4. Nomor Baru

15.8K 767 10
                                    

Zahra Almaira P.

Baru pertama kali aku tidak nurutin omongan Bunda dan efeknya membuatku malu tujuh tanjakan tujuh turunan.

Ya Tuhan, Bunda tadi kenapa tidak terus terang kalau ada noda lipstik di jidat dan kedua pipiku. Sengaja banget bikin anaknya malu, gagal deh Bunda dapat mantu tentara, padahal tadi ada tentara ganteng yang potensial untuk diajak pengajuan.

Tapi kelihatannya dia udah ilfeel duluan, melihatku seperti ODGJ kabur dari RSJ, mana tadi pake manggil om ganteng lagi, Duhhh tengsin cyin.

“Ya mana Rara tahu mbak kalau ada noda lipstik, pantesan rasanya agak aneh, pasti kerjaan anak tetangga sebelah yang tadi main lipstik sama aku dan lupa mau bersihin.” Kataku berapi-api.

Ada pakar yang mengatakan kalau kecerdasan dan memori itu saling berhubungan, dan sepertinya teori tersebut tidak berlaku untukku.

“Makanya dek, lain kali kalau dibilangin orang tua itu nurut. Kalau mbak jadi kamu pasti malu tuh, apalagi ada cowok ganteng kayak om Yudha.” Kata mbak Aruna.

Mbak Aruna ini kakak iparku yang paling cantik, baik hati dan tidak sombong, istrinya Kapten Bayu.

Mamanya Almahira Zahrirotussalma Prasojo alias Maher. Payah memang kak Bayu, masa iya nama anaknya hampir sama seperti namaku, kurang kreatif bukan? Lupakan!

Mbak Aruna ini lulusan kedokteran juga, tapi dia lebih memilih mengabdikan hidupnya untuk keluarga dan Persit KCK sama seperti Bunda.

“Btw, Yudha itu anggota baru ya, aku kok baru lihat hari ini?” tanyaku sedikit penasaran, sedikit lhoo ya, selebihnya penasaran banget.

“Cie...nanya-nanya, sepertinya telah terjadi sesuatu di antara kalian.” Kata mbak Runa menggodaku.

“Apaan sih mbak? Kan Rara Cuma nanya.” Aku menyembunyikan wajahku yang pasti memerah seperti tomat busuk, iyuuh.

“Tuh tuh mukanya kenapa ha ha ha, namanya Manggala Yudha Presetya, bergabung di Yonif kurang lebih satu tahun lalu. Sebelumnya dia tugas di Bandung, dia prajurit dengan sederet prestasi, saat Praspa meraih gelar Adhi Makayasa, anak seorang petinggi militer, bungsu dari 2 bersaudara, beberapa bulan lagi dia akan naik pangkat menjadi Lettu ,usianya 26 tahun jadi kamu manggilnya Mas nggak sopan manggil nama doang!”

“What? tunggu-tunggu, mbak kok bisa menjelaskan secara detail itu tahu darimana? " Tanyaku. Kelihatannya mbak Aruna sudah sangat kenal dengan Mas Yudha, cieee Mas berapa gram kira-kira? gubrak.

“Dari Mas Bayu, dia kan adik asuhnya kakakmu. Udah-udah , kok malah bahas Yudha, jadi kapan kamu sidang skripsi?” kapan sidang skripsi adalah pertanyaan paling horor sepanjang sejarah peradapan hidup manusia selain ditanya kapan nikah. True? Yes its true.

“Tinggal nunggu diAcc mbak, do’ain semoga bulan depan sidang dan aku bisa ikut seleksi.” Jawabku dengan penuh harap.

Aku sangat akrab dengan mbak Aruna dan itu membuatku tak sungkan untuk curhat ke dia, mungkin karena sama-sama perempuan jadi bisa saling memahami.

“Ayah sama Bunda udah tahu kamu mau ikut seleksi itu? kalau kakakmu mungkin nggak akan kasih izin, kamu tau sendiri dia over protektifnya kayak apa kalau menyangkut wanita yang disayangi.” Kata mbak Aruna membuatku takut kalau hal itu benar-benar terjadi.

“Mbak ih malah bikin semangatku jadi down. Sampai saat ini mereka belum tahu mbak dan...mungkin Ayah sama Bunda bakal nggak setuju dengan keputusanku ini.” Kataku sambil tertunduk lesu.

“Ayo dong semangat cantik, Anty nya Maher masa nyerah gini sebelum berjuang, semoga Allah mempermudah jalanmu ya dek.” Kata mbak Aruna menghiburku, dan aku mengamininya dalam hati.

DEJANIRA (Terbit Ebook di Play Store) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang