Bagian 14

9.2K 411 4
                                    

Saat makan malam Arkan mengunyah dengan tidak selera, matanya sudah mengantuk dan mulai merengek. Sebelum Ais bangkit dari kursinya dengan sigap Andre menggendong anaknya untuk pergi tidur setelah sikat gigi dan wudhu dengan janji malam ini mereka akan membaca cerita tentang sahabat nabi Salman alfarisi.

Setelah mbok Minah memberesi meja makan dan bu Yanti yang bersemangat membereskan pakaian yang masih di tas belanjaan.

Ais merasa canggung duduk berdua dengan mama, hingga akhirnya mama menggandeng tangannya untuk duduk diteras samping, duduk berdua sambil melihat dan menikmati koleksi anggrek mama dalam temaramnya lampu taman . Suasananya begitu tenang dan damai, mama duduk sambil menahan tangan Ais dipangkuannya.

"Duduk sini nduk! ada yang mau mama bicarakan."

"Ais minta maaf ma, karena tidak memberitahu tentang Arkan sebelum ini."

Mama tersenyum sambil mengusap pelan tangan Ais.
"Mama juga minta maaf ya nduk, karena kamu tidak cukup percaya untuk berbagi cerita dengan mama."

Sambil menghela nafas panjang, seakan ada beban berat yang menghimpit dadanya akhirnya mama bercerita.
"Andre ditinggal Ayahnya saat seusia Arkan. hanya terpaut satu atau dua bulan."

Ais menatap mama dengan terkejut.

" Saat Ayahnya pergi meninggalkan kami, aku hancur Ais, mama kehilangan segalanya, rumah kami, pabrik, dan harga diriku. Aku bersujud dikaki suamiku dan memohon padanya agar tidak meninggalkanku. Andre melihatku dan menangis waktu itu, bukan tangisan yang keras hanya kedua airmata yang meleleh dipipinya dan saat itu aku menyadari Andre melihatku berada dalam keadaan yang menyedihkan, Seorang ibu yang tidak pernah bekerja dan kini kehilangan pegangan hidupnya. keadaanlah yang membuat mama bangkit memulai usaha berdagang perabot hanya dengan sisa uang tabungan yang tidak seberapa, namun Qodarullah,....Allah memudahkan segalanya, selang 2 Tahun aku bahkan sudah mulai mengirim mebel ke Malaysia, kemudian Allah titipkan rizqi yang terus mengalir, Andre tidak pernah merasakan kekurangan secara financial namun kehilangan ayahnya itu membuat Andre sangat posesif dengan apa yang menjadi miliknya, Mama bersyukur dia mau menerima kamu, menantu yang mama pilihkan untuk dia, meski sempat melewati masa muda yang kurang bagus dalam pergaulan namun Allah mudahkan hatinya untuk bertaut dengan mama, dan sepertinya Allah mengabulkan doa mama hingga Andre dikumpulkan dengan teman yang selalu mengajaknya dalam kebaikan.
Andre mulai membangun bisnis yang mama rintis saat duduk di tingkat dua kuliah, pernah menjadi pelayan fastfood untuk menambah uang saku, namun ternyata menjadi marketing untuk bisnis mama lebih mudah untuknya hingga kemudian bisnis ini makin melebar hingga kemudian Andre mulai membuat workshop untuk karyanya sendiri."

Ais mencoba memahami cerita mama, ia tahu ayah Andre meninggalkan mama, tapi tidak pernah tahu seberapa parah kejadiannya dan sepertinya peristiwa ini menimbulkan traumatis seorang anak kecil melihat ibunya yang tidak berdaya bersujud dan memohon mohon kepada suaminya agar tidak meninggalkannya, dan mungkin traumatis ini terbawa hingga Andre dewasa.

"Terlepas dari apa yang menjadi masalah diantara kalian berdua, mama tahu kau bisa mendampingi Andre, mama yakin Andre tidak akan membiarkan Arkan mengalami masa kecil seperti dirinya. Namun sekarang ada kau dan Arkan yang akan menjadi tantangan buat Andre .Saat ini yang mama takutkan adalah Andre belum bisa memaafkan Ayahnya," kata mama dengan mata yang berkaca kaca.

Dengan lembut Ais menghapus kilauan air mata yang ada dipipi mama dan mencium nya.

"Terimakasih mama mau cerita ini kepada Ais."

Akhirnya Ais dapat menarik benang dari semua sikap ngotot Andre untuk Arkan, melewatkan 3 tahun masa awal hidup Arkan hadir di dunia ditambah 9 bulan masa kehamilan membuat Andre merasa sangat bersalah karena telah menelantarkannya.
Andre ingin Arkan menikmati kasih sayang utuh dari kedua orangtuanya, bukan hanya salah satu dari mereka . Hal termahal yang dulu tidak pernah dia nikmati sejak kecil, sepertinya ada banyak sekali PR yang harus Ais selesaikan mengenai hubungannya dengan Andre.
Setidaknya Andre beruntung memiliki seorang mama yang selalu mendukungnya, tidak seperti dirinya yang sendirian berjibaku melewati masa kecilnya dengan kerja keras.
Namun entah mengapa saat ini Ais justru melihat semua yang terjadi padanya hanyalah sebuah fase yang Allah siapkan untuknya agar tetap dilewati setahap demi setahap, sambil tersenyum simpul Ais mengambil air wudhu sebelum tidur malam ini.
Sudah hampir jam 22 saat Andre masuk kedalam kamar, melihat Ais yang belum tidur Andre merasa ada sesuatu yg akan mereka bahas.

Menantu Pilihan Mama Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang