"Apalah aku.. hanya rengginang yg digoreng tak ngembang."
.
.
.
(Hari perlombaan)
Waktu yg ditunggu akhirnya tiba, tak kusangka semua terasa cepat tak terkira..
Melihatmu masih saja sama, tersenyum dibawah matahari dengan mata sipit yg menyilaukan mata, tak lupa sahabatku yg juga pacarmu senantiasa tertawa membetulkan *kacumu yg sedikit miring tak sesuai tempatnya..
Aku pun tersenyum, tanpa kamu tau pastinya..
Kita lewati hariini penuh suka duka hingga menjadi juara utama, memang sabar tak akan membuatmu jatuh kedasar..
Boleh kah aku berharap demikian untuk cinta kita? Haha tentu saja tidak..
Aku cukup tau diri untuk tidak terjebak dalam mimpi yg membuatku akan mati dalam dunia yg kubuat sendiri..
****
Setibanya dirumah aku melihat ibuku yg sedang menggoreng rengginang, makanan kesukaanku..
Tapi, wujudnya tak sesuai seleraku..
Bantat, tak mengembang, tak menarik dan tampaknya tak sedap..Ehh.. kenapa rengginang itu mirip denganku?
"Bu? Kenapa rengginang ini buruk rupa?"
"Bukan buruk rupa! Rengginang ini hanya kurang sinar matahari makanya jadi seperti ini" jawab ibuku.
Pantas saja.. nasibnya sama denganku, matahari sedang akrab bersama awan, sampai enggan membagi sinarnya..
Macam kamu yg sedang asik bersamanya, dan aku hanya remah-remah tak berharga yg mengotori kisah kalian berdua..
Menyebalkan! Tapi itulah kenyataannya..
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Monyet
Chick-LitAku izinkan kamu menjadi 'cinta' tak mengapa biar aku saja yg menjadi 'monyet'nya yg terpenting adalah kamu bahagia, dengan aku ataupun dengannya.. Aku tak pernah lupa dimana kisah ini dimulai dan aku tak pernah lupa bagaimana kisah ini berakhir.. K...