Kalau waktu bisa di ulang, mungkin aku akan mengatakan pada tuhan bahwa tak perlu mempertemukan aku dengan mu lebih dulu untuk menyatukan aku dan dia, karena pada akhirnya kita akan sama sama terluka.
"Jangan ganggu Ara lagi,"
Gadis kembar dengan perawakan kaku itu kini berbicara di hadapan Yohan, banyak yang tak percaya bahwa Shea akan melakukan nya. Shea sadar hampir satu kelas kini memperhatikan nya, walaupun Shea tahu betul jika ini bukan kelas nya, tapi gadis itu tak dapat menahan lagi apalagi jika itu berhubungan dengan sahabat nya.
Yohan menatap iris mata coklat itu. "Gue ga ganggu Ara,"
"Biarin Ara berdua sama Yunseong, biarin Ara bahagia tanpa ada nya bayang bayang lo!"
Shea meninggalkan kelas mereka, menjauh kan pandangan nya dari iris mata Yohan yang kini nampak hitam pekat.
"Tapi, Yunseong ga bisa buat Ara bahagia," teriakan Yohan menggema di kelas mereka.
Shea tersenyum remeh. "tau apa lo tentang bahagia?" Shea membalikan badan nya menghadap Yohan.
Mata Yohan memanas ingin adu bogem, tapi mengingat jika Shea adalah seorang gadis. Mau di taruh di mana harga diri Yohan nanti? Apalagi Shea merupakan gadis yang paling ber prestasi di sekolah, membuat masalah dengan dia sama dengan mencari mati.
Sepeninggal Shea, Pemuda itu hanya diam. Dari sekian banyak orang di dunia kenapa harus Yunseong yang mendekati Ara? Dari sekian banyak orang yang bersahabat dengan nya mengapa harus sahabat karip nya yang menjauhi nya?
Yohan menghela nafas panjang, Yohan memang akan menjauh darai Ara jika memang usah nya tak lagi berarti di mata Ara, dan saat ini yang jelas Yohan tak akan menyerah dengan perasaan nya.
Gadis itu menikmati setiap semilir angin dingin di sertai hujan yang berjatuhan dari langit sambil memakan indomie di rumah milik Yunseong. Awal nya Ara sempat kaget ketika melihat rumah Yunseong yang besar nya minta ampun, sering sering elus dada Ara karna waktu buka rumah bahkan para pelayan nya sudah berdiri di luar untuk menyambut kedatangan Yunseong.
Entah berapa puluh pelayan di setiap ruangan nya, bahkan sekarang Ara merasa seperti di penjara karena terus di lihati oleh para pelayan Yunseong. Banyak dari mereka yang berlalu lalang, bahkan di bagian dapur Yunseong punya koki sendiri.
"Rumah lu gede banget, Cong!" Pekik Ara
Yunseong menghela nafas nya. "Percuma gede yang di sini juga cuma gue sendiri, Ra."
Ara kembali mengingat hal itu, saat dia mulai memasuki rumah besar ini. Lalu mata nya melirik lelaki dengan pakaian serba putih dengan snelli yang ia kenalan dan stetoskop di leher nya.
"Woy! Kaget ya?" Yunseong mengejutkan Ara dari belakang tapi tenang, Ara masih tetap jaim walaupun mangkuk di tangan nya hampir jatuh.
"Ngangetin aja lu!" Semprot Ara
Bibir nya kembali menyesap kuah mie di dalam mangkuk, Ara bersumpah bahwa ini adalah mie paling enak yang pernah ia makan. Atau mungkin karna di buatkan oleh koki handal Ara juga kurang tahu untuk hal itu.
"Lo sakit?" Tanya Ara lalu menatap ke arah Yunseong penuh tanda tanya.
Yunseong tersenyum. "Kenapa khawatir, Ya?"
Ara memutar bola mata nya jengah lalu berubah menatap datar ke arah Yunseong.
"Gue serius lho, Cong."
"Pengen banget di seriusin?" Goda Yunseong
Ara tersenyum kesal membuat Yunseong langsung mengacak-acak rambut nya dan tertawa ngakak.
"Engga kok, becanda sayang."
Ara mengernyitkan alis nya bingung. "Sayang?" Ulang Ara
"Iya kenapa sayang?"
Shit!
Ara terjebak lagi, mengapa ia tak semudah orang lain mengenali setiap gombalan dari Yunseong? Ara meletakan mangkuk mie nya di atas meja ruang keluarga Yunseong, lau menyeruput es jeruk yang di buatkan oleh koki nya.
Ara kembali tertawa kecil saat mengingat ketika ia mengatakan bahwa ia tengah lapar karna belum makan sejak siang tadi.
"Laper gue, Cong ada makanan kaga?" Tanya Ara
"Lo laper? Samuel, can you help me please?"
"Yes, sir!"
Ara sempat berdecak kagum ketika melihat orang orang di dalam rumah besar nan megah milik Yunseong. Hampir setiap orang yang ia ajak berbicara lancar dakam menggunakan bahasa inggris bahkan Ara yang sudah bimbel mati matian bahasa inggris masih antara mau dan tidak mau.
"Mau makan apa neng? Ada carbonara, ada spaghetti, ada manggo sticky rice, ada gurame asam manis semanis cinta dia, neng mau apa?"
Seketika Ara tersenyum pahit mendengar suara medok dari koki rumah Yunseong, sedang kan Yunseong hanya cekikikan di sebelah nya.
"Eum... Mie rebus aja ada kang?" Tanya Ara
Mendadak wajah Yunseong berubah kecewa, setelah menyebutkan segala resep favoritnya Ara ternyata hanya menyukai Mie rebus yang tak lain adalah Indomie.
"Ga salah denger, neng?" Ulang koki nya yang bernama Samuel.
"Engga kang, saya mau mie rebus aja hehehe.." ujar Ara yang di akhiri dengan senyum.
"Ra, lo suka sama Yohan?" Tanya Yunseong
Lidah Ara mendadak kelu, menatap Yunseong tak percaya. "Gausah kaget, gue tau kok."
"Ra, tapi lo bisa ga taruh nama gue walaupun di sudut hati lo?"
Ohallooo!! Aku apdet lagi nichh
Sebenrnya aing lebih suka liat peachy sama Yunseong sihhh hihihi😚
Buat kalian yang pengen tahu kisah nya Shea sahabat Ara di sekolah, nanti bisa mampir ke cerita selanjut nya, Je t' Ame, Shea.
Di tunggu vote dan komen nya yaaaa see you on next chapter👋
YOU ARE READING
Friendzone Area! - Kim Yohan
Fiksi PenggemarMungkin benar yang orang orang katakan tentang tak akan pernah ada kata persahabatan di antara laki-laki dan perempuan. Sama hal nya seperti Ara dan Yohan kedua remaja yang menjadi sahabat dejak kecil ini masih saling memendam rasa, tak ada yang ber...