14

525 29 1
                                    

Esa akhirnya sampai di depan rumah luna, setelah berfikir lama akhirnya esa memutuskan untuk menceritakan semua pada luna.
Esa pun mengetuk pintu dan tidak beberapa lama ibu luna muncul dari balik pintu.

"Ehh.. nak esa, cari luna ya? Dia ada di dalam, ayo masuk." Ucap  Ibu luna ramah.
"Eh .. iya bu" esa hanya mengangguk sambil tersenyum.

Ibu luna pun masuk di iringi esa,

"Ekhemm.. sayang ada teman kamu" ucap lbu luna

Luna pun berhenti bercanda dengan ayahnya.

"Eh, esa? Mau apa?" Tanya Luna bingung.
"Heh, masa kamu gitu, udah sana ngobrol di taman belakang, mau ibu buatin apa?" Ibu luna
"Eh gak usah bu" cegah esa.
"Eh.. Hehehe iya bu" ucap luna lalu berdiri, "nanti biar aku yang ambil sendiri, cie yang mau mesra-mesraan.. Ayo sa.." ucap luna menggandeng tangan esa.
"Heh.. ini anak ya.." kaget ibu luna lalu tersenyum

Luna dan esa pun berjalan ke taman belakang.

"Selamat bersenang-senang bu.." luna berteriak

Luna dan esa duduk terdiam di sebuah ayunan, tidak ada yang berani membuka suara, sampai akhirnya..

"Lun?" ucap Esa
"Hmm.." dehem luna

Esa pun memeluk luna.

"Lun.. hiks, gue gak tau harus cerita ini ke siapa lagi, fihan lun, fihan.. dia di penjara" lirih esa
"Lo jangan bercanda sa, gimana bisa?" ucap Luna bingung.
"Gue gak tau tadi pagi dia nelpon gue" ucap esa
"Kita harus temuin dia di kantor polisi sekarang juga.." ajak luna.
"Tapi lun, dia.. dia ngelarang gue buat kasih tau ini ke siapapun" ucap esa menyesal.
Luna pun Melepas pelukan itu, "oke, gue bisa minta tolong ayah gue buat bantu ngebebasin fihan, walaupun kemungkinannya kecil, seenggak nya hukuman dia gak terlalu berat" ucap luna meyakinkan esa.

Esa pun hanya mengangguk.

"Enak ya jadi lo lun, keluarga lo harmonis, selalu ada buat lo..sedangkan gue?" Ucap Esa
"Ssstt.. suatu hari nanti sa, pasti ada saatnya" ucap luna lalu tersenyum dan mengelus pundak esa.

Luna pun tersenyum.

Setiap orang bisa melihat suatu keadaan dari pandangan mereka, tanpa lo tau, lo gak tau apapun soal keluarga gue sa. - luna

**

Sivia berlari meninggalkan esa, dia menangis sepanjang jalan sampai dia tidak sengaja menabrak seseorang dan terjatuh.

"Eh.. sorry gue gak sengaja" ucap nya
"Hikss.. i-iya gpp" ucap sivia menunduk.

Sivia dan orang itu akhirnya berdiri, dengan sivia yang di bantu berdiri.

"Lo..lo nangis? Mana? Mana yang sakit?" Ucapnya panik
"Nggak, gpp kok, bukan gara-gara lo" ucap sivia mengusap air mata nya.
"Eh.. iya gue riki, sorry udah nabrak lo, gue duluan ya, lagi buru-buru byee.." ucap riki lalu pergi.

Sivia yang melihat itu pun tersenyum dan melangkah kan kakinya

"Kenapa jatuh cinta bisa secepat itu?, Riki" sivia

Riki yang jalan tergesa-gesa pun tak sengaja menabrak seseorang atau lebih tepatnya ia yang di tabrak, lalu setelah membantu nya berdiri dan memberitahu nama akhirnya riki pergi.

**

Dan disinilah dia, rumah sakit ia penasaran dengan penyakit yang di derita luna, karena kalau tidak salah dia merasa tak asing dengan penyakit itu.

