Part 19 : The Sweet Dimple

26 3 14
                                    

"Hai! Don't be sider or i will kisseu u 😅😅"

Mmmiiian lama menghilang dan baru up lagi sekarang..

sibuk nemenin bangtan... wkwkwk Kabbooorr 🏃🏃


Dian berhenti melangkahkan kakinya tepat setelah keluar dari pintu gedung GF Ent. Tangan kirinya terangkat ke atas sejajar dengan wajah manisnya yang sudah lusuh akibat seharian bekerja. Melihat dua buah jarum yang tidak lelah bergerak menunjukan waktu padanya yang berada di jam tangan kesayangannya tersebut. Sebenarnya dia tidak pulang terlambat, bisa dikatakan kalau hari ini dia pulang tepat dengan jam pulang kantor. Hanya saja seminggu ini dia selalu pulang terlambat bahkan sampai menginap di ruangannya karena harus menyelesaikan beberapa design baju yang akan digunakan oleh beberapa model untuk pemotretan lusa nanti.

"Hhhaahh, apa aku naik taksi saja? Badanku terlalu lelah untuk berdiri di dalam bus ketika jam pulang kantor seperti ini."

Sekali lagi, Dian melirik jam tangannya dan menghembuskan nafas lelahnya. Dengan perlahan, Dian mulai melangkahkan kakinya menjauhi tempatnya berdiri. Berjalan menuju halte bus dengan tujuan yang lain—bukan untuk menunggu kedatangannya bus. Melainkan menumpang barang sebentar saja untuk mendaratkan badannya yang sudah lelah bekerja seharian itu.

"Pulang cepat kemudian mandi air hangat dan langsung tidur. Itu akan sangat sangat cukup untuk membayar semua rasa lelahku ini."

Dian berjalan perlahan di pinggir jalan dengan satu tangannya yang sibuk mencari sesuatu di dalam tasnya. Mencari sebungkus roti yang seharusnya menjadi sarapannya tadi pagi.

"Eoh? Tidak ada?! Aku bahkan tidak mengeluarkannya. Kemana menghilangnya?"

Dian berhenti dan melihat ke dalam tasnya. Sibuk mencari sebungkus roti yang tidak dapat ditemukannya.

Dddrrttt...ddrrttt...

Getaran halus dari handphonenya menghentikan aktifitasnya mencari pengganjal perutnya tersebut.

"Hmm? Jin oppa?"terlihat nama kontak Jin terpampang di layar handphone yang sudah berada di tangannya.


From : Pinkeu Oppa

Hai Bae! Aku merindukanmu! Sungguh! Mian, aku terlalu sibuk dengan pembukaan cabangku di Busan T_T Lusa aku akan pulang ke Seoul. Tunggulah aku! Aku merindukanmu! 🖤


Dian tersenyum tipis sambil menggelengkan kepalanya perlahan. Membayangkan wajah si pengirim pesan yang sudah beberapa hari ini tidak dilihatnya. Rindu? Mungkin. Dian pun tidak tahu bagaimana sebenarnya isi hatinya pada pria tinggi penyuka warna pink tersebut.

"Haaahh...rasanya hatiku seperti labirin kosong yang tidak berujung. Hampa dan gelap. Aku saja tidak tahu dengan jelas isi hatiku sendiri. Apa tidak apa-apa kalau bersikap seperti ini terus kepada orang sebaikmu, Oppa?"lirih Dian sambil menatap layar handphonenya.

Tiinn..tiiiiinn...

"Hmm???"mata Dian memicing ke arah jalanan.

Sebuah mobil sport hitam berhenti di sampingnya. Alis Dian terangkat melihat mobil tersebut. Dia sama sekali tidak mengenali mobil siapa itu. Kaca mobil turun perlahan dan menampilkan seorang pria dengan setelan pakaian kerjanya, tersenyum sangat manis ke arah Dian.

"Haaii! Mau kubantu, Dian-ssi?"senyum berhiaskan dimplenya menyapa Dian yang masih terdiam.

"Eoh, Tu-aahh Namjoon-ssi!"

JnD "miracle in destiny" [M]_HIATUSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang