Part sudah direvisi!
*****
Kaki Wendy sudah membaik setelah diobati oleh anak PMR. Sekarang ia sudah bisa berjalan walaupun sedikit pincang. Perasaannya ikut senang karena kelompoknya tadi menjadi juara pertama dan dapet voucher gratis. Walaupun yang direkam—buat dokumentasi cuma Kai dan Seulgi aja karena dua orang itu yang pergi ke Bu Yoona untuk penyerahan hadiah.
Malam ini ada acara api unggun. Semua murid mempersiapkan acara tersebut dengan matang. Ada yang sedang memasang lampu tumbler sebagai hiasan. Ada yang mengumpulkan kayu bakar untuk dijadikan api unggun. Ada juga yang lagi nusuk-nusuk daging dan jagung ke lidi untuk dibakar sebagai cemilan makan malam.
"Wendy..." Wendy yang sedang membakar marshmellow menoleh mendapati Joy berdiri, mengulas senyum hangat membuat Wendy prihatin setelah ia tahu dari Krystal jika Joy menderita kepribadian ganda.
"Gimana Joy?" Seulgi, Irene, dan Krystal hanya mengawasi. Karena dari kemarin tumben sekali sifat jahat gadis itu tidak muncul kembali. Sehingga mereka bertiga sedikit percaya walaupun tetap waspada.
Joy menghembuskan napas perlahan. "Atas nama Sooyeong, aku mau minta maaf sebesar-besarnya." Hati Wendy menghangat seketika. "Lo pasti udah tahu tentang keadaan gue. Semoga lo bisa ngertiin gue." Joy menunduk memainkan kukunya. Wendy mengangguk paham. Sebenarnya Joy baik. Hanya penyakitnya saja yang membuat ia menjadi jahat.
"Jangan sungkan-sungkan buat deket sama gue. Kalo butuh apa-apa, gue siap nolong lo. Gue tahu lo butuh temen, Joy." Joy mengangkat wajahnya. Bibirnya bergetar. Matanya berkaca-kaca dan mengukir senyum bahagia. Entah rasanya sedikit lega bahwa Wendy tidak membencinya.
"Lo menjauh dari gue aja, gue bakal seneng Wen. Dengan begitu lo akan baik-baik aja. Karena gue nggak akan selalu menjadi Joy yang lo harapin," jelas Joy. "Kalo gue jahat, jangan sungkan buat nampar gue. Karena Sooyeong pantas disakiti."
"Lo nggak boleh ngomong gitu. Gue yakin suatu saat nanti lo akan bebas dari penyakit yang lo alami sekarang. Yang penting sekarang lo fokus terapi. Jangan capek-capek ngurusin hal lain nanti lo malah sakit." Joy mengangguk mantap. Ia tertawa senang. Hatinya membuncah bahagia. Orang tuanya saja segan hanya untuk mengetahui keadaannya sekarang. Tapi, seorang Wendy yang hanya orang lain di hidupnya sebegitu perhatian dengannya.
Lalu ia merogoh ponselnya. "Ada yang mau gue bicarain. Tapi gue takut jika ntar gue berubah jadi Sooyeong pas gue cerita. Makanya gue boleh kan minta nomer lo? Janji nggak bakal neror," jawab Joy dengan tangan kanannya membentuk 'peace' sehingga mampu membuat Wendy tertawa geli.
"Lo nggak punya nomer gue?" Ucapnya sambil mengetikkan nomor ponselnya. Joy menggeleng. "Nomor gue ganti. Belum ngomong ke BoA buat masukin ke grup kelas. Jadi nggak tahu nomor lo yang mana."
Wendy mengangguk lalu menyerahkan ponselnya itu. "Test coba ke gue. Nanti gue masukin ke grup deh."
Joy mengacungkan jempolnya. "Nanti setelah gue siap, gue akan ngasih tahu ke lo. Disini gue hanya mau ngasih tahu kebenarannya aja. Mau lo percaya atau enggak, gue nggak papa kok."
Wendy menaikkan alis. "Tentang?"
"Chanyeol. Gue tahu lo pasti penasaran kan sama masa lalunya?"
*****
Joy meremas tangannya kuat saat Chanyeol baru saja duduk di sampingnya. Ingin rasanya menampar lelaki itu sekarang. Walaupun tangannya memilih untuk diam. Cowok itu baru saja datang setelah Joy mengiriminya sebuah pesan. Sekarang mereka ada di sebuah kedai kecil penjual sup rumput laut disekitar area perkemahan. Hanya ada Joy dan Chanyeol disana.
KAMU SEDANG MEMBACA
It's Only You | SM SCHOOL (SELESAI)
FanfictionJudul sebelumnya : SM SCHOOL | Chanyeol Exo and Wendy Redvelvet fanfiction | Bagaimana rasanya dicintai cuma karena ia terlampau obsesi dengan cinta pertamanya dulu? Itu yang dirasakan Wendy sekarang. Wendy harus menahan rasa pahit saat menjalani hu...