"Uhh.. dimana ya? Perasaan tadi disini" ucap riki

Riki pun mencari-cari berkas yang tadi pagi ia terima namun belum ia baca.

"Ehh.. dimana? Ayolah inget-inget" ucap riki memegang kepalanya, "oh iya.." ucap riki

Akhirnya riki pun menemukan berkas tersebut di lemari dekat meja kerjanya.

"Nah kan ketemu" riki (mengambil sebuah berkas dengan map biru)

Akhirnya riki duduk di bangkunya dan membuka berkas itu.

Nama : Luna Elia
Pasien : Psikologis
Penyakit : PMDD (PreMenstrual Dysphoric Disorder)
Rincian lain : PMDD atau sering disebut depresi premenstrual merupakan gangguan mood ekstrem yang bisa mengganggu keseimbangan emosi dan perilaku.
Gejala yang timbul :
>Kesedihan berlebih
>Kecemasan berlebih
>Sangat mudah marah
PMDD kemungkinan di sebabkan oleh adanya riwayat depresi sebelumnya pada seseorang.

"Hmm kayak nya gue harus ekstra jagain lo" gumam riki

**

Disinilah mereka di sebuah taman bunga, Hadi sengaja membawa aisya ke sini karena aisya memang menyukai bunga.
"Gue suka senyum lu sya, senyum yang bisa bikin hati gue menghangat dan berdebar" gumam hadi

Hadi akhirnya berlari menghampiri aisya yang memang sudah sejak awal berlari di tengah-tengah taman, aisya yang menyadari hadi akan menghampirinya berlari menghindar.

"Eh jangan lari" ucap hadi
"Sini tangkap gue kalo bisa. Wleeee" teriak aisya

Jadilah aksi kejar-kejaran diantara mereka dan tak lama hadi pun berhasil menangkap aisya mereka terjtuh di hamparan bunga dandelion dengan posisi hadi di atas aisya. Lama tatapan itu terjadi, sampai semburat rona merah muncul di pipi aisya dan akhirnya.

"Eumm di, a-awas.." ucap aisya gugup
"Eh.. i-iya sorry" ucap hadi kikuk

Akhirnya mereka terduduk lalu menatap sang mentari yang sebentar lagi menyembunyikan dirinya, mereka masih sibuk dengan pikirannya masing-masing

"Ishh apaan si, kenapa posisinya harus kayak gitu tadi.. ughhh gue maluu - aisya

Eh begoo.. kenapa tadi segala pake jatoh di atas aisya si?.. jantung gue, aduh.. kayak nya gue bakal punya riwayat jantung.. hufffss.. tenang di, tenang...- hadi

"Em sya? Gue, gue suka sama lo, perasaan ini bener-bener memilih lo sya, plis maafin gue yang udah labil masalah ini" ucap hadi
"tapi di, soal sivia?" tanya Aisya bingung
"Dia pasti ngerti sya cinta gak bisa di paksain, walaupun bisa itu bukan cinta sya, itu hanya sekedar obsesi untuk memiliki" ucap hadi menatap aisya
"Gue.. gue gak bisa" ucap aisya lirih, "gak bisa nolak maksud gue" lanjut aisya dengan senyum jail nya.
Hadi pun kesal dan mengusak rambut aisya gemas.
Mereka pun mengobrol tanpa sadar mentari sudah menghilang di langit, lalu hadi menatap lekat mata aisya dan tersenyum, aisya pun ikut tersenyum, lalu tak lama hadi mengecup sekilas bibir dan dahi aisya, aisya yang mendapatkan perlakuan itu hanya mampu menunduk dengan wajah yang sudah merona.

Hadi pun mengangkat dagu aisya agar menatapnya.

"I love you" ucap hadi
"M-me too" ucap aisya gugup

Dan akhirnya sepasang bibir itu kembali melebur, diawal malam yang membawa mereka pada sebuah kehangatan cinta.

Tbc😘😘

Kangen ga?
Nggak ya? Yaudah😏😔

DEPRESI (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang