Menyapa..

9 2 0
                                    

"Kalau pribahasa karna nila setitik rusak susu sebelanga..
Kalau kisah kita karna sapa sedetik rusak moveon selamanya."
.
.
.

Setiap hal pastinya memerlukan pertanggungjawaban, sama halnya dengan kegiatan yg kita lalui setahun belakangan ini..

Kini takdir memberi kesempatan untuk kita bertemu..

Dengan kondisi canggung setelah 4 bulan tanpa kabar kita bertemu dalam sidang laporan hasil prakerin, hal yg paling enggan aku lakukan kini adalah menatapmu..

Aku rindu.. tapi semua terasa berat untukku..

Kurasa kau pun begitu, namun mata sipit itu menatapku dengan pandangan ragu lalu sendu, jelas.. sudah tak seperti dulu..

Aku tau.. pasti ini pun berat untukmu..

****

Aku berusaha menghindar, menjauh dari radar hingga raga tak lagi tergambar, karna aku tau kisah kita sudah hambar..

Namun rupanya kisah kita masih tersisa, ragamu masih menyimpan kepingan hatiku walau hanya seujung kuku..

"Eh ada kamu!" Kagetmu kala itu..

Padahal jelas aku tau, sedari tadi kau memandangku dengan tatapan sendu, hingga kau singkirkan ragu untuk menyapaku..

"Hemm" jawabku kala itu..

Kenapa?! Dari sekian banyak kata yg kurangkai hanya kata itu yg mampu aku utarakan..
Tenggorokanku terasa seperti menelan batu, hatiku terasa seperti ditusuk bambu..

"Apa kabar? Lama ga ketemu" ucapmu dengan sedikit canda agar suasana tak canggung.

"Jelas sangat baik"balasku

Hahaha tentu saja lama ga ketemu aku tau kau sudah punya yg baru, dan aku hanya jadi masa lalu untukmu..

Kau terus berusaha mencairkan suasana dan aku hanya menjawab seperlunya seperti sedang sariawan atau sakit gigi..

Aku memang bodoh..

Cinta MonyetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang