7.

1.1K 50 3
                                    


°Flashback on°

"Aku, hiks... aku rindu kalian" ucapnya lirih

Setelah itu Esa pergi ke dalam kamarnya karena ponselnya berbunyi, ia pun mengangkat panggilan masuk itu.

"Halo pa?" ucap Esa senang

"Gimana kabar kamu? Besok mama sama papa pulang" ucap Papa Esa

"Baik kok pa, jangan lupa oleh-oleh ya" ucap Esa bersemangat

"Hm, iya-iya anak papa yang paling cantik" ucap Papa Esa terkekeh pelan.

Lalu sebelum Esa menyelesai kan ucapannya, sambungan telpon pun terputus.

"Aku pikir papa sama mama lupa kalo kalian masih punya aku" gumam Esa.

Esa pun berjalan menuju kamar mandi untuk membersihkan diri nya, lalu setelah selesai dan berpakaian ia pergi sarapan, dan kembali ke tepat ternyaman nya, yaitu kamar nya yang selama 17 th ini sudah menemani nya.

'Esa memiliki keluarga yang harmonis, akan tetapi ke sibukkan papa dan mama nya menjadikan nya seperti hidup sebatang kara, ia memiliki kakak perempuan yang bernama Delsa, papa dan mama nya selalu mengatur kehidupan kakak nya, kakak nya hanya menuruti nya saja, namun berbeda dengan Esa yang tidak mau di atur, dan menjadikan dia seperti saat ini, punya keluarga namun seperti sendiri.

Saat kecil Esa selalu di bandingkan dengan kakaknya, itu lah yang membuat ia muak dan bersikap baik-baik saja seolah tak ada apapun.
Lalu semuanya berubah setelah kejadian itu terjadi, kejadian yang kembali memberi warna di harinya.

°flashback on°

"Ya ampun, pasti telat.. kenapa bisa ceroboh kayak gini si?" ucap Esa berlari di lorong sekolah.

Tiba-tiba ada seseorang yang berlari berlawanan arah dengan nya dan mereka pun bertabrakan.

"Aduuhh.. eh ya ampun maaf gak sengaja gapapa kan?" ucap orang itu membangun kan esa, "coba gua liat ada yang luka gak?" ucapnya panik dan memutar-mutar tubuh esa, "mana-mana ada yang sakit?".

"Ohh... iya, gapapa kok gak ada yang sakit" ucap Esa tersenyum kikuk.

"Ehh... eummm kenalin aku Sivia, Sivia Inka, panggil aja Sivia kalo ga Via" ucap Sivia tersenyum lalu mengulurkan tangan nya.

"Oh... a-aku Esa, Esa Hanuz, panggil Esa aja" ucap Esa gugup lalu menerima uluran tangan sivia.

"Aku duluan ya, buru-buru soalnya, paiii" ucap Sivia kemudian berlari meninggalkan Esa.

Esa pun tersenyum.

Lalu apa sekarang aku memiliki teman? - Esa

Setelah kejadian nya bertemu dengan Sivia, akhirnya ia semakin dekat dan akrab dengan Sivia, lalu Sivia mengenal kan Esa pada sahabatnya yang lain.

°flashback off°

Esa pun tersadar dari lamunannya dan ia tersenyum, rasanya mengingat masa-masa pertemuan nya dengan sahabatnya itu selalu saja membuat nya bahagia.

Ia pun meraih gagang laci lalu mengambil 2 butir obat dan neminumnya, kemudian menidurkan tubuh nya sebelum terlelap.

"Terima kasih sudah mau menerangi sisi gelap hidup ku" ucap Esa lalu terlelap.

**

Esa pun merasa terganggu dari tidurnya, Esa terpaksa bangun lalu melihat jam yang ada di dinding kamar nya yang menunjukkan pukul 8 malam ternyata ia tertidur cukup lama, dan suara telpon yang terus mengganggu pendengaran nya ia pun akhirnya mengangkat nya dengan malas

DEPRESI (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang