O7

34 9 4
                                    

"Ya udah kalo ga mau. Terus disini mau ap-"

Kring... Kring...

Omongan Riko terpotong oleh suara bel yang berbunyi tanda masuk kelas. Semua murid memasuki kelasnya masing masing. Silvia dan Riko pun beranjak dari duduknya lalu pergi menuju kelas.

Setelah sampai di kelas pelajaran pun dimulai dengan lancar. Tepat jam 14.30 bel tanda pelajaran berakhir berbunyi. Saatnya semua murid pulang. Semua murid berbondong bondong keluar dari kelasnya masing masing.

"Sil, lu marah bukan?" Tanya Riko yang berjalan di samping Silvia.

"Ga" singkat Silvia.

"Em.. sebelum pulang, kita ke taman dulu yu" ajak Riko.

"Mau ngepain?"

"Ada deh... itu rahasia"

"Iya deh terserah" jawab Silvia tak peduli.

Mereka pun berjalan menuju taman yang tak jauh dari sekolah mereka.

Setelah sampai di sana mereka duduk di kursi panjang tepat di tengah taman dekat pohon yang rindang.

"Sil, gua mau bilang kalo sebenernya gua.."

"Apa?" Tanya Silvia serius menatap kedua mata Riko.

"Eh ga jadi deh" jawab Riko ragu.

"Ih cepetan bilang aja ga apa apa!"

"Sebenernya tuh gua... Suka sama si Gina"

Dor...! Silvia langsung merasakan perasaan yang sama saat melihat Riko akrab dengan Gina. Yah.. itu perasaan cemburu yang mendalam.

"Gua suka sama si Gina tuh waktu lu tabrak si Gina pas lu lagi lari waktu itu" jelas Riko.

"Lu masih inget kan?" Tanya Riko.

Tak ada jawaban dari Silvia. Dia hanya menatap Riko kosong. Entah apa yang Silvia pikirkan saat itu.

"Hoy...! Lu denger gua ga sih?!"

"Hey...!!" Sambil melambai menghalangi pandangan Silvia.

"Eh iya apaan tadi?" Tanya Silvia seperti orang kebingungan. Silvia sampai tak menyimak karena ucapan Riko tadi yang membuat perasaan Silvia merasakan hal yang mengganjal.

"Eh gua cerita lu malah ngelamun" protes Riko. "Itu tentang si Gina" sambung Riko.

"Hm... Ternyata oh ternyata diem diem lu baper sama dia yah..?" sambil menyenggol sikut Riko dan tertawa walau terpaksa.

"Ih apaan sih lu?! Gua serius tau..." dengan nada rendah.

"Iya iya tau deh yang hati nya lagi berbunga bunga mah" masih tertawa.

"Hehe" Riko hanya cengengesan ga jelas.

"Jadi pendapat lu gimana?" Tanya Riko serius.

"Nih yah gua kasih tau.. Kalo lu suka sama dia, lu jangan langsung tembak dia" tutur Silvia.

"Emang kenapa?" Tanya Riko heran.

"Yah.. kan lu belum terlalu deket sama dianya. Dianya juga harus tau sifat lu. Dan lu buktiin kalo lu tuh bener bener serius sama dianya" Silvia mulai berpendapat.

"Terus sekarang gua harus gimana?" Selang Riko.

"lu harus deketin dulu dia. Kalo lu udah ngerasa dia nyaman sama lu, baru lu tembak" Silvia memberi saran walaupun dia tak suka, dia berusaha tetap tegar di hadapan sahabatnya itu agar Riko tak kecewa.

"Hm... Iya juga sih.., makasih buat pendapat dan sarannya. lu jangan kasih tau orang orang yah.. apalagi Gina. Soalnya tentang ini cuma lu doang yang tau. Karna gua tau cuma lu yang bisa ngertiin gua" sambil tersenyum menepuk pundak Silvia.

"Iyah iyah.." sambil membalas senyum Riko dengan senyum paksa:')

"Eh udah mau sore balik yu" ajak Riko.

"Yuk" mereka pun beranjak dari duduknya dan pulang menuju rumah.

"Dah.." pamit Riko saat tiba di rumahnya.

"Iya" sambil terus berjalan menuju rumah Silvia.

Siang berganti sore..

"Assalamualaikum" sambil membuka pintu rumah dan masuk kedalam lalu mencium punggung tangan ibunya yang sedang duduk di ruang tamu.

"Waalaikum salam" jawab ibu Silvia.

Ekspresi yang tak biasa nya Silvia tunjukkan kepada semua orang termasuk ibunya kini terpampang jelas.

"Kenapa?, ko mukanya di tekuk gitu?" Pertanyaan ibunya membuat Silvia malas menjawab tapi masih di paksakan menjawab.

"Enggak apa apa mah" yang langsung masuk ke kamarnya dan menutup pintu.

'enggak biasanya' gumam ibu Silvia dalam hati.

Silvia mengambil handuk lalu pergi mandi setelah itu kembali ke kamarnya dan langsung membanting tubuhnya ke kasurnya yang nyaman.

Dan sore pun mulai berganti malam.

Silvia menatap langit langit kamarnya dengan pandangan kosong. Dan pastinya dia masih teringat ucapan Riko tadi.

"Gua harus tegar! Gua harus tetap terlihat bahagia di depan Riko demi sahabat gua. Gua ga boleh kecewa in dia" Silvia berbicara pada dirinya sendiri dengan penuh ke optimisan nya.

Tapi Silvia masih merasakan perasaan itu. Perasaan saat dimana dia melihat Riko dan Gina akrab.

Saat merasa mulai mengantuk, Silvia pun menarik selimut nya sampai ke leher. Sambil mencari posisi yang nyaman. Dan mulai tertidur pulas.

Hay.. buat yang lagi asik baca part ini👋
Ada pertanyaan? Kritik? Atau saran? Langsung komen aja..😄
Biar akubisa memperbaiki kesalahan dari kritik dan saran melalui komen dari kalian semua..🙏😃

Dan vote juga pastinya biar aku makin semangat lanjut partnya..😁
Share juga ke temen-temen kalian jangan lupa ok😊😉

Sandaran SenduTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang