○ 101 - Kim Minkyu x you

κ - kemanjaan

○○○

Terimakasi yang udah kasih masukan ya =) spesial deh nih cepet update, kalo rame update cepet deh heuheu :>

Habis shalat subuh, Minkyu udah mulai aja nempelin gue. Alibi nya dia sakit kepala, kemaren gadang ngebut beresin LPJ. Pantes sih dia ga tidur sama gue juga soalnya. Terus dia nyelonong aja ke kamar dan tiduran di paha gue. Btw tadi gue lagi duduk sambil mainin hp.

"Teh pusing mau pijet dong." Rajuknya.

Ih males yakali gue tukang pijet?

"Ke bunda lah." Jawab gue yang masih anteng liatin hp.

"Kok bunda?"

"Dia lebih paham Nyu, kan bunda perawat." Jawab gue. Eh iya bunda gue itu perawat tapi beliau kerjanya di puskesmas, karena kalo di klinik atau rumahsakit ga diijinin bapak. Makanya bunda bisa atur waktu buat ngurus rumah juga.

"Ya kok bunda kan Minkyu maunya sama teteh." Katanya.

Eh lagi asik - asik ya hamba baca berita di hp, Minkyu langsung rebut hp gue dong. Gue otomatis langsung melototin dia.

"Mau tolong ih pusing kepala Minkyu. Kan teteh udah diajarin mijet sama siapa itu mamahnya Kak Yeri, hmm Bi Wendy."

Gue menghela nafas kasar dan mulai benerin posisi buat mijetin kepala Minkyu. Tapi ya susah soalnya sekarang dia tinggi banget. Jadi pegel kan tangannya.

"Nyu nunduk kek atau gimana gitu tinggi nih kamunya." Ujar gue.

"Yaudah gini gimana?" Tanya dia dan nyenderin kepalanya di dada gue.

ASTAGFIRULLOH KIM MINKYU GUNUNG SAYA TERTEKAN!

THIRD POV

"Yaudah buruan!" Jyunhao sedikit menyentak perempuan yang kini gelayutan di tangannya.

Karena ancaman mengadu pada sang ibu, Jyunhao terpaksa menuruti keinginan perempuan itu.

"Buruan." Tukas Jyunhao yang sudah siap dengan helm dan motornya.

"Bentar - bentar." Jawab si perempuan yang kesulitan memakai helmnya.

Setelah siap, Jyunhao langsung tancap gas. Ia benar - benar membawa motor layaknya sudah bosan hidup. Beberapa kali menyalip mobil dan hampir bertubrukan sengan kendaraan dari arah lawan. Tak ada gentle - gentle nya, bahkan adabl polisi tidur dan jalan jelek pun langaung disikat saja.

"Anjir Guno! Santai dikit napa si? Lo mau gua mati?!" Pekik perempuan yang dibonceng.

"Berisik udah gua anterin juga."

Perempuan itu semakin mengeratkan pegangannya pada Jyunhao. Ia benar - benar takut, Jyunhao membawa motornya gila - gilaan. Terlihat kalau lelaki Wang itu terpaksa mengantarnya.

"Yaudah lo kalo ga ikhlas anterin gua, turunin aja gua disini."

Kecepatan motor melambat, Jyunhao menepikan motornya di pinggir jalan. "Yaudah sana turun."

Hati perempuan itu tertohok. Jyunhao benar - benar menurunkannya di tengah jalan.

"Cepet, katanya tadi minta diturunin. Udah tau gua ada janji, lu malah nyempil - nyempil pengen dianterin lagi." Ujar Jyunhao.