Chapter 02 : Pulang Sekolah

630 43 28
                                    

Salahku adalah tak dapat mengatakan padamu bahwa aku mencintaimu karna status pertemanan yang selalu aku pikirkan.

Gadis itu masih duduk di pinggir lapangan, niat hati nya untuk melihat Jeno saat bermain basket sekarang sudah terkabul

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Gadis itu masih duduk di pinggir lapangan, niat hati nya untuk melihat Jeno saat bermain basket sekarang sudah terkabul. Dengan alasan akan pulang bersama Yohan, keringat Jeno yang mulai jatuh ke lapangan kaki nya yang terus berlari membuat rasa cinta Ara pada nya makin plus plus.

Dari ujung lapangan basket terlihat, para siswa dan siswi yang mengenakan pakaian khusus Taekwondo itu berbaris rapi, saling bertarung untuk mendapatkan nilai yang tinggi. Terkadang Ara sempat berfikir apa dia harus ikut Taekwondo biar bisa modus deketin kak Jeno.

Tapi, kalau kata Yohan sahabat nya kalau memang Jeno suka dia, maka Jeno bakalan nerima Ara apa adanya dengan segala kelebihan dan kekurangan nya ya walaupun Ara banyakan kurang di banding lebih.

"Ra, pulang ayo," Ajak Yohan tangan nya tak henti henti mengelap keringat yang bercucuran melalui pelipis.

"Nanti Han, kak Jeno belum pulang," kata Ara mata nya tak dapat teralihkan dari Jeno.

"Kik Jini bilik piling, halah! Kalau dia pulang juga yang nganterin lu sampe rumah selamat sentosa serta aman kan gue, ngapain nungguin sih Jeno," cibir Yohan

Bibir nya berdecak sebal lalu menatap ke arah Yohan kesal. "Ini nih! Kebiasaan anak nya om Akbar! Mulut nya suka ga di filter." Kata Ara

"Lah orang gue bilang apa adanya," ujar Yohan tak terima

"Ntar deh Han debat nya, kak Jeno juga bentar lagi selesai," ujar Ara

"Pulang sama gue sekarang, atau nungguin Jeno selesai pulang nya sendiri?" Tanya Yohan

"Ck! Ngancem mulu dah!"

Ara mengendong tas nya malas, melangkah kan kaki nya sebal sambil mengikuti langkah kaki Yohan, lelaki yang lebih mirip dengan orang utan di mata nya itu selalu membut nya naik pitam. Ara tak pernah habis pikur bahwa Yohan memang se mengesalkan itu.

Di nyalakan nya motor beat itu, memberikan helm pink itu pada Ara dan dengan kasar Ara menarik nya.

"Idih! Ngambek lu?" Tanya Yohan

"Ga! Nahan boker!" Ketus Ara

"Yaudah kalau nahan boker cepetan naik!"

Tanpa basa basi Ara langsung naik ke atas motor Yohan, dia benar benar kesal niat nya mau modus untuk meminta id line Jeno gagal total karna Yohan. Motor itu di jalankan melewati jalanan yang sudah hampir gelap, senja dengan warna ke jingga jingga an itu menemani mereka dalam perjalanan kerumah.

Semilir angin seperti yang di wattpad wattpad adalah harapan Ara, namun nyata nya yang ia dapatkan hanyal semilir polusi yang menerpa wajah cantik nya. Asap kendaraan ber motor maupun ber mobil, kemacetan dan hal lain sebagai nya sudah menjadi rutinitas nya sepulang sekolah bersama Yohan.

Perjalanan menuju rumah di rasa masih Jauh, Ara menarik baju taekwondo milik Yohan. Mata nya tiba tiba mengantuk, mata Yohan terus melirik sahabat nya dari kaca spion.

"Ra jangan bobo, bentar lagi sampe." Ujar nya memperingati

"Heem." Jawab Ara mata nya sudah tinggal beberapa watt lagi karna mengantuk

"Jangan bobo Ra, ntar baju gue iler lo semua," kata Yohan

Mendengar kata 'iler' mata Ara langsung terbuka sempurna, tangan nya beralih memukul pundak Yohan. "Enak aja! Gue ga ileran!"

"Eh iya iya, aduh maap woy!" Kata Yohan

"Lu tuh ya, kalau ngomong suka ga mikir sih!" Kata Ara

"Yaudah sih cogan minta maap neng."

"Cogan cogan, cogan tuh—"

"Kayak kak Jeno." Potong Yohan

Ara hanya tertawa pelan di atas motor. "Tau aja lu."

"Udah keseringan, sampe bosen denger nya." Kata Yohan

Lampu dengan tiga warna itu menunjukan warna merah, menandakan mereka harus berhenti bersama pengendara lain nya. Mata Ara melirik setiap pengendara di sebelah kanan dan kiri motor nya, orang orang yang baru saja menyelesaikan aktivitas nya itu akan menuju kerumah mereka dan ber istirahat.

"Han," panggil Ara

"Kenapa?" Tanya Yohan

"Lo anggep gue sebagai siapa lo sih?" Tanya Ara

"Sebagai, sahabat terbaik gue mungkin," jawab Yohan

Nada nya terdengar ragu ragu, tidak seperti rasa sakit yang entah datang dari mana tanpa ragu ragu mengenai hati Ara. Ada rasa nyesek saat Yohan bilang sebagai sahabat terbaik, tapi bukan nya dia sudah menyukai Jeno?

 Ada rasa nyesek saat Yohan bilang sebagai sahabat terbaik, tapi bukan nya dia sudah menyukai Jeno?

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Hai! Hayolohh gimana part yang ini?? Apa ada perbedaan dari versi sebelum nya dengan yang ini?

Hayuklah di vote neng, akang biar saya semangat ngetiknya!

Friendzone Area! - Kim YohanWhere stories live. Discover now