17.

456 25 1
                                    

~~~~~

°flashback on°

Hadi yang berhasil menenangkan fihan pun tersenyum, dan ternyata fihan tertidur di pundak nya ia segera memindah kan fihan ke kamarnya dan membiarkan fihan tidur.

Fihan yang mengetahui hadi pergi langsung terbangun, dia hanya pura-pura terlelap agar hadi bisa cepat pergi.

Setelah lama duduk di tepi ranjang nya, fihan berjalan ke arah jendela menatap langit yang mulai berwarna senja, ia pun mengambil ponsel nya dan mengirim pesan pada seseorang.

Fihan :
Apa ini dengan kantor polisi? Saya ingin memberitahu kan bahwa di daerah perumahan jl. Mekar indah ada narapidana yang beberapa tahun terakhir ini di cari, atas kasus pembunuhan dan juga tabrak lari. Rumah no. 09

082274xxxx

Baik, terimakasih atas informasi anda.

Semoga yang gue lakuin gak salah -fihan

°flashback off°

"Ja..jadi lo?" Ucap luna tak percaya

"Iya" fihan

"Tapi kenapa?" Esa

"Gue gak mau terus di kelilingi rasa bersalah dalm hidup gue,mungkin dengan cara ini gue bisa tenang." Fihan

"Dan sekarang bisa kamu ceritakan kronologi nya?" Ayah luna sembari menulis pembicaraan fihan ayah luna terus bertanya.

"Iya.. pembunuhan itu terjadi karena ketidaksengajaan, saya muak dengan sikap ayah appa yang selalu kacau dan memukuli mama, semuanya terjadi begitu cepat, dan soal kecelakaan itu saya terlalu takut, dan saya sama sekali gak sengaja, malam itu.." fihan kembali bercerita.

°flashback on°

seketika ponselnya berdering ia menepikan motornya lalu mengangkat ponselnya

"Halo" Fihan

"Pesawat yang di tumpangi mama kamu mengalami kecelakaan dan tidak ada yang tersisa, saat ini sedang di adakan evakuasi, maaf.. halo apa anda mendengar saya..? " Penelpon

Fihan hanya diam lidah nya terasa kelu untuk berbicara, harusnya ia akan menemui mama nya yang baru pulang setelah sekian lama pergi dan seketika harapan itu musnah dengan cepat.

Seketika senyumnya luntur lalu fihan segera mengendarai motornya dengan kencang tanpa ia sadari ada seseorang yang menyebrang sambil berlari lalu ia menabrak seseorang.

°flashback off°

"Dan itu kenapa alasan saya bisa menabrak aisya, saat itu semuanya hancur bersamaan, dan bodoh nya saya tidak bertanggung jawab dan pergi dengan rasa takut" fihan mengusap wajahnya.

"Maaf waktu kunjungan sudah habis" polisi datang dan membawa fihan kembali ke sel tahanan.

"Iya terimakasih" ayah luna berdiri lalu membungkuk kan badannya.

Fihan pun pergi.

"Sudah ayo pulang, setidaknya ayah dapat informasi" ayah luna berjalan keluar

"Iya yah" luna

"Gue gak nyangka soal ini" esa menundukkan kepalanya

"Gue juga, udah ayo pulang" luna menggandeng tangan esa.

**

Sivia duduk termenung di depan rumah lamanya, ia baru saja sampai dan mencoba untuk beristirahat namun ia tidak bisa menutup matanya, berakhir lah jadi duduk termenung.

DEPRESI (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang