Part 14

58 4 1
                                    


"Kalian ngapain aja di kantin? Lama amat, laper nih gue," kata Bayu sebal.

"Lo pikir aja sendiri, lo kira pengunjung di rumahsakit ini cuma kita. Lo kira nggak antri?" Cerocor Farhan.

"Ya santai dong. Kali aja lo ngapelin tu temenya si Arina,"

Azila yang tau maksut dari omongan Bayu merasa malu, "Apel apaan, yang ada saya di omeli terus kok. Dijadiin budak malah,"

"Parah lo han. Dia itu sahabat gue lo,"sahut Arina kemudian.

"Ya lagian siapa suruh ngintilin gue,"

"Awas aja lo sekarang gini kalo nanti jadi suka sama dia gue nggak bakal ijinin,"ancam Arina.

"Udah-udah katanya pada laper kok malah bertengkar,"lerai Amel yang dari tadi diam. Sedangkan Dirga hanya bisa geleng geleng melihat anak-anak itu bertengkar.

Saat mereka tengah makan tiba tiba  pintu kamar rawat Arina terbuka, terdapat sosok laki-laki yang memakai celana jeans dengan jaket hodie dan sepatu sneakersnya. Tatanan rambut yang rapi dan seperti biasa dengan tatapan dinginnya, tak lupa di tangannya ia membawa sekranjang buah-buahan.

Semua mata yang tadinya tengah fokus makan sekarang pandangan mereka teralihkan pada sosok tersebut," ngapain lo kesini," kata pertama yang di ucapkan Bayu pada dia.

"Mau jenguk Arina lah, ya kali dia kesini mau lahiran," bukannya orang itu tapi malah Farhan yang menjawab pertanyaan Bayu.

"Assalamualaikum," menghiraukan omongan Bayu dan Farhan dia tetep mengucapkan salam. Menjabat tangan Amel dan Dirga. Lalu beralih duduk di samping Arina.

"Sama siapa tur?"tanya Arina. Orang itu tak bukan dan tak lain adalah Fatur. Setelah mendapatkan info dimana Arina dirawat sepulang sekolah ia bergegas berangkat ke rumahsakit ini.

"Seperti yang kamu lihat, aku sendiri ar," jawabnya lembut,"makan yang banyak biar cepet sembuh," sambungnya lagi sambil mengacak-acak rambut Arina.

Bayu yang melihat hal itu langsung  menempatkan posisinya duduk di ranjang Arina. Lalu langsung menyuapi Arina makanannya. Arina yang kaget hanya bisa pasrah mendapat suapan tersebut.

"Gue bisa sendiri bay," tolak Arina pada Bayu. "Kenapa? Lo nggak mau, nggak suka gue yang suapin?"tanya Bayu dengan tatapan tajamnya.

"Bukannya nggak mau, tapi lo dari tadi nggak bener banget nyuapinya. Lihat nih, berantakan semua," ucap Arina sambil membereskan sisa nasi yang berjatuhan di slimut.

"Minumnya ar,"ucap Fatur sambil menyerahkan segelas minuman. Dia membantu Arina minum pandangan mereka sempat bertemu beberapa detik. Bayu yang jengah melihat Fatur dan Arina memilih keluar dan duduk di kursi tunggu depan. Di susul Dirga beberapa saat kemudian.

"Kenapa keluar bay?"

"Nggak papa pa! Ngadem dikit, di dalem gerah banget," jawab Bayu masih dengan nada emosinya.

"Cemburu ceritanya?"

"Ya nggak lah pa, nggak mungkin Bayu cemburu sama dia. Cuma kesel aja, Fatur itu yang udah bikin Arina dan Bayu malu waktu mos dulu," kata Bayu mengelak.

"Nggak rela Arina sama Fatur?"

"Banget!". Dirga perlahan memberi pengertian pada anaknya," saat kita tidak rela melihat orang yang kita sayang dekat dengan orang lain itu namanya cemburu. Terkadang kita tidak sadar dengan perasaan kita sendiri. Kalian dari kecil itu  selalu bersama, jadi kalian udah nggak bisa bedain perasaan dan perhatian mana perasaan sayang pada sahabat mana perasaan pada lawan jenis, dan dengan datangnya orang baru, membuat perasaan itu tersamarkan" kata Dirga.

Jogja & Sepucuk Surat SENJA (SELOW UPDATE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang