RENCANA

378 40 0
                                    

PART TELAH DIREVISI!!






Happy Reading!

*****

Wendy menutup matanya kesal. Berulang kali ia menarik napas dalam-dalam lalu menghembuskannya, jenggah. Ia sangat terusik dengan celotehannya Baekhyun yang sedang mempromosikan jualannya sehingga fokusnya ke bacaan novel menjadi sangat terpecah.

"Eh Wen!" Wendy menoleh terpaksa. Ada Baekhyun yang sedang nyengir penuh arti sambil mengipas-kipasi beberapa masker sheet mask di tangan kirinya. "Lo nggak ada niatan beli nih? Cuma lo doang yang sama sekali nggak pernah ngelarisin masker gue?"

"Emang penting?" Baekhyun mendelik kesal, tangannya mengancang-ancang mah memukul Wendy. Namun, niatnya terurungkan karena gadis itu merogoh saku.

"Nggak usah kelihatan miskin banget deh. Nih, gue beli enam." Lelaki itu melebarkan senyumnya. "Gitu kek dari kemarin. Tambah cantik aja lo kalo tiap hari ngelarisin masker gue. Dijamin kinclong deh muka lo."

Wendy mengangguk seadanya karena dia memang sudah bete. "Udah gue larisin. Nggak usah bacot lagi. Gue mau baca novel aja nggak bisa karena suara lo." Wendy menyentil dahi lelaki itu. Hingga pelaku utamanya hanya cengengesan. Lalu gadis itu kembali lagi ke bacaan Novelnya.

Hari ini terlalu membosankan bagi Wendy. Karena Krystal sakit demam sehingga gadis itu tak masuk sekolah. Membuat Wendy bingung mau ngapain. Apalagi Seulgi dan Irene lagi sibuk OSIS membahas masalah pesta sekolahnya semakin membuat gadis itu badmood.

Wendy tersentak pelan saat bahunya di tepuk dari belakang. Wendy berbalik badan dan mendapati Yeri dan Karina di belakangnya.

"Kenapa ya?" Tanya Wendy.

Kedua gadis itu saling pandang dan saling menyenggol lengan. Dari ekspresinya kelihatan kikuk dan bingung untuk memulai pembicaraan.

"Eum, jadi gini... Gue sama Karina mau minta maaf masalah pas ngelabrak lo di loker," balas Yeri.

"Gue sama Yeri terpaksa Wen. Kita takut sama Sooyeong. Walaupun kita tahu Joy baik, tapi kalau dia berubah jadi Sooyeong, kita nggak bisa ngelawan," tambah Karina.

Wendy mengulum bibirnya. Sebenarnya ia sudah melupakan masalah yang lalu karena Wendy orangnya tidak pendendam." Sans, udah gue maafin sebelum lo minta maaf sama gue."

Baik itu Yeri dan Karina, keduanya bernapas lega sambil tersenyum hangat. "Terus sekarang, lo nggak takut sama Sooyeong ceritanya?"

"Joy yang ngeyakinin gue untuk berani sama Sooyeong. Walaupun kadang-kadang gue tetap nggak tega soalnya Joy sepupu gue." Wendy mengelus pundak Yeri halus.

"Gue yakin Joy bakal sembuh sehingga kalian berdua nggak perlu takut lagi sama ancaman Sooyeong."

Mereka berdua mengangguk paham.

"Oh ya Wen." Karina barusan tersadar oleh sesuatu. "Gimana?" Balas Wendy. Karina melambaikan tangannya, menginstruksi Wendy agar mendekat.

"Lo mau bantuin Joy ngga?" Tanya Karina mengecilkan suaranya agar tak terdengar oleh siapa-siapa. Wendy mengernyitkan alisnya lantas menatap Karina. "Bantuin apa?"

"Ngejebak Chanyeol," tambah Yeri.

"Ma-maksutnya?"

"Chanyeol harus tahu kesalahan fatalnya, Wen. Karena Chanyeol sudah bikin nama baiknya Joy tercemar sebab Chanyeol memfitnah Joy," ucap Karina serius.

"Lo harus bantuin Wen. Karena dia, Joy selalu dipukulin habis-habisan sama orang tuanya. Karena orang tuanya sempet bangkrut sebab tuduhan dari Chanyeol," desak Yeri sambil menggoyangkan bahu Wendy pelan.

"Emang Joy dituduh apa?" Tanya Wendy sangat penasaran.

"Pembunuhan Wen..."

"Joy difitnah membunuh Saeron."

"Padahal Chanyeol lah yang ngebunuh Saeron."

*****

Wendy mengunci lokernya lantas masuk keruang ganti untuk memakai seragam olahraga. Tak sengaja berpapasan dengan Jisoo yang sudah mengenakan seragam olahraga. Membuat Wendy menunduk, canggung.

Wendy sontak memberhentikan langkahnya disaat Jisoo mencekal tangan kanannya.

"Gue pesen sama lo. Jangan duluan Baper sama Chanyeol," pesan Jisoo membuat Wendy semakin gugup tanpa alasan.

"Ke-kenapa?" Tanya Wendy dengan suara sedikit serak.

Jisoo tersenyum bukan senyuman yang terkesan manis namun senyuman yang terkesan lebih sinis. "Chanyeol bukan cinta lo Wen. Chanyeol hanya terobsesi sama sifat lo doang."

Jisoo berjalan mendekati Wendy. Lalu gadis itu agak membungkuk supaya ia bisa menatap jelas mata Wendy. Mungkin karena perbedaan tinggi yang drastis dimana Jisoo lebih tinggi dari Wendy.

"Sifat lo mirip sama Saeron. Dan Chanyeol suka sama lo karena dia terobsesi sama Saeron."

Badannya terkulai lemas. Dua kalimat itu saja membuat semangatnya menjadi hilang. Wendy akui dia juga menyukai Chanyeol. Hanya saja hatinya ragu-ragu karena masa lalu Chanyeol yang playboy dan gamon.

Namun kenyataan apa lagi ini. Obsesi? Apakah menurut Chanyeol cinta Wendy hanya sebatas mainan? Sehingga lelaki itu dengan teganya menyamakan Wendy dengan orang yang sudah lama meninggal.

Saeron. Entah kenapa gadis itu agak membencinya. Walaupun ia tak pernah bertemu.

"Kita ketemuan aja nanti sore. Gue nggak sabar buat dengerin semua cerita tentang lo," papar Wendy. Membuat salah satu sudut bibir Jisoo naik.

"Wen, gue nggak mau lo berakhir seperti gue. Makanya gue mohon tolong dengan sangat agar lo bisa bekerjasama dengan kita nanti."

"Kita?"

"Gue, Joy, Seulgi, Irene."

*****

Mereka berlima berdiskusi di rumah Wendy. Ada juga Somi disana. Walaupun gadis itu tak tahu apa-apa, namun ia sangat ingin membantu mereka. Karena Somi juga salah satu korban pelampiasan obsesinya Chanyeol.

Diskusinya berjalan sedikit mulus. Walaupun tiba-tiba Joy berubah menjadi Sooyeong dan mengamuki Wendy serta Jisoo. Untungnya itu tidak berlangsung lama dan setelah Joy kembali, mereka melanjutkan diskusinya.

Wendy mengangguk paham. Dia sangat setuju untuk melakukan rencana ini. Entah mengapa semangatnya semakin menggebu-gebu saat gadis itu pikirannya terpusat kepada kecupan hangat di Itaewon dan di kedai membuatnya semakin membenci dan sangat ingin membuat lelaki itu semakin hancur.

Mereka semua saling pandang. Saling melemparkan senyuman, menyemangati satu sama lain. Besok Ia juga dibantu oleh Kai, Sehun, dan Suho. Walaupun susah untuk membujuk mereka bertiga. Karena ia kurang percaya dengan Joy. Namun karena perkataan Joy dan Jisoo meyakinkan, alhasil mereka bertiga ikut andil.

Walaupun mereka belum mengetahui apa yang terjadi besok, namun mereka sangat yakin bahwa Chanyeol akan mengaku kalah serta mengakui kesalahannya.

*****

Tbc

It's Only You | SM SCHOOL (SELESAI) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang