"Helloo everyone, don't be siders, nyappy reading"
😊😊😊
"AAAHHHHHHHHH....OPPPAAAA!"
Dian berteriak dan terbangun dari tidurnya. Nafasnya tersenggal-senggal dan juga keringatnya bercucuran sangat deras di wajahnya. Jantungnya berdebar sangat kencang. Saking kencangnya seperti akan keluar dari tempatnya dan lari entah kemana. Tangannya menjulur ke arah dada. Memukulnya pelan, mencoba untuk meredam debaran sang jantung.
"HAAAHH...HHAAAHH! Apa yang baru saja terjadi? Jantungku, kenapa berdebar seperti ini?"
Tangannya terus saja tidak henti memukul pelan dadanya sampai dirasakannya debaran itu sudah kembali normal Dian baru menghentikan "aksi pukul dada"nya. Setelah merasa sadar sepenuhnya, Dian mengedarkan pandangannya ke sekeliling. Betapa terkejutnya dia setelah tahu dia berada dimana.
Dian sedang berada di dalam kamarnya, maksudnya kamar dia dan sang suami. Sebenarnya, ini adalah kamar sang suami sebelum mereka menikah. Ketika mereka sudah menikah, niat awalnya mereka ingin membeli sebuah apartment tetapi sang ibu mertua melarangnya. Katanya karena pekerjaan Joon Gi yang terkadang mengharuskan dia ke luar kota bahkan negeri orang, sang ibu mertua takut menantunya ini ditinggal sendirian terlalu lama. Makanya, sang ibu mertua memberikan saran agar mereka tinggal di kamar Joon Gi terlebih dulu. Belum reda dengan kebingungan yang sedang melanda dirinya, tiba-tiba....
Ceklek
Pintu kamar terbuka dan menampilkan sesosok wanita paruh baya. Sang wanita paruh baya tersebut terkejut dengan pemandangan yang ada di depannya kini.
"OMO!! OMO! Anakku! Kamu sudah sadar, nak. Syukurlah! Sebentar, eomma akan menelepon dokter dulu. Jong Suk-ah!! SUK-AAHH!! KEMARILAH! PALLIWA!"teriaknya sambil berjalan meninggalkan kamar.
"Aahh,, eommonim! Tunggu dulu! Aahh....loh? Sejak kapan aku-"
Drap..drraap..draapp..drraapp..drraapp
Terdengar suara langkah kaki yang gaduh mengusik telinganya. Penasaran dengan keributan yang terdengar olehnya, Dian melihat ke arah pintu kamar yang dibiarkan terbuka lebar oleh sang ibu mertua. Dan dilihatnya, pria tinggi dengan rambut basah khas orang habis mandi tengah memburu udara karena nafasnya yang tersengal-sengal akibat berlarian. Handuk bekas mandinya masih tergantung manis di leher jenjangnya.
"Oppaa.."lirihnya.
Sang pria mendekat dengan langkah yang tergesa-gesa kemudian memeluk Dian erat. Yang dipeluk hanya bisa diam terpaku, bingung dengan apa maksud pelukan yang diterimanya.
"Syukurlah kamu sadar. Aku kira keputusanku untuk membawamu pulang ke rumah itu salah. Kamu membuat kami khawatir,"dilepasnya pelukan pada Dian.
"Memangnya aku kenapa? Dan apa ini? Aku diinfus? Buat apa, Oppa?"diangkat tangan kirinya yang telah terpasang selang infus.
"Sudahlah yang penting itu buat kesehatanmu. Now, how are your feeling? Is it good? Atau kepalamu masih sakit?"
"Aku sudah merasa jauh lebih baik. Tapi bukankah seingatku kita berada di-OMO!! Aku sudah seperti ini berapa hari? Aku ingat aku pingsan karena mendengar penjelasan dari polisi itu. Bagaimana keadaan Joon Gi oppa sekarang?? Apa operasinya berhasil?! Aku harus pergi ke rumah sakit dan menemani dia!"Dian mau bangun dari posisi duduknya namun Jong Suk menahannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
JnD "miracle in destiny" [M]_HIATUS
Fiksi Penggemar"Kemana lagi aku harus mencarinya? Benda itu milik oppa dan juga kenangan kami. Aku harus bisa menemukannya!"-Dian Lee "Loh inii....apa aku lagi de javu? Ini sangat familiar...apa aku pernah melihatnya?"-Kim Nam Joon "Heol, apa-apaan wanita itu?? Me...