37.

270 23 0
                                    

Read read read👏

Pisau itu menusuk perut nya, luna hanya meringis kesakitan, saat akan melepas pelukan orang itu, orang itu malah memperdalam tusukan nya.

"Ingin tau dimana kesalahan mu?" Tanya nya

Luna hanya diam, karena perutnya yang semakin sakit dan mengeluarkan banyak cairan amis berwarna merah itu.

"28 april"

°flashback°

Seseorang dengan jubah itu menghentikan gerakan tangan nya saat akan mengambil buku itu.

28 april

Sekarang waktu yang tepat untuk mengatakan semuanya, kejadian di atap sekolah itu. Aisya, dia yang membunuh wina.

Ia pun tersenyum dan menutup buku itu.

Kalo lo punya banyak nyawa - batinnya.

°flashback off°

"A-aisya?" ucap luna terbata

"Ya, ini gue" ucap aisya santai.

Luna pun menangis terisak, aisya yang jera pun melepas tusukan nya dan mendorong luna.

"Lo, hidup lo gak lama lagi dan semua yang lo tulis di buku sialan itu semua udah gue buang" ucap aisya kesal

"Ma-maaf sya, hiks... maaf" ucap luna

Aisya pun hanya tersenyum sinis, lalu luna pun berdiri dan mendekat kearah aisya.

Grep

Luna memeluk aisya, pelukan yang sangat erat, Aisya hanya diam dengan wajah datarnya.

"Bukan kamu sya, bukan... bukan kamu"

"Dia, aku tau semuanya, wina yang bawa aku ke masa lalu"

Luna berbicara dengan nafas yang mulai menipis, dan suara yang semakin pelan.

Saat mendengar nama wina, aisya pun menegang, badannya seolah kaku, ingatan itu kembali berputar di kepalanya.

Ia melihat nya, melihat wina yang tersenyum ke arah nya dan melambaikan tangan nya.

Lalu sosok itu terpecah menjadi cahaya dan pergi menjauh kelangit

"Riki, riki orangnya, dia yang sala..." ucap luna lalu terjatuh dari pelukan aisya

Senyuman kemenangan di bibir aisya luntur saat melihat sosok wina tersenyum pada nya.

Lalu luna terjatuh dari pelukan nya dengan darah merah yang semakin pekat.

"Apa? Apa yang sudah aku lakukan? Hiks.. luna?"

Aisya memeluk tubuh luna dengan isakan memilukan.
~~~~~

To be continuous💜

DEPRESI (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang