Chapter 14: The Party

16.8K 1.1K 4
                                    

Pesta pelantikan Francis sebagai CEO akan diadakan malam ini di hotel Bosse. Pak tarjo mengantarkan aku dan papa ke hotel itu untuk menghadiri acara pelantikan. Om Terry dan tante Miranda juga akan hadir di sana. Patsy juga sudah berjanji untuk pergi bersama dengan Arthur. Sepertinya hubungan mereka berdua semakin erat saja. Aku senang melihat Patsy akhirnya menemukan laki-laki yang tepat, walaupun karena itu, aku jadi sering dianggurkan oleh Patsy. Khusus untuk malam ini, aku menggunakan long dress backless berwarna hitam. Aku memang suka sekali dengan halter neck dan backless dress karena menurutku model itu adalah model yang paling pas untukku. Karena aku tidak bisa menggunakan baju yang terbuka di depan, aku menggukan baju yang terbua di belakang. Aku memakai dress berwarna hitam itu sekaligus dengan heels tinggi hitam dan clutch hitam. Aku menata rambutku ke samping dan membuatnya sedikit bergelombang.

Saat sampai di hotel, kami segera masuk ke dalam ruangan pesta. Aku menemukan beberapa pemilik toko yang ada di sekitarku. Aku menyapa mereka dan mengobrol dengan pegawai-pegawaiku. Setelah selesai, aku mendekati tante Miranda dan om Terry yang sedang mengobrol dengan papa. Aku juga melihat kak Boy dan kak Feren bersama istri dan anak mereka. Francis, si pusat acara ini tidak terlihat dimanapun sama sekali. Mungkin dia sedang sibuk mengobrol dengan para investor dan client penting. Aku jalan dan mendekati tante Miranda dan om Terry. Begitu melihatku tante Miranda segera mencium pipi kanan dan kiriku. Om Terry juga langsung memelukku.

“Cantik banget Calista. Ini pertama kalinya deh tante liat kamu di acara formal kayak gini.” Kata tante Miranda.

“Makasih tante. Tante juga cantik banget… pake dress dari butikku ya? Jadi merasa tersanjung nih aku.” Kataku memuji penampilan tante Miranda.

“Iya. Tante suka banget sama baju ini. Ngga nyangka bisa pas banget di badan.” Kata tante Miranda memuji.

“Iya tante cantik sih, jadi pake apa aja cocok.” Kataku memuji tante Miranda.

“Ah bisa aja kamu.” Tante Miranda tersenyum malu.

“Ya ampun, kamu jadi anak om aja deh.” Kata om Terry sambil bercanda. Aku tahu memang om Terry dari dulu menginginkan anak perempuan.

“Loh kan emangnya udah jadi anak om.” Kataku ikut bercanda. Kami berdua sama-sama memberikan tanda jempol untuk setuju.

“Buset deh si tata beda banget.” Kata kak Boy menghampiri kami. Aku melihat Victor yang digandeng oleh kak Renata. Aku segera mencubit pipi tembemnya dengan gemas. Dia berteriak kesakitan dan kabur.

“Beda dong. Kan udah jadi wanita sekarang.” Kataku memuji diriku sendiri.

“Tampil cantik biar dilirik Francis ya?” Tanya kak Boy menggodaku. Lagi-lagi kak Boy menggodaku dengan Francis? Bukankah aku sudah menjelaskan bahwa kami tidak mempunyai hubungan apa2? Kenapa sih semua perkataanku tidak pernah dianggap oleh kak Boy?

“Enak aja. Orang aku sama Francis ngga ada apa-apa.” Kataku ke kak Boy.

“Kenapa emangnya ngga mau sama Francis Ta?” Tanya kak Renata. Aku melihat perutnya yang benar-benar sudah buncit. ternyata benar kata tante Miranda. Kak Renata hamil lagi.

PixieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang