Chapter 05 : Ajakan Sang Pujaan

413 35 4
                                    

Hanya bisa menutup luka. Menahan api cemburu. Memendam rasa kecewa. Karena mau marahpun aku sadar, 'siapa aku?'

Langkah kaki dari para siswa dan siswi menghiasi koridor lantai 2 SMA Garuda 2, ada yang berlari menuju lift untuk pergi menuju perpustakaan, atau berlari melewati tangga darurat karna ingin cepat sampai tujuan tanpa menunggu berlama-lama

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Langkah kaki dari para siswa dan siswi menghiasi koridor lantai 2 SMA Garuda 2, ada yang berlari menuju lift untuk pergi menuju perpustakaan, atau berlari melewati tangga darurat karna ingin cepat sampai tujuan tanpa menunggu berlama-lama. Sama seperti siswa siswi pada umumnya, pemuda dengan pakaian olahraga itu masih berjalan dengan santai nya di koridor bersama gadis yang selalu ia jadikan pelanggan setia nya.

"Ra," panggil Hangyul seorang kakak kelas yang terkenal akan ke gantengan dan gombalan nya yang membuat siapapun akan terpanah di buat nya.

"Ya kak?" Ara tersenyum seberusaha mungkin untuk ramah dan merasa tak canggung dengan kakak kelas yang berdiri di hadapan nya.

Sedangkan pemuda di sebelah nya sudah wanti wanti, menjaga gadis yang sekarang berdiri membelakangi dirinya.

Hangyul dengan santai nya menyerahkan surat dengan amplop warna putih. "Mau nyogok kak?" Tanya Yohan

Dengan cepat gadis itu langsung menyikut perut Yohan dengan sikut nya, sambil melototi Yohan sekilas lalu kembali menatap ke arah Hangyul. "Ini mau di kasih ke bu Nita ya kak?" Tanya Ara

Mengingat bahwa Hangyul adalah senior nya yang selalu keluar masuk ruang UKS hanya untuk numpang tidur atau sekedar bermain game hingga mendapat pelanggaran dari sang penjaga UKS dan di hukum di ruang BK jadi Ara akan mengira bahwa surat dengan amplop putih ini akan di tujukan pada sang guru BK. Namun nyatanya gelengan kepala itu tampak jelas di mata Ara.

"Bukan surat ini buat lo,"

"Eh?"

"Modus! Cuih!" Cibir Yohan tak terima

"Yohan!" Ujar Ara mengingatkan nada suara nya berubah menjadi tegas dan tak ada sedikit bercanda.

Pemuda yang kini berdiri tepat di samping nya hanya dapat menampak kan wajah tanpa dosa sambil tersenyum jahil. "Dari temen gue," lanjut Hangyul

"Temen kakak? Kak Jeno?" Ujar Ara mengulangi

Anggukkan kepala dari Hangyul menandakan bahwa yanh Ara ucapkan tadi benar, seperkian detik kemudian lelaki dengan mata bak elang itu menepuk pundak Yohan lalu melangkah melalui nya begitu saja. Ara yang di tinggalkan melompat ke girangan di buat nya. Yohan melirik ke arah gadis yang kini tengah tersenyum sambil menatap surat dengan amplop itu tak sabaran.

Di buka nya secara perlahan sambil menampakan senyum bahagia dan rona merah yang tak hilang di pipi nya.

Selamat siang calon bu dokter!

Friendzone Area! - Kim YohanWhere stories live. Discover now