Chapter 10: The Jemisons

16.9K 1.1K 6
                                    

Aku sadar berada di suatu ruangan. Badanku sudah ditutupi oleh selimut. Selimut di kamar ini berwarna putih. Aku menengok ke arah samping dan melihat Francis tidur di sana. Aku melihat Francis yang tidur dengan shirtless. Ada apa ini? Bajuku sudah berbeda dengan kemarin malam dan juga. Aku benar-benar bingung saat ini. Aku bahkan tidak ingat caraku bisa disini saat ini. Aku melihat isi bajuku. Bahkan saat ini aku tak memakai bra. Apa aku melakukan itu dengan Francis karena aku terlalu mabuk kemarin? Padahal aku kan tidak minum terlalu banyak kemarin. Bagaimana juga cara Patsy pulang kemarin? Dan juga, kenapa dia tidak membawaku ke apartemennya saja?

 

Dengan pelan-pelan, aku bangun dan mencoba untuk turun dari kasur. Tiba-tiba saja, tanganku ditahan agar aku tidak jadi turun dari kasur. Aku melihat Francis yang baru saja terbangun. Aku menarik selimut untuk menutupi badanku. Francis bangun dengan pelan dan melihatku dengan tersenyum. Ada apa sengan anak ini? Apa dia juga mabuk?

 

“Kenapa lo ngga bangunin gue?” Tanyanya.

 

“Karena… gue mau kabur dari sini. Gimana bisa gue ada disini?” Tanyaku. Laki-laki tertawa dan akhirnya menjawab.

 

Sorry kemaren lo ketiduran di club. Waktu Patsy selesai nge-dance sama Arthur, mereka kayaknya mutusin buat lanjutin acara mereka sendiri. Jadi kita semua sepakat buat bawa lo kesini.” Kata Francis.

 

“Trus baju gue?” Tanyaku lagi.

 

“Oh itu. Tenang aja. Patsy yang gantiin sebelom dia ninggalin rumah ini.” Kata Francis.

 

“Gue harus bilang papa nih. Kalo ngga dia bakal khawatir.” Kataku ke Francis.

 

“Gue udah bilang sama Om Harry kok kalo lo nginep di rumah gue.” Katanya.

 

“Trus papa setuju aja?” Tanyaku.

 

“Iya.” Katanya santai. Dia sogok papa dengan apa? Bagaimana bisa papa membiarkan anak perempuannya ini untuk tinggal di rumah laki-laki asing begitu saja?

 

“Trus kenapa gue bisa ada di kamar lo? Emang disini ngga ada kamar lain apa?” Tanyaku curiga.

 

“Ada.” Katanya singkat tanpa menjawab alasan kenapa ia membiarkanku tidur di kamarnya. Dia hanya tersenyum penuh arti. Senyuman yang ia berikan padaku kemarin. Orang ini aneh sekali. Dia bangun dari kasur dan berjalan menuju lemarinya.

 

“Nih handuk baru. Lo mandi dulu gih sana. Kita makan pagi dulu. Habis itu gue anterin lo pulang.” Kataku.

 

Aku menerima handuk dari Francis dan masuk ke dalam kamar mandinya yang ada di dalam kamar. Aku mencuci rambutku yang masih bau kaporit karena semalam. Bau sabun ini seperti bau badan Francis. Aku merasa seperti laki-laki karena memakai sabunnya. Setelah selesai, aku mengelap badanku dengan handuk yang siberikan Francis. Aku baru ingat bahwa aku tak membawa baju ganti masuk ke dalam kamar mandi. Aku mengintip ke depan dan melihat tak ada tanda-tanda Francis di sana.

PixieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang