapa rasanya emosi saat melihat Ara di lakukan seperti itu oleh orang tak seberapa seperti, Jeno.
"Udah jangan nangis nanti gue tonjok aja tuh si Jeno, udah yaa.." ujar Yohan lalu mengusap air mata yang membasahi pipi Ara.
Gadis itu kembali merengek. "Jangan di tonjok nanti gue makin nangis,"
"Yaudah ga di tonjok, jadi nonton kan?" Tanya Yohan
Ara menganggukan kepala nya lemah. "Jadi lah," kata nya
Yohan menarik tangan gadis itu menuju cinema di mana film mereka akan di mulai, duduk di Seat yang memang sudag di pesan oleh Yohan. Mata Ara masih nampak sembab, bahkan di adegan lucu yang seharus nya ia ajan tertawa terpingkal-pingkal malah menangis dengan isakan kecil.
Walaupun menangis, Ara bahkan masih sempat sempat nya tak mau membagi popcorn di tangan nya. Benar kata orang-orang bahwa cewek yang sedang putus cinta itu seperti beruang hutan, menyeramkan dan galak. Di tambah lagi Ara sedang PMS bisa mati Yohan kalau terus berdebat dengan nya.
Hingga sampai pada saat adegan paling emosional yang membuat Ara kembali menangis tersedu-sedu. Yohan yang peka langsung menaruh kepala Ara pada bahu nya, mengusap nya perlahan sambil sesekali menenangkan gadis itu.
"Ra," panggil Yohan
"Apa?"
"Kalau seandainya lo yang jadi Ayu dan gue jadi Ditto yang nyimpen perasaan sama lo, respon lo gimana?" Tanya Yohan
"Gue? Bakal bunuh lo sampe lo suka sama gue!" Kata Ara lalu menatap tajam ke arah Yohan
Yohan tersenyum ke arah Ara, yang kembali menangis karna mengingat Jeno yang mengatakan bahwa semua hal yang ia lakukan dengan Ara hanyalah sebuah permainan.
"Kak Jeno jahat bangets ama gue Han, hikss..."
"Sstss... udah jangan di inget, ngapain nginget cowok jelek kayak Jeno mending lo liat gue," kata Yohan
Ara menggelengkan kepala nya kuat. "Gue udah jatuh banget sama dia Han," kata Ara
"Emang lo di hamilin sama Jeno?" Tanya Yohan
Plak!
Tangan Ara kembali memukul punggung Yohan yang membuat pemuda itu meringis kesakitan.
"Aduh! iya maap,"
"Enak aja kalau ngomong!" Kata Ara
Gadis itu terus menangis selama film di putar, fokusnya terus teralihkan tanpa menatap film. Sedangkan Yohan terus mengusap kepala Ara menenangkan gadis itu. Hingga akhirnya pemuda itu membuka lebar telapak tangan nya, menggenggam kuat jemarin Ara.
Mata Ara melirik ke arah nya. "Kata bunda gue kalau ada orang yang sedih harus di genggam tangan nya,"
"Buat apa?" Tanya Ara
"Men transfer energi bahagia dalam tubuh gue ke tubuh lo biar ga sedih lagi," tutup Yohan dengan senyuman yang membentun bulan sabit di mata dan bibir nya.
Oemjiji, aku ga kuat dengan segala ke uwu an Yohan dan Ara ya amvun!!
Ayo perasaan kalian bagaimana sekarang? Jangan lupa vote dan kritik saran di coment yaaa
Jangan lupa bahagia and see you on next chapter
YOU ARE READING
Friendzone Area! - Kim Yohan
ФанфикMungkin benar yang orang orang katakan tentang tak akan pernah ada kata persahabatan di antara laki-laki dan perempuan. Sama hal nya seperti Ara dan Yohan kedua remaja yang menjadi sahabat dejak kecil ini masih saling memendam rasa, tak ada yang ber...