"Mengenalmu adalah anugerah terbesar dalam hidupku. Dan dekat denganmu adalah hadiah terindah yang pernah aku terima."
~alfihidayati
"Assalamualaikum", Bayu memasuki rumah sahabatnya tanpa mengetok pintu. Hal ini sudah biasa dia lakukan, baginya rumah ini sudah seperti rumahnya sendiri.
"Walaikumsalam, masuk nak Bunda lagi masak di dapur sayang", setengah berteriak Irina menyuruh Bayu untuk masuk. "Mau joging? Arina belum bangun tapi bay, kamu bangunin aja. Kebiasaan banget dia kalau hari libur gini susah bangun pagi." Irina terus mengomel tanpa mempersilahkan Bayu untuk duduk terlebih dahulu.
"Ya udah bun, Bayu ke atas bun", tanpa menunggu jawaban dari irina Bayu langsung lari menaiki tangga menuju kamar sahabatnya.
"Woy kebo, bangun lo. Gilaa udah siang ini anak prawan kok jam segini belum bangun si. Pules banget lagi, gue kerjain aja bagus kali ya." Bayu melihat sekeliling ketika melihat spidol di meja belajar Arina, Bayu bergegas menggambil lalu mencoret coret muka Arina dengan spidol itu. "Rasain lo." Bayu tersenyum senang sambil keluar kamar dan pura pura mengetok pintu kembali
Toktoktokkk....
"Arinaa wooyy, bangun dong udah siang ini." Masih tidak ada sahutan ia mengetok lagi, kali ini lebih kencang..
Toktoktook....
"Ariinnaaaa banguuun udaah siiaangg... Bayu terus berteriak hingga Arina bangun
Pintu terbuka menampilkan gadis rambutnya berantakan wajah di tekuk mata masih setengah tertutup dan satu lagi wajahnya yang penuh dengan coretan spidol..
"Eh badak, diem lo ganggu gue tidur aja. Masih pagi pagi buta gini juga. Udah sana pergi gue mau lanjut tidur.. hooaaammmm...." Arina menggerutu kesal kepada Bayu. Arina kesal dengan tingkah sahabatnya yang satu ini. Nggak tau aja jika dirinya masih sangat ngantuk.
"Hahahahahahaha... lo lucu banget sumpah ar. Lo habis ngabain? Muka lo kenapa? Ngaca deh, atau cuci muka eh mandi aja si sekalian. Eh tapi bentar bentar gue fotoin dulu?" Cekreekk. Suara kamera diiringi dengan Bayu bertanya sambil tertawa kencang seolah olah ia tidak tau apa apa.
"Emangnya muka gue kenapa bay?" Arina lari menuju meja seriasnya. Arina kaget mendapati mukanya yang penuh coretan spidol..
"Baayuuuuuuuuu!! Awas ya lo lihat aja nanti gue pasti balas lo! Dasar anak badak!." Arina mengumpat kesal karna Bayu telah mengerjai dirinya. Sungguh Arina menyesal telah berteman dengan Bayu.
" huh, pagi pagi udah bikin naik darah aja dia." Arina pun bergegas ke kamar mandi untuk melakukan ritual mandinya. Sekalian membersihkan mukanya.
"Arina udah bangun bun, bentar lagi paling turun. Bunda masak apa?" Bayu duduk dan mengambil piringnya
"Sayur sop sapa ayam Bay, kamu apain lagi anak Bunda sampai dia teriak teriak kaya gitu?"
"Ehhh.. itu Bun anuu hhee, habisnya nggak bangun bangun si. Sekalian Bayu kerjain aja. Hahahaha" Bayu tertawa mengingat tadi muka Arina sangat lucu sekali
Beberapa menit kemudian Arina terlihat sedang menuruni tangga.
"Pagi Bun, Bun ngapain dia di bolehin ikut makan si. Nyusahin aja pulang sono lo. Sepet mata gue tiap hari lihat lo." Arina duduk di sebelah Bayu dan mengusir Bayu sambil mendorong tubuh bayu.
"Apaan si lo. Nggak usah rese deh, Bunda aja nggak papa kok, iya kan Bun" Bayu membela diri dengan meminta perlindungan bunda..
"Mau sarapan apa mau bertengkar? Cpet makan katanya mau joging? Eh mau joging kok makan dulu si. Kamu juga pakainya kok gitu Ar?" Bunda baru sadar melihat anaknya tidak memakai pakaian olahraga
"Tau ah bun kesel aku. Nggak jadi joging aja,"
"Jalan jalan aja gimana ar? Alun alun kidul yuk. Minggu kan ramai jalan santai aja gitu." Saran bayu
"Boleh juga, ya udah ayo. Gue gini aja lah. Ambil hp aja bentar ya" Arina menaiki tangga dengan berlari
"Bun kita pamit ya. Assalamualaikum bun." Pamit mereka sambil mencium tangan irina.
"Walaikumsalam"
___________
"Seperti biasa kau tampak memukau dan mempesona guratan senyum di wajahmu mampu membuatku nyaman dan enggan untuk berpaling dari wajahmu"- batin Arina dengan terus memandangi wajah Bayu.
"Lo kenapa liatin gue gitu, ati ati naksir gue nggak tanggung jawab lo ya"-bayu
"Apaan si nggak usah ke PD an deh. Nggak akan gue naksir cowok tengil kaya lo. Lagian selera gue nggak serendah itu kali." Kata arina sambil menoyor kepalanya
"Dih songong lu ar, naksir beneran tau rasa lo. Gini gini gue ganteng buktinya banyak tu yang mau lo nya aja yang buta atau jangan jangan lo nggak suka cowok ya. Atau nggak ada yang mau sama lo?" Kata bayu sambil mengacungkan jari telunjuknya di depan muka gue
"Yah wajar aja si lo kaya cowok gini, bodi nggak ada krempeng tipis kek triplek. Nggak pernah dandan lagi" kata bayu lagi sambil memandang seluruh badan arina sambil tanganya menjulur kedepan seperti orang yang sedang mengukur.
"Gimana gue mau dapet cowok kalo hati aku aja maunya sama kamu. Bukanya nggak ada yang mau, banyak malahan tapi sayangnya aku hanya buat kamu bay. Andai aja kamu tau"- kata arina dalam hati
"Eh kok diem, gue salah ngomong ya. Ya sorry gue nggak ada maksut. Bner deh, jangan ngambek ya plis plisss", bayu membujuk arina sambil merangkul arina dari samping
" gini deh kita lanjut muter muter alun alun nanti lo mau apa gue beliin deh, janji deh gue" katanya lagi sambil mengangkat dua jarinya
"Gue nggak papa kok, apaan si lagian lo rese banget. Gue nggak peduli ya apa kata orang yang penting gue bahagia dengan hidup gue sendiri. Lagian jadi diri sendiri itu jauh lebih menyenangkan dari pada harus jadi orang lain, apa lagi berubah hanya karna ingin memenangkan hati orang. Kurang kerjaan bagi gue hal kaya gitu tu. Dah ayo ah, tadi lo mau nraktir gue kan" jelas arina panjang lebar lalu berjalan meninggalkan bayu yang masih diam di tempat
"Gue salut sama lo ar, andai aja kita bisa lebih dari sahabat gue bisa terus ada di samping lo. Lo itu tipe cewek yang langka"-gumam bayu lalu berlari ngejar arina
Masih ngos ngosan bayu mencoba menjajarkan langkahnya dengan langkah arina "huh.. huh.. jangan cepet cepet napa ar larinya.. capek gue sumpah deh" kata bayu
"Lo cowok ap cewek si? Baru lari segitu aja udah ngeluh. Kaya gue dong di suruh keliling alun alun ini gue sanggup". Kata arina dengan tangan menepuk dada
"Lo yakin? Ini alun alun luas lo? Tanya bayu
"Ya yakin aja, asal ada hadiahnya hhee" kata arina sambil nyengir
"Yee gue juga mau kali tapi nggak tau sanggup apa enggak. Lagian lo tampangnya aja yang cewek tapi tenaganya kek kuda" ejek bayu
"Sialan lo, dari pada lo lembek kalo gue si malu kalah tenaga sama cewek" balas arina tak mau mengalah dari ejekan bayu
"Ya bukanya gitu, gue tu sebenarnya kuat kuat aja tapi kan.. ya hemat tenaga.. ajaa" elak bayu dengan kata terpotong potong
"Alaaahh bilang aja emang nggak kuat nggak usah sok deh. Lagian siapa yang nggak tau lo si. Bayu yang dulunya anak mama hahahaha.. lo nggak inget siapa yang dulu nylametin lo dari serangan geng di sekolah jaman sd dulu?"
Arina tertawa mengingat kejadian itu.
"Apaan si lo. Nggak usah di inget juga yang itu gue malu. Tapi btw makasih ya hhe. Lagian sekarang gue udah jago beladirinya kok santai ajaa.. jadi lo nggak perlu repot repot nolongin gue lagi" katanya seraya menaikan kedua alisnya
"Dih sombong sekarang, jangan lupa juga siapa yang buat lo jago. Tapi ya tetep aja lo masih di bawah gue" kata arina meremehkan bayu
"Iya iyaa. Tau kok yang udah jadi jagoan tingkat nasional." Terdengar dari nada bicaranya, Bayu seperti tidak ikhlas memuji Arina
Jangan lupa vote + komen guyyss
KAMU SEDANG MEMBACA
Jogja & Sepucuk Surat SENJA (SELOW UPDATE)
Teen Fiction"Karnamu aku tau bahwa yang namanya cinta tak harus memiliki. Hadirmu membuatku paham dan mengerti tentang devinisi kedewasaan. Senja yang kau bilang indah akan tampak biasa saja ketika tak ada kau saat aku menikmatinya." "Kamu, Senja, dan Jogja itu...
