Chapter 19 ; Berbaikan

201 24 6
                                    

Jika kau merasa tak terlihat, maka berikan lah dia sebuah rasa niscaya kau akan terlihat walau hanya siluet Asa.

Jika kau merasa tak terlihat, maka berikan lah dia sebuah rasa niscaya kau akan terlihat walau hanya siluet Asa

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Yohan, masih marah?"

Gadis itu memulai percakapan lalu menatap mata sebangku nya yang beberapa hari ini sempat tak bertegur sapa. Hari ini gadis itu ingin meng akhiri perang dingin antara dirinya dan Yohan. Pemuda yang awal nya menundukan kepala nya untuk tidur kini dengan cepat mengangkat nya.

Secercah senyum sumringah nampak jelas di wajah nya. "Gue yang harus nya tanya, lo masih marah?"

Ara menggeleng. "Gue ga marah,"

"Terus kenapa jadi jarang negur gue?" Tanya Yohan

"Lah lo yang ga negur duluan!" Sahut Ara

Yohan memutar bola mata nya jengah, tak mau memulai pertengkaran yang berujung dirinya hrus merasakan rugi dan kantong nya yang akan menipis karena membujuk Ara. Pemuda itu mengacak pelan rambut nya.

"Yohan jangan di acak ish!" Sergah Ara lalu menarik tangan Yohan

Gadis itu merapikan rambut nya yang berantakan karena ulah Yohan. Jujur Ara rindu setelah perang dingin nya beberapa hari dengan Yohan yang lebih memilih menjauhi nya karena seorang wanita.

Namun, kenyataan lagi-lagi mematahkan nya.

"Lo lagi deket sama orang ya?" Tanya Ara

Yohan mengangguk lalu memakan jajanan yang ia bawa masuk diam diam ke dalam kelas, gigi nya tak berhenti mengunyah lalu sekilas menatap Ara yang kini diam.

"Siapa?" Tanya Ara

"Lo," Yohan memberi jeda di setiap perkataan nya lalu tersenyum manis ke arah gadis itu.

"Sekarang gue lagi deket dan hanya mau deket sama lo doang, Ra."

Yohan memeluk tubuh Ara erat-erat membuat pergerakan gadis itu terkunci oleh Yohan, sesekali Yohan mengacak rambut Ara yang membuat gadis itu berdecak sebal.

Namun, satu hal yang ingin Ara katakan pada Yohan adalah kata maaf, karena telah belajar untuk melupakan dan mungkin tak dapat mencintai nya lagi.

Gadis itu mengerucutkan bibir nya pertahanan nya melemah, iya, gadis itu menitik kan airmata nya. Selama bersama Yohan Ara bisa menjadi diri nya sendiri tak ada rasa canggung walaupun ia memiliki perasaan dengan Yohan, tapi, ketika bersama Yunseong Ara merasa bahwa Yunseong tak dapat menjadi Yohan nya.

Yohan melirik Ara sekilas lalu melepas pelukan nya memegang pundak gadis itu, lau menghapus air mata yang mengalir di pipi nya itu.

"Hey, Ara kenapa nangis sih?" Tanya Yohan

Tangisan nya tak berhenti malah makin menjadi. "Lagian elu sih! Kenapa ga jelasin semuanya dari awal aja, ga perlu buat gue liat kalau lo sengaja jauhin gue demi Minju, Han."

Tangis nya tetap tak berhenti Ara masih tetap menangis sebelum akhirnya Yohan mengeluarkan sebuah coklat dairy milk dan memberikan nya pada Ara, pertahanan Ara langsung runtuh saat melihat coklat.

Air mata nya mendadak tak mengalir lagi, dengan cepat Ara menghapus nya.

Yohan mendecih pelan. "Ck! Lagian elu, gue mau jelasin malah asik berduaan sama Yunseong," cibir Yohan

"Gue ga berduaan, cuma Yunseong yang waktu itu mau nemenin gue," jawab Ara lalu mengunyah coklat yang berada di dalam mulut nya.

"Terus kenapa lo waktu gue mau jelasin malah jawab jutek terus naik mobil bareng sih Yunseong?"

"Kan gue udah bilang gue kesel sama lo!"

Yohan menatap Ara yang tengah mengunyah coklat.

"Lo kesel sama gue?"

Ara mengangguk cepat.

"Kalau udah kesel, sayang nya kapan dong?"

YOHAN BANGSAATTTT!!

Ara masih sibuk dengan beberapa kotoran yang ada di kelas nya, menyapu nya dengan sabar

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Ara masih sibuk dengan beberapa kotoran yang ada di kelas nya, menyapu nya dengan sabar. Ara memang harus banyak banyak mengelus dada jika tahun depan harus sekelas lagi dengan orang seperti Haechan, Jisung dan Chenle yang bahkan di saat piket masih sempat sempat nya kabur.

"Ra, udah selesai belum?" Tanya Yohan dari balik pintu kelas.

"Belum," pekik Ara

Tangan nya beralih menaruh kain pel itu kedalam lemari, tangan nya siap mengetik kata kata kasar untuk ketiga makhluk astral yang kabur dan besok pagi pasti datang sambil cengar cengir meminta contekan.

Kaki jenjang nya beralih menuju keluar kelas, menutup pintu kelas nya. Tangan nya menadah meminta tas kepada Yohan yang kini asik tertawa karena bermain ponsel nya.

Ara mengernyitkan alis nya bingung. "Han! Chat sama Minju yaaa." Goda Ara

Yohan mengangkat kepala nya. "Engga, ini si Hyewon bego banget mau mau nya di kibulin sama Haechan," kata Yohan

"Mau pulang?" Tanya nya

Ara mengangguk lalu berjalan lebih dulu dari Yohan, melirik ke arah parkiran lalu mencari kuda besi berwarna putih milik Yohan. Mata nya menatap sekeliling, Ara rasa seharian ini ia tak bertemu dengan Yunseong yang biasanya sudah nangkring di depan kelas, meng ganggu nya.

"Shea!" Teriak Ara

Gadis dengan perawakan datar itu menoleh. "Kenapa?" Tanya nya

"Ada lihat Yunseong ga? Seharian ini ga liat dia soalnya,"

"Bukan nya hari ini emang dia ga masuk," sahut Shea

Ara menekuk kedua alis nya. "Ga masuk? Tumben, kok ga bilang ya."

"Gatau sih, dia cuma bilang izin aja di gc kelas," jawab Shea

"Eh, gue duluan ya mau kabur dari Jevan," ujar Shea lalu berlari menjauh.

Pikiran nya masih berkelana, sampai saat Yohan mengatakan sesuatu yang membuat nya terjebak dalam masa lalu.

"Kalau liat lo gini, gue jadi inget waktu awal kita ketemu Ra."

****

Hay guys! Jadi mau ngasih tau kalau chapter berikut nya mulai nge rewind awal pertemuan Ara dan Yohan yaaa, biar kalian tahuu kenapa mereka bisa sahabatan kayak gini jangan langsung ke cinta cintaan nya ajahhh.

Awal ketemu Yunseong dan semuanya, jadi pantengin teruss yachhh

Friendzone Area! - Kim YohanWhere stories live. Discover now