"Hello everyone, don't be siders and nyappy reading"
😊😊😊
Dian duduk di tepi ranjangnya. Kepalanya menunduk dengan rambut ikal yang menutupi wajah manisnya. Jong Suk menghampirinya dengan segelas air putih di tangannya. Berlutut di hadapan Dian dan menyerahkan gelas yang dipegangnya.
"Minumlah!"
Dian mengelengkan kepalanya perlahan. Jong Suk menghela nafasnya kemudian menaruh gelas di atas nakas samping ranjang. Kedua tangannya memegang tangan Dian. Menyalurkan kehangatan yang ada di tangannya pada wanita di depannya itu.
"Kalau kamu seperti ini terus oppa akan cari pria brengsek itu dan menyeretnya ke kantor polisi. Sekarang juga kalau perlu!"
"O-oppaa..."Dian mengangkat wajahnya dan menatap Jong Suk,"Aku tidak mau ada masalah. Apalagi kalau abeoji dan eommonim tahu hal ini, urusannya akan panjang."
"Tapi itu tindakan kekerasan namanya! Oppa ti-"
"Pleaseeee!! For me, eoh? Oppa harus janji merahasiakan hal ini dari siapapun. Dan tolong rekaman cctv di sekitar tempat itu dihapus. Aku benar-benar tidak mau ada masalah,"tangan Dian mengengam erat tangan Jong Suk.
Jong Suk menatap tajam Dian. Kalau saja Dian tidak menghentikannya tadi, pria brengsek itu mungkin sudah babak belur sekarang dan sudah dipastikan akan menginap di sel tahanan. Dan sekarang apa ini? Dian memohon kepadanya untuk merahasiakannya dan menghapus rekaman cctv hanya karena tidak mau ada masalah. Oh, damn it!! Jong Suk benar-benar kesal. Jong Suk menutup matanya kemudian menghirup udara sebanyak-banyaknya dan membuangnya secara perlahan. Ini adalah satu-satunya cara agar emosinya kembali tenang untuk saat ini. Kepalanya terasa benar-benar akan pecah karena menahan amarah dan kekesalannya sekarang ini.
"Oppa, aku akan melupakan kejadian tadi. Setidaknya aku akan mencoba walau kejadian itu seperti mimpi buruk buatku. Jadi aku mohon oppa bantu aku dengan tidak mengungkitnya lagi. Bisa, kan?"
Jong Suk membuka matanya,"Baiklah! Oppa akan turuti permohonan kamu."
Dian tersenyum mendengar jawaban dari Jong Suk. Sekarang tinggal dia yang harus mencoba melupakannya. Melupakan kejadian yang.......membuatnya speechless. Tidak ada satu katapun yang bisa Dian gunakan untuk menggambarkan kejadian yang menimpanya tadi. Kalau diingat kembali, wajah pria bergigi kelinci itu sebenarnya cukup tampan dan manis di waktu yang bersamaan. Dan dia juga......hot. Apalagi ketika dia bermain kasar di daerah leher, uuhh, jangan tanyakan rasanya seperti apa. Mata Dian langsung melebar kemudian dengan cepat menepuk-nepuk pipinya sendiri.
"Aigoo!! Aku pasti sudah gila memikirkannya,"batinnya berteriak.
"Waeyo? Kenapa kamu menepuk pipimu sendiri?"
"A-ani! Aniya, Oppa!"senyum canggung Dian terlihat.
"Sekarang kamu harus istirahat,"salah satu tangan Jong Suk merapikan rambut Dian,"Oppa mau-damn it! brengseeekkk!!!"
"Aahh?"
Mata Jong Suk fokus pada satu titik. Leher Dian. Ketika tangannya akan menyematkan rambut Dian di belakang telinga terlihat ada beberapa tanda kemerahan di lehernya. Dia sangat tahu itu apa dan ulah siapa. Matanya menatap tajam pada hasil karya pria brengsek yang seharusnya mendapatkan pukulannya berkali-kali itu. Dirasakannya dadanya bergemuruh melihat hasil dari pria brengsek itu. Dian menatap Jong Suk dengan tatapan bingung. Bertanya pada dirinya sendiri ada apa dengan orang di depannya ini. Bibirnya terbuka sedikit ketika mengingat perbuatan pria bergigi kelinci pada lehernya.
KAMU SEDANG MEMBACA
JnD "miracle in destiny" [M]_HIATUS
Fanfiction"Kemana lagi aku harus mencarinya? Benda itu milik oppa dan juga kenangan kami. Aku harus bisa menemukannya!"-Dian Lee "Loh inii....apa aku lagi de javu? Ini sangat familiar...apa aku pernah melihatnya?"-Kim Nam Joon "Heol, apa-apaan wanita itu?? Me...