Chapter 25 ; Epilog

149 8 1
                                    

Kamu harus percaya. Segala hal yang telah di mulai juga akan berakhir, seperti kisah cinta kita.

Tiga tahun yang lalu Ara rasa gadis itu masih duduk di bangku kelas akhir, menikmati tiap detik rasa sakit hati, tiap detik kebahagiaan yang tak mungkin terulang lagi, atau setiap detik waktu nya yang tersita karena ujian untuk masuk universitas

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Tiga tahun yang lalu Ara rasa gadis itu masih duduk di bangku kelas akhir, menikmati tiap detik rasa sakit hati, tiap detik kebahagiaan yang tak mungkin terulang lagi, atau setiap detik waktu nya yang tersita karena ujian untuk masuk universitas. Dan disini lah dia berdiri, di depan pantai yang menjadi tempat nya berlibur untuk me refreshing otak nya.

Saat kecil, Ara selalu berfikir kenapa saudara nya selalu merasakan patah hati hingga tak mau bangkit lagi, terkadang Ara berfikir kenapa dalam hubungan pasti akan ada Konflik yang datang.

Namun, kini Ara paham. Bahwa tanpa konflik sebuah hubungan tak akan se menarik biasanya, tanpa konflik tak akan ada namanya ujian kesetiaan dalam sebuah hubungan. Semilir angin di pantai jauh lebih baik di bandingkan dengan semilir polusi yang selalu ia temui.

Dan hari ini, adalah kali pertama pertemuan nya dengan Yohan setelah terpisah selama tiga tahun lama nya. Ara rindu? Jelas!

Apalagi saat tes masuk universitas dan melihat Yohan mendaftar di universitas yang berbeda dengan nya. Ara ingat saat Yohan berjanji untuk tak akan meninggalkan Ara apa pun keadaan nya.

Namun, karena perpisahan singkat itulah Ara sadar bahwa perasaan nya untuk pemuda itu bukan tumbuh karena waktu, tapi tumbuh karena saling tarik menarik.

Tangan nya menggenggam buku dengan sampul warna hijau tosca dan hitam yang mendominasi, kisah nya, kisah Yunseong, dan kisah Yohan. Tertulis indah di setiap halaman tanpa jeda, tanpa akhir, dan tanpa air mata.

Mata nya melirik benda pipih yang bergetar, mau bagaimana pun keadaan nya, perlahan Ara sadar. Bahwa obat patah hati yang paling ampuh adalah jatuh hati.

Jelas, Ara masih belum melupakan Yunseong. Sang pengukur kenangan singkat dalam hidup nya, tapi Ara juga tak bisa berlarut dalam kesedihan.

Lalu, bagaimana dengan Minju? Tenang, Ara bahkan sudah berbaikan dengan gadis itu, melupakan segala masalah dan meng akhiri perang dingin di antara mereka.

Apakabar dengan Jeno? Dia sudah bahagia dengan pilihan nya, terakhir Ara dengar bahwa Jeno sempat menikah muda. Mengantarkan undangan nya kerumah Ara namun, gadis itu bahkan tak sempat datang.

Semua nya berlalu begitu cepat, gadis yang awal nya remaja itu kini beranjak dewasa. Ara membuka kamera pada benda pipih itu, memfoto wajah nya yang selalu nampak cantik di menurutnya.

Mata nya melirik, menelisik sana sini. Sang empu memang kadang kurang bersahabat dengan waktu, bukti nya dengan segala macam janji dia masih saja datang terlambat.

Friendzone Area! - Kim YohanWhere stories live. Discover